HANTU DI SEKOLAH

21.3K 916 56
                                    

Heeii....authornya kembali menulis lagi nih....kali ini mau nyeritaiin rasanya suka sama makhluk astral..yaa...sampai sampai dikatain gila sama temanku-_-.

Dimulai dari aku pindah sekolah. Ya, aku selalu pindah sekolah setiap tahunnya. Aku harus menyesuaikan diri kembali di sekolah baruku ini.

Di hari pertamaku, aku berkeliling di sekolah baru yang terlihat asing ini. Aku berjalan-jalan sendirian ke belakang sekolah. Sebagai anak baru, tentu aku harus mengenal lingkungan baruku. Tapi, ternyata aku benar-benar tidak sendirian. Ada seseorang yang menemaniku. Seorang pria tampan (penulisnya perempuan). Sangat, sangat tampan.

Matanya sayu, bibirnya agak tebal dan sedikit merah muda, wajah dan tubuhnya putih, dan dia lebih tinggi dariku. Setiap orang yang melihatnya pasti akan terpesona. Tapi, anehnya, dia memakai baju tradisional Jepang, kimono. Rambutnya panjang seperti wanita, saking panjangnya rambut itu bisa disanggul seperti gaya orang Jepang. Senyuman pertamanya membuat jantungku berdetak kencang.

Dia berbicara kepadaku, tetapi aku tidak tahu apa yang dia bicarakan. Kurasa dia sedang memperkenalkan dirinya. Ah, sayang sekali aku tidak mengerti apa yang ia katakan. Lalu, tanganku ditarik olehnya. Aku menabrak pembatas tembok, dan kulihat di sekelilingku, dia tidak ada. Aku mencoba melihat ke atas pohon tua—pohon itu hanya tersisa batang dan ranting, tanpa daun, kurasa pohon ini habis disambar petir karena di bagian atasnya sedikit gosong—dan kulihat pria tampan itu ada di atas pohon. Dia melambai-lambaikan tangannya, dan dia juga mengayun-ayunkan tangannya seakan-akan berkata, "Ayo... kemari... ke sini bersamaku...." Aku menggelengkan kepala, dan kebetulan bel masuk berbunyi. Syukurlah, aku berlari menuju kelas.

Beberapa hari setelah bersekolah di sana, aku mulai memiliki banyak teman, dan aku memberanikan diri untuk bermain di belakang sekolah bersama temanku. Kulihat, dia tidak ada.

Syukurlah... tapi... tunggu dulu...

Bukankah itu dia sedang duduk di atas pembatas tembok? Dia bersama siapa? Wajahnya menyeramkan, gosong. Siapa temannya itu?

Sudahlah... sudahlah... itu bukan urusanku...

"Itu urusanmu, cantik. Oh iya, aku Tami. Dia temanku, yang kau suka itu..." Suara bermuka seram itu tiba-tiba terdengar di belakangku. Spontan aku lari. Siapa yang tidak takut jika ada seseorang yang mengagetkanmu seperti itu, apalagi dengan wajah seram. Ternyata, semua temanku juga ikut lari.

"Kamu kenapa sih lari kayak ketakutan gitu?" tanya salah satu temanku.

"Eh... enggak... kok... gak apa-apa..." jawabku dengan gemetar.

"Ah... kamu bikin kita takut saja..." kata temanku yang satunya lagi.

"Kamu... emangnya ngelihat apa sih? Kalau kamu gak lihat apa-apa, gak mungkin lari ketakutan gitu...." kata temanku yang kehabisan napas karena lari.

"Di sini memang angker katanya..." sambungnya lagi.

Kring... kring... kring...

Untung bel berbunyi, kalau tidak aku mau jawab apa, nanti disangka menakut-nakuti lagi.

Beberapa minggu kemudian, di sore hari, saat itu ada kegiatan ekstrakurikuler, sedang hujan lebat, dan kebetulan mati lampu juga.

Sial. Ya, sial. Kata-kata itulah yang pantas untuk menggambarkan keadaanku saat itu.

Entah kenapa temanku yang duduk di sampingku tiba-tiba pingsan. Otomatis aku berteriak meminta bantuan. Waktu itu kami berada di dalam ruangan, dan hanya aku dan temanku yang ada di ruangan itu.

Keberuntungan datang tak terduga, ada guru olahraga yang lewat, dan aku langsung meminta bantuan. Singkat cerita, temanku langsung dibawa ke UKS dan akhirnya sadar.

Katanya, saat itu dia sedang bengong tiba-tiba ada sesuatu yang lewat di depan ruangan, dan entah kenapa dia bisa pingsan. Ya, begitulah katanya... entah dia jujur atau berbohong, tapi rasanya tidak ada yang lewat di depan ruangan. Tidak tahu juga sih....

Gara-gara dia bercerita, atau mungkin karena aku yang penakut akan kegelapan, aku merasa sedikit merinding... bulu kudukku berdiri, dan badanku terasa panas-dingin. Ah... sudahlah... lupakan itu.

Angin masih bertiup kencang disertai hujan deras dan suara gemuruh petir seperti bom yang meledak ke sana-sini. Untung saja lampu sudah menyala, jadi keadaan seperti ini tidak membuatku takut seperti tadi. Cuaca seperti ini benar-benar membuatku mengantuk, dan tanpa sadar aku menyenderkan kepalaku ke sudut dinding. Memang dulu aku suka duduk di sudut/pojokan ruangan (tidak tahu kenapa, terasa nyaman saja).

Entah baru beberapa menit aku memejamkan mata, tiba-tiba aku mendengar teman-temanku berbisik-bisik. Ah... paling juga gosip tentang cowok. Tapi... kenapa aku penasaran ya....

"Kenapa nih... emangnya ada apa sih?" tanyaku.

"Itu, ruangan perpustakaan yang di sebelah, lampunya itu loh," jawab temanku, sambil menggantungkan kalimatnya yang membuatku semakin penasaran.

"Emangnya kenapa sih... jangan bikin penasaran deh..." jawabku dengan kesal.

"Nanti lo takut lagi?" tanyanya kembali.

"Yaelah... nggak bakal takut gue... ayo... ada apaan gue penasaran tahu..." jawabku dengan kesal.

"Itu... anu... ck... apasih... itu... lampunya," kata temanku yang satunya lagi.

Dih... bertele-tele banget sih nih orang.

"Iya kenapa lampunya?" tanyaku yang mulai kesal.

"Itu... lampu... lampunya... lampu perpustakaan berkedip-kedip," akhirnya dia menjelaskan.

"Oh... cuma berkedip doang." jawabku.

"HAH... cuma oh doang, lo takut ya?" kata temanku yang sedang melongo.

Apa! Takut. Hah.

Mana ada orang yang tidak takut sama hal gaib begituan.

Aku abaikan saja apa yang dikatakan olehnya dan aku langsung melanjutkan tidurku. Katanya, guru yang mengajari kami tari tadi sedang mengantarkan pulang temanku yang pingsan, jadi lumayanlah untuk tidur sebentar menunggu jam ekstralikuler selesai.

__________________________
#jangan lupa vote dan komentarnya yaa....
biar authornya semangat...

AKU INDIGO ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang