Setelah berhasil lari dari kejaran Ari aku langsung pulang kerumah, Kebetulan hari ini aku juga ada latihan taekwondo. lumayan untuk istirahat sebentar, aku memasuki gerbang rumahku dengan ngosngosan sehabis lari benar sehabis keluar dari angkot aku masih harus berlari bukan karna apa apa, Ari sangat pandai membuatku terkejut tidak terkecuali keadaan seperti ini bisa saja dia tiba tiba ada didepanku.
Aku melangkah lelah sambil menaiki tangga, Sepi seperti biasa suasana rumah seperti ini. justru jika kini berubah ramai karna ada om dan anaknya itu aku malah merasa sangat tidak nyaman, rasanya seperti membuat kebiasaan baru.
"Udah pulang sayang?" Suara dari lantai atas saat aku ditangga, Kebetulan aku saat menunduk jadi tidak mengetahui siapa itu, pelan aku dongakkan kepalaku.
"mama" Kataku disambut senyuman dengan mama. Dia pun turun berniat bejalan kearahku sepertinya.
"Makan? udah mama bikinin sesuatu" Katanya sambil mengelus pundakku pelan, Semenjak Ari sakit hubunganku dan mama mulai membaik ya walaupun aku masih belum bisa menerima lelaki itu menjadi ayah tiriku setidaknya aku berusaha mengikuti kata Ari. Yaitu, Perbaiki dulu hubungan dengan orang lama baru kamu akan mudah menerima orang baru. Kenapa aku jadi memikirkan cowok sialan itu? ahh tidak benar.
"aisyah?" Tanya mama lagi karna tahu aku sedang melamun.
"Iya ma" Jawabku kaget.
"Makan yuk"
"Ahh maaa, aku tadi udah makan siang di sekolah. hmmm mama siapin bekal aja nanti aisyah ada latihan taekwondo" Kataku menolak halus mama.
"Oh kamu latihan, Iya mama baru inget, yaudah mama bikinin bekal ya" Aku menganguk lalu mama meninggalkan aku sendiri di tangga rumah. Sebenarnya aku sangat menyayangi mama namun pengalaman perih dulu masih belum seutuhnya pergi, Tunggu aisyah ma, Aisyah bakal balikin aisyah anak mama yang dulu.
Sampai kamar aku melepaskan semua yang melekat ditubuhku ke sembaragan tempat, Ini kebiasaanku tapi nanti juga akan kubereskan sendiri sedikit aneh. Aku menidurkan badanku dengan keras dikasurku. Menatap langit langit kamar lalu memikirkan hal yang tidak penting seperti biasa. Sebenarnya siapa cewek tadi yang bersama Ari? Bahkan aku tidak pernah melihatnya, Anak baru? Bagaimana Ari bisa seakrab itu jika anak baru? Apa dia kekasihnya saat SMP lalu pindah disini dan cintanya kembali bersemi saat SMA?. Lalu Ari menganggap aku apa coba? Aisyah! memang kamu mau dianggap sebagai apa lagi? Bantinku seakan berbicara sendiri dengan diriku. Aku belum pernah merasakan ini bahkan dengan cinta pertamaku dulu. Ini? Dia yang bahkan belum resmi merebut hatiku bisa membuat aku kalang kabut seperti ini? Arii kamu tega!!!!
"Aisyahhh" Aku terlonjak saat mama mengetuk pintu kamarku dengan keras. "Aisyah kamu kemana kok diketok lama nggak nyaut sih? Aisyah... Nakk..."
"haaaa iya maaa" Teriakku sedikit menjauh. "Aku dikamar mandi ma nggak denger" Dustaku. "Ada apa ma? Bekal nya taruh meja makan aja nanti aisyah ambil sendiri"
"Bukan nak, Ini ada temen kamu" Teman? siapa? Aku langsung membuka sedikit pintu kamar dan menginti mama.
"Siapa?" Tanyaku sambil menoleh kiri dan kanan siapa tahu dia ada disini bukan?
"Mama juga nggak tau siapa, dia cariin kamu itu. sana temuin" Aku menatap wajah mamaku serius dibalas mama yang menatapku aneh. "Ehh kamu ini kenapa?"
"Mama pake sandiwara deh, siapa? Ari?" Tanyaku pada mama, "Udah kalau ari mama nggak usah satu komplotan sama dia, Aisyah nggak mau ketemu sama dia" Kataku sambil akan menutup pintu namun ditahan dengan mama membuat aku kembali menyembulkan kepalaku.
"Ngapain mama satu kopmplotan. Orang memang bukan Ari. Dia cewek kok"
"Ha?" Mama menganguk, Apa itu steffi? Tumben sekali dia akan menjemputku untuk latihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You. Friends!
Fanfiction"Jangan cari masalah sama gue, kalau muka loe gak mau bonyok" - Aisyah "Kamu itu satu satunya gadis yang paling manis yang aku temui" - Ari Ketika gadis jago taekwondo, jatuh cinta dengan sosok laki laki humoris nan romantis. -Ini hanya fiktif belak...