deritaku saat menulis ini.

1.4K 116 15
                                    

Sesuatu penyesalan ketika diriku menulis ini. kau tahu ? semakin diriku mencari tahu tentang 'mereka', semakin diriku tersiksa. Aku benar-benar takut. Mereka semua meminta tolong kepadaku setelah mereka tahu.

Kalian bodoh. Jika kalian tak berbuat hal konyol, mungkin kalian tak akan tersiksa seperti ini.

Jenny maafkan aku. Aku sempat bertengkar denganmu karena egoku kala itu.

Mereka memang licik dan menipu. Aku tak bisa tidur karena di ganggu. Sekarang aku terkena insomnia akut. Tak bisa tidur karena suara mereka menjerit meminta tolong.

Aku mengulik cerita mereka agar diriku dapat mengambil hikmanya, tetapi pikiranku tak kuasa menerima semua informasi yang masuk dari mereka.

Aku terkadang kasihan dengan mereka. Mereka pernah hidup dan aku juga akan mati. Tapi aku tidak akan seperti mereka. Mereka ingin kembali hidup, mereka menyesal. Penyesalan mereka membuat diriku Iba. Ternyata itu hanya tipumuslihat mereka.

Maafkan aku Jenny karena aku mencoba berteman dengan mereka. Mereka bukanlah loli ataupun mbak kutilang yang ada di Jawa, yang terlihat menyeramkan dan usil. Mereka berbeda. Mereka satu tingkat diatas itu.

'rasa ingin tahu' ini malapetaka bagiku. Hidupku yang dulu damai, kini berubah karena mereka menjerit meminta tolong, setelah dibantu malah tertawa dan mengikutiku, meminta lebih dari itu.

Ini benar-benar gila. Aku ingin keluar dari takdir kehidupan ini. Aku ingin 'normal'.

Aku mencoba dan selalu mencoba menjadi normal. Tapi entah kenapa tidak merasa nyaman. walaupun aku tertawa bahagia, tetapi ada satu sisi diriku ingin sendiri. Tak ada yang menganggu, apalagi para mahluk-mahluk yang hobi sekali mengelindingkan kepala mereka.

Aku bisa tertawa lepas disaat diriku salah lihat. Melihat pak ocong dengan senyuman seringainya. Hanya di daerah ini aku menemui hal-hal unik di luar pulau Jawa. Ocong memang ada di Jawa, tapi ruang lingkup diriku bermain tak ada mereka.

Aku bisa menyemangati seseorang disaat diriku terpuruk. Atau mencairkan suasana disaat badanku tak kuasa melihat hal-hal unik disitu.

Tetapi aku beruntung. Aku tak pernah merasakan hal yang lebih dari itu.

Tetapi ada satu penyesalan. Ketika temanku berduka, ternyata almarhum datang dan menitipkan suatu pesan yang mungkin tak sengaja terdengar, sampai saat ini aku tak pernah membahasnya. mungkin aku akan mencoba berbicara jika ada waktu yang tepat. Atau mungkin dia melihat tulisanku.

'kau harus akur dengan kakak kandungmu, bagaimana pun orangtua menginginkan semua anaknya tak saling membenci. Semoga kau bisa berfikir lebih jernih' itu yang beliau ucapkan.

Diriku juga sibuk saat ini. Ada beberapa pekerjaan yang harus aku tangani sendiri. Intinya saya benar-benar sibuk.

AKU INDIGO ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang