Part 2

6.7K 357 4
                                    

Ari pov
Aku dan dia kini saling bertatap mengisyaratkan kalau kita ini sedang bertanding. Sayangnya, Hanya kita berdua yang tau tribun sekeliling kami nampak Kosong. Karna ini memang jam pelajaran

"Kenapa kamu lama banget dribble bolanya? Mau nyerah? Yaudah Ayo turuti kemauan aku sini" kataku menggodanya. Lihat saja wajahnya kini nampak marah dengan geretakan gigi.
Dia Manis sekali.

"Awas nyesel lo ngomong gitu" ia langsung mendribble bola basket kearahku. Aku langsung pasang kuda2 untuk menahan dia yang akan memasukkan bola ke ringku.

Aku dan dia nampak bergulat dengan bola. Hingga seragam kami nampak basah karna keringat, Dan dia rupanya si pantang menyerah walau selama 15 menit ini dia kalah 3 skor denganku.

"Stopp" aku langsung mengambil bola dari Tangan nya membuat ia memasang wajah frustasi.

"Lo ahh.. jangan ganggu gue, sini balikin bola nya" rengeknya padaku.

"Eh Kamu Lupa kita tadi membuat perjanjian apa? Sekarang sudah 20 menit Dan aku rasa aku menang Kali ini?" Aku menatap wajahnya yang nampak marah besar, ia rupanya tak mau kalah sama sekali?
Ahh wanita memang seperti itu.

"Kamu nggak mau? Atau pertandingan ini sia - sia?" Kataku lagi, membuat matanya melebar.

"Siapa bilang? Gue bukan Anak yang cupu gitu ya? Gue kalah Dan gue Bakal nurutin mau lo. Sekarang lo mau apa?" Tanya nya garang. Membuat aku terkekeh.

Meletakkan bola dilantai lalu menuju kursi tak jauh dari kami mengambil baju seragam yang tadi aku beli untuknya.
Dan berjalan kearahnya kembali, dia nampak memincingkan matanya sesekali menatapku.

"Aku cuman mau Kamu nerima seragam ini , Dan ganti seragam Kotor Kamu. Dan setelah pelajaran ini Kamu Masuk kelas. Nih" aku menyodorkan baju itu kepada nya. Ia nampak tidak suka Dan merasa dikerjain.

Dengan kasar ia mengambil baju seragam dari tanganku dan berlari keluar lapangan, meninggalkan aku yang asik dengan senyumku.

Sungguh gadis yang Manis.

Aisyah pov
Aku tidak mungkin menolak permintaan cowok sialan itu , kanapa aku bisa kalah? Biasanya aku selalu menang dengan siapapun aku bermain. Ahh kenapa bisa begini?

Aku menggati baju kotorku dengan seragam yang diberikan cowok tadi, aku bercermin dan sedikit memperbaiki tatanan rambutku. Ku kuncir kuda dan sedikit merapikan muka abstrak ku.

Bagaimana ini?
Apa aku harus Masuk kelas? Menemui cowok sialan itu?
Ahh kenapa serumit ini?

Langsung aku berlari keluar Kamar mandi menuju kelas. Ayo aisyah kamu tidak boleh curang harus sportif jika kalah kamu jalani hukuman jangan seperti loser.

Aku berlari menyusuri lorong dengan menenteng tas ransel hitamku sedikit terburu buru karna aku terlalu lama dikamar mandi, bisa bisa aku disuruh keluar lagi.

Aku melihat ibu dessy memasuki kelasku, aku mempercepat langkahku.
Aku melihat ibu dessy Baru duduk dikursi nya. Langsung ku ketuk pintu kelas.

"Silahkan duduk aisyah" jawabnya lembut. Aku langsung Masuk Dan tersenyum.

Berjalan kearah bangku dudukku ada yang janggal kenapa Anak ini duduk disampingku?
Ia nampak senyum senyum tak jelas membuat aku takut saja.

"Cantik" kudengar detik ketika aku duduk dikursi ku. Aku langsung menoleh spontan kearah nya.
Dan lihat! Dia seperti orang gila tersenyum sendiri.

"Lo jangan cari masalah sama gue kalo muka lo nggak mau bonyok sama gue" kataku melototinya sambil mengamcam dengan Tangan yang kukepalkan kearah mukanya.
Ia tersenyum kembali.

"Kamu kenapa bikin aku makin suka sih?"
Tuhan. Dia ini kenapa?
Aku Diam.
Daripada mengurusi anak tak penting ini mending aku memperhatikan ibu dessy.

Pelajaran dimulai ia tetap saja menggangguku sampai waktu istirahat pun dia malah mengekori aku. Sebenernya laki laki ini kenapa? Kenapa ia tak berteman dengan sesama laki laki satu kelas? Kan ada banyak.
Dan kenapa harus aku?
Wanita dikelas juga banyak.

Sampai waktu pulang pun dia tetap membuat aku muak dengan paksaan nya.

"Kamu pulang sama siapa? Bareng yuk?"
Aku tetap diam.

"Diem aja sih. Biasanya tanda dari gadis diam itu iyaaa" aku melihat kearah nya. Dan menghadiahkan pelototan tajam.

"Nggak semua yang terjadi di Dunia ini itu sesuai dengan anggapan lo, ngerti?"
Aku langsung berjalan menuju pintu kelas Belum sampai Sarah the geng menghalang jalanku.

"Minggir" Kataku singkat tak mau buang kalimat untuk Anak sok satu ini.

"Santai dong syah. Gue cuman mau ngomong sesuatu sama lo" ia memegang pundak sok akrab langsung aku menghindarinya.

"Apa? Capet. Gue gaada waktu buat lo"

"Sabar. Gue cuman ngomong kalo besok gue mau bangku lo. Jadi lo duduk dibangku depan oke?"

Lihat. Siapa gadis ini? Berani sekali mengaturku.

"Gue gak mau" Jawabku akan pergi tapi Sarah the gang menahanku lagi.

"Kenapa? Oh apa jangan jangan lo betah duduk sama ari? Wow!" Teriaknya membuat cowok yang di belakang ku itu memandang bingung.

"Jangan mentang mentang bokap lo yang punya yayasan lo Jadi seenaknya, gue nggak mau diatur sama siapapun disini tak terkecuali lo! Gue bayar disini. Gue juga berhak atas bangku gue. Dan untuk cowok sialan itu. Gue nggak minat sama sekali"

Aku langsung berlari keluar menerjang mereka tak peduli mereka memanggil namaku.
Hari menyebalkan.
_______________________________________
Jangan Lupa like yaaa
Komentar jugaa hihi 😘

I Love You. Friends!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang