Gadis itu menatap lurus ke depan. Tidak menatap kosong, ia menatap anak anak yang berumur sekitar 3 tahun itu bermain dengan asiknya di taman yang bisa terlihat dari balkon kamar gadis ini. Kalau dipikir, jadi anak kecil itu masa masa terindah. Dapan perhatian penuh dari orang tua, belum punya banyak pikiran, dan belum mengerti apa itu cinta. Gadis ini menghela nafasnya lalu berdiri dan masuk kedalam kamarnya. Ia duduk di pinggir tempat tidurnya lalu menjatuhkan dirinya ke benda yang sangat empuk ini.
Ponselnya berdering, tanda ada panggilan yang masuk. Dari Chanyeol? Ada apa? Jujur, Eunji malas sekali untuk berbicara pada laki laki hari ini, bahkan 'pacarnya' saja ia diamkan. Tapi, ngomong ngomong yang membuat Eunji malas berbicara pada laki laki adalah karena ia masih mempertimbangan jawaban yang ia kasih ke Kibum saat itu adalah jawaban tulus atau hanya jawaban belaskasihan setelah Kibum menjelaskan tentang latar belakang keluarganya saat itu.
Lamunannya buyar setelah ponselnya berdering yang kedua kali dengan nomor dan nama yang sama. Eunji menggeser tombol berwarna hijau.
"Tinggalkan pesan saja"
"Hal---"Eunji hanya berbicara singkat lalu mematikan panggilan dari Chanyeol. Ia melempar ponselnya ke kasur, ia bangkit dan menutup pintu yang menghubungkan kamar dan balkon kamarnya. Sebelum itu, ia melirik keluar sebentar. Mobil ayahnya belum ada dan berarti tandanya ayahnya belum pulang.
Eunjj menuruni anak tangga perlahan menuju dapur, disana ada ibunya yang sedang sibuk berkutik dengan alat alat dapur. Dia sedang menyiapkan masakan untuk makan malam nanti.
"Eomma.."
Wanita paruh baya itu mengurungkan niatnya memotong bawang ketika ada yang memanggilnya. Ia menoleh lalu tersenyum melihat anak gadis satu satunya sedang menatapnya dari jauh. Yang ia sendiri tidak tau dari kapan Eunji berada disana.
"Wae?"tanya ibu Eunji lalu melanjutkan memotongnya yang sempat tertunda.
Eunji berjalan mendekat pada ibunya "Boleh aku bantu?"
"Aish.. ada apa denganmu? Tidak biasanya kau mau membatu memasak? Ada sesuatu yang kau inginkan?"
"Eomma.. Aku tidak ingin apa apa aku hanya ingin membantumu"
Ibu Eunji tertawa kecil "Kau.. Cuci sayuran saja". Eunji mengangguk dan segera melaksanakan apa yang ibunya suruh.
"Emm.. eomma"
"Hmm.."
"Kalau aku punya pacar, bagaimana?"
Ibu Eunji kembali mengurungkan memotongnya ketika Eunji menanyakan 'hal' yang jarang sekali bahkan tidak pernah ia bahas. Pacar.
"Bagaimana apanya? Kau sudah besar, beberapa bulan lagi kau akan lulus dan kuliah. Eomma dan appa tidak melarangmu berpacaran. Tapi, kau jangan sampai salah pilih, kenalkan dulu kepada aku dan ayahmu. Dan kenapa kau menanyakan hal ini? Ada yang menyatakan cinta padamu?"
Eunji mematikan keran air, ia mengangkat baskom kecil yang berisi sayuran tersebut dan menaruh disamping bawang yang sudah ibunya potong.
"Tanpa aku jawab. Eomma kenal padanya"ujar Eunji lalu berlalu begitu saja
"Aku? Kenal? Nugu? Chanyeol? Tidak mungkin... oh, atau jangan jangan..."
-.-.-.-.-
Ponselnya tidak ada kesempatan untuk mematikan dirinya sejenak. Saat cahanya ponselnya redup, ia akan menghidupkan lagi. Saat ini, ia tidak berhenti memandangi wallpaper ponselnya. Seorang gadis dengan senyum yang manis dan eyesmile di matanya. Tanpa aku kasih tau, kalian tau siapa orangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT?! He Is My Soulmate? | end. |
Fiksi Penggemar"I love you" "Lo diem kek, berisik!"