cerita selingan.

1.6K 125 6
                                    

Sengaja berjalan-jalan hanya untuk mengingat masa kecil. Aku datang menghampirinya. Ternyata aku sudah meninggi, dia yang selama ini menurutku tinggi sekali, sekarang lihatlah dia berada di bawah pundak ku. Aku tahu aku tidak tinggi-tinggi amat, tapi aku senang saja sekarang aku tidak di olok-olok lagi oleh si gosong itu. Lihat bahkan dia jauh sekali bedanya denganku. Kalau temannya itu, hampir sepantar denganku, mungkin dia mati seumuran dengan diriku. Aah... tidak, aku tahu aku tidak meninggi sejak SMP. Sejak aku balig, susah harapanku untuk meninggi.

Tak ada sia-sia aku belajar bahasa Jepang, walau otodidak tapi setidaknya dasar bahasa jepang aku tahu, kata sapaan yang selama ini dia ucapkan aku tahu, dia tak bisa lagi bergosip menggunakan bahasa Jepang dengan si gosong itu lagi. Setidaknya jika dia mengatakan bakayarou dan aku tidak akan tersenyum aneh karena pengucapan anak itu yang sedikit lucu. Sekarang aku sudah bisa huruf aksara Jepang, hiragana dan katakana. Jadi aku bisa tulis menulis di pasir, sama seperti yang dia lakukan dulu. Bodo amat dengan pendapat orang yang melihat seorang dewasa bermain pasir sendirian, yang terpenting aku bahagia. Anak itu sudah mulai mahir berbahasa Indonesia, memang sih dulu dia bisa bahasa Indonesia walau sedikit-sedikit. Tapi sekarang semenjak si 'dia' bersama-sama dengan si Jepang ini, si jepang sudah mulai jago bahasa Indonesia, walau kebanyakan yang aku dengar tadi bahasa kasar -,-

Kalian tahu bagaimana aku berbicara dengan mereka ? Mereka akan berbisik-bisik di telingaku dan menyampaikannya secara 'langsung'. Aku juga bisa berbicara lewat batin, tapi rasanya susah utk menerjemahkannya dan juga aku takut salah jika menerjemahkan hal yang mereka bicarakan. Sebenarnya, ada beberapa mahluk yang tidak bisa berbicara 'langsung' seperti manusia normal, entah kenapa aku pun tak tahu. Tapi yang jelas kata Jenny juga, orang yang aneh seperti diriku tak lebih aneh dari diriku. Jadi yang mendengarkan suara mereka juga hanya sedikit orang yang bisa, jadi jangan tanyakan bagaimana caranya aku berkomunikasi dengan mereka 'lagi'.

Dia bercerita bagaimana dulu kami menghabiskan waktu bersama, bermain bersama, bahkan dulu aku pernah mencoba makan bunga yang si gosong sukai. Aku tak terlalu dekat dengan si gosong, tapi karena dia ngeselin dan sering mengganggu orang-orang di sekitarku, akhirnya aku sering menceramahi dia. Sekarang aku tahu cerita lengkap hidupnya, siapa lagi kalau bukan anak Jepang itu (sebenarnya dia tidak suka dipanggil anak atau bocah atau orang Jepang, dia merasa bahwa ia adalah orang pribumi, pemuda Indonesia), di daerahnya tidak ada yang boleh terlahir sebagai laki-laki bagi orang pribumi, jika ada maka di kubur hidup-hidup. Lalu karena ia keturunan Jepang, jadi ada 2 kemungkinan bagi dia agar tetap hidup, pertama dia menjadi lelaki tapi mengabdi pada Jepang dan dia di jadikan tentara gitu, atau dia menjadi perempuan dan di jadikan budak sex. Ibunya memilih ia menjadi perempuan, karena ia masih dianggap sebagai orang pribumi, dan Ibunya tidak mau jika ia membela yang salah dan kejam.

Dulu Ayahnya tidak menganggap dia sebagai anaknya, jadi daripada takut di bunuh, ia di ubah menjadi perempuan dan di jadikan budak sex oleh tentara Jepang. Singkat cerita, akhirnya ayahnya mau menerimanya tapi dengan syarat tidak ada yang boleh tahu siapapun tentang dirinya dan Ibunya. Dan akhirnya ketahuan oleh orang-orang Jepang (mungkin karena mukanya mirip sekali dengan ayahnya). Ibunya seorang ahli ilmu dunia medis, jadi ia bekerja di salah satu Rumah Sakit yang sekarang adalah Sekolahanku dulu. Singkat cerita Ayahnya pergi ke negaranya karena Hiroshima di bom oleh Amerika yang sampai sekarang tidak pulang-pulang ke Indonesia. Tanpa sepengetahuan Ayahnya, Ibunya di bunuh oleh tentara Jepang di Rumah sakit tersebut|yang sekarang menjadi sekolahan|. Melihat hal itu, dia mencoba melawan tentara itu, tetapi nasib tak berpihak kepadanya, namanya tentara memiliki perlengkapan senjata, dan alhasil dia terbunuh tepat di bawah pohon ini. Entah kapan pohon ini tumbuh, lalu sempat di sambar petir, tapi sekarang pohon ini semakin lebat dan rindang. Aku suka sekali keadaan yang sejuk seperti ini. Aku ingin ke sini lagi. Oh... yaa... aku tak tahu keadaan sahabatku itu, mereka masih menjalankan hubungan, tapi akhir-akhir ini mereka bertengkar, aku tak ingin tahu hubungan mereka lebih jauh. Tapi kalau kata ortu ku sih bilang " kalau dia tetap menjalankan cinta kasih seperti itu, tidak menutup kemungkinan ia menikah dan walaupun menikah dengan manusia, tapi pasti si Jepang itu akan jadi orang ketiga dalam hubungan mereka, bisa jadi berhubungan dengan si jepang bukan dengan si pria itu, pria itu akan menjadi orang yang malang sekali ". Yaa... tapi aku tak mau ikut campur sih, aku akan mendoakan yang terbaik untuk mereka.

Note : mau di taruh ke papan pesan tapi kepanjangan, jadi ini update selingan karena mendadak aja pengen bikin. Bukan update yang bener-bener update, materinya yang akan aku up itu udah selesai sih tapi harus banyak revisi karena ada yang pas aku baca gak enak banget gitu, terlalu menjurus ke syirik, jadi aku up-nya nanti, mungkin kalo vote-nya dikit akan aku un-publis ini dan di up lagi nanti. Sekalian menghilangkan rasa rindu kalian. 

AKU INDIGO ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang