Sudah seminggu setelah Ari sakit kini Ari sudah kembali beraktivitas seperti biasa, Ari sangat sibuk saat dia mulai kembali ke sekolah untuk mengisi nilainya saat sakit, bertemu denganku saja menjadi makin jarang padahal kami sekelas. Aku yang melihat itu hanya diam saja.
Saat ini adalah jam istirahat, waktuku kini bukan untuk main basket di lapangan lagi, tapi memilih duduk diam sambil menunggu seseorang. Siapa lagi yang kutunggu jika bukan Ari?
Setelah menunggu lama sambil melihat sebagian siswa yang bermain di lapangan pandanganku tertuju pada laki laki dan perempuan yang berjalan sangat akrab kearahku. Yang bikin aku kaget dia adalah Ari. Lalu siapa siapa siswa itu? Aku tidak pernah melihatnya.Karna bengong aku sampai tidak mengerti kalau Ari hanya melewati ku saja tanpa menyapaku. Apa apaan ini? Dia tidak menganggap ku? Apa karna siswi itu?
Gadis yang sama sepertinya tomboy berkulit sedikit hitam dengan rambut digerai sebahu nya membuat dia sedikit terlihat girly. Sesaat dia melihat tampilannya yang awut awutan, baju tidak dimasukkan , rambut dikuncir asal dan kulitnya yah dia lebih putih dibanding gadis itu. What? Apa yang aku lakukan barusan? Aku membandingkan diriku dengan siswa lain demi Ari? Tidak aku kesurupan.Dengan rasa marah aku masuk kelas dan menduduki bangku ku dengan kasar. Ini untuk pertama kalinya Ari bersifat dingin, biasanya dia akan ramah dan terus menggodanya sampai Aisyah gerah tapi ini? Dia tidak mengerti apa aku menunggu nya? Benar benar laki laki sialan..
"Hai Syah"
Baru saja aku mengumpat Ari dalam pikiranku dia datang dengan rasa tak bersalah lalu sibuk dengan buku bukunya tanpa melihatnya sama sekali. Apa Ari sudah merubah sikapnya?Aku hanya diam sambil melirik dia tajam. Tapi dia belum saja sadar ada aku yang melihatnya seperti ini.
"Aku masih ada ujian susulan nih, nanti pulang tungguin aku yaa"
Ari kembali berlari keluar saat aku akan mengatakan sesuatu."Ari gu-"
"Nanti aja ngomong pas pulang"
Teriaknya sambil berlalu aku yang kesal sedikit bisa melihat kalau Ari bersama siswi yang tadi baru bertemu denganku. Biadab. Sahabat macam apa dia?Lihat saja nanti Ari, aku tidak akan mendengarkan my dan tidak akan menunggumu pulang, untuk apa aku menunggumu? Kalau dia saja sedang bersama siswi lain. Tidak semudah itu.
Akupun kembali duduk bersamaan dengan bell mata pelajaran Terakhir dimulai. Ari masih juga belum hadir didalam kelas, guru yang ada didepan pun aku hiraukan untuk mencari anak menyebalkan itu kemana dia? Apa dia lupa arah jalan kelas?
"Ssssstttt"
Aku menoleh ternyata si Bella memanggilku. "Cari siapa?" Kata Bella pelan lalu berpindah tempat duduk menjadi di sebelahku, ya biasanya Ari yang menduduki kursi itu."Nggak cari siapa siapa" Kataku ikut berbisik karna Bella yang berbicara pelan agar tidak ketahuan guru didepan.
"Ari ya?"
Aku melotot kearah Bella."Apaan si. Nggak lahh orang Ari tadi bilang lagi ujian susulan"
Kataku sedikit ragu karna in membohongi pikiran dan hatiku."Ohh. Tapi btw gue tadi lihat Ari sama cewek dia siapa? Gue juga nggak pernah lihat dia sih"
Aku makin bingung dengan Bella, kenapa jadi kepi begini? Biasanya dikelas ini yang menanyaiku sangat jarang yang ada malah membully ya siapa lagi yang suka bully aku kan?"Ha? Mana gue tau. Loe tanya lah sama Ari"
"Masak nggak tau?"
Tanya Bella Makin mengintimidasiku."Nggak bell, udah deh elo balik Sana entar ketahuan dihukum kita" kataku sambil berakting melihat kearah guru waspada.
"Iyaa deh. Tapi gue duduk sini aja gue nggak kelihatan di belakang, boleh ya"
"Terserah elo dehh"
Aku melanjutkan menulisku yang sempat berhenti karna mencari Ari Dan percakapan yang kurang berfaedah tadi. Sebenarnya siapa cewek itu? Tapi jika dipikir benar sih kalau aku juga baru pertama kali melihat nya.
Ahh lupakan.
Kamu sedang marah aisyah dengan Ari sudah cukup membayangkan nya.Bell tanda pulang berbunyi, guru dikelas kami sudah otomatis keluar dari kelas diikuti murid kelas ini. Seperti biasa aku akan pulang paling akhir karna aku sangat malas jika ramai ramai menuju ke gerbang.
"Syah barengan?" Tanya Bella saat dia sudah kembali ke tempanya yaitu disamping mejaku dan Ari.
"Loe duluan aja"
Kataku sambil merapikan buku ku dan juga milik Ari kedalam tas nya."Nungguin Ari ya"
Aku hanya tersenyum menanggapi ucapan Bella. Sebenernya aku curiga pada Bella, apakah dia juga menaruh hati pada Ari? Aku pernah dengar cerita kalau Ari habis menolong Bella karna ban motornya kempes dan sejak saat itu Bella mulai intens ngobrol sama Ari dan aku tentunya. Bahkan waktu Ari sakit dia juga nekat ikut menjenguk dirumah Ari waktu itu."Gue duluan yaa"
Aku kembali tersenyum berusaha ramah. Ini bukan aku sama sekali tapi semenjak kenal Ari aku lebih suka tersenyum pada orang.Setelah aku merapikan buku dan tas Ari tiba tiba aku ingat, aku kan sedang marah dengan dia? Kenapa malah aku beresin?
"Nyebelinnnnn!!!" Teriakku sendiri lalu kubuka tas nya lagi dan kukeluarkan isi tasnya. Walaupun Ari tadi hanya mengeluarkan satu buku tapi kini semua buku yang ada didalam tas Ari aku keluarkan. Dengan penuh kekesalan aku berjalan keluar setelah memberantakkan semua buku Ari. Aku berjalan dengan kesal sambil terus mungumpat. Lihat saja dia nanti kuhabisi dia.
"Aisyahhh!!!!" Teriak seseorang yang suaranya sangat aku kenal siapa lagi kalau bukan cowok sialan itu.
Aku tetap terus berjalan, lama dia tidak menahanku, kenapa aku Jadi berharap ditahan? Ah tidak. Hampir saja sampai digerbang seseorang menarikku dengan kencang sehingga aku langsung terpelanting kebelakang menabrak orang yang menarikku, dan parahnya orang yang menarikku tadi tidak seimbang membuat kami jatuh bersamaan. Ternyata orang it adalah Ari."Awwwww" teriakku sambil tertidur di dada orang tersebut.
"Nyaman ya?"
Aku tersadar langsung kembali berdiri dan berniat melanjutkan perjalanan ku."Eh ehhhh" Ari menarik kembali tanganku kini dengan pelan.
"Gue mau pulang!" Teriakku membuat Ari malah terkekeh.
"Iya tau, tapi kenapa gak nungguin aku? Kan bisa anterin kamu"
"Gak perlu makasih" Aku sudah melanjutkan jalanku namun Ari malah menghalangi jalanku dengan berdiri didepanku. "Ari minggir aku mau lewat"
Ari menggeleng, aku pun bergeser ke kiri dan Ari juga mengikuti. Kutatap dia sebentar dengan wajah masam dia hanya tersenyum penuh kejailan. Ku kearah kanan dan dia juga sama seperti itu.
"Minggir! Mau loe apasih!" Teriakku dengan penuh emosi, kini aku sudah tak tahan dengan sikap Ari.
"Jelasin"
"Jelasin apaan gue mau pulang!" Kataku sambil masih berusaha menghindari Ari.
"Gak boleh sebelum ngomong"
"Gue barusan ngomong kalau gue mau pulang"
Kataku lagi jengkel dengan tidak melihat Ari tapi terus berusaha keluar dari halangan Ari."Ariiii" panggil seseorang dari belakang ku membuat aku dan Ari menoleh, dan asal kalian tahu itu adalah siswa yang dari tadi mengikuti Ari seperti asisten saja, sampai Ari tidak menyapaku sama sekali.
"Oh hai"
Kata Ari dan mereka saling lempar senyum.
Basi.
Aku jengah.
Tapi merasa Ada kesempatan aku menunduk dan berlari dari Ari yang dari tadi menghalangi jalanku sambil merentangkan tangannya. Setelah aku berhasil aku berlari."Aisyah ey!" Teriak Ari yang tersadar aku kabur darinya.
Panik bagaimana jika Ari mengejarku aku langsung menaiki angkot yang kebetulan lewat."Pak gausah mangkal Pak anak2nya udah pada pulang, Ayo pak cepet"
Teriakku dibalas angukan Pak sopir langsung angkot itu berjalan.Tapi aku masih bisa melihat Ari dari kaca bahwa dia melambaikan tangannya dengan wajah khawatir, Dan aku yakin dia sedang memanggil nama ku saat itu.
------------------------------------------------------
Baru next bgt.
Lagi sibuk kuliah 😂 Semoga suka.Jangan lupa like , comment and share 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You. Friends!
Fanfiction"Jangan cari masalah sama gue, kalau muka loe gak mau bonyok" - Aisyah "Kamu itu satu satunya gadis yang paling manis yang aku temui" - Ari Ketika gadis jago taekwondo, jatuh cinta dengan sosok laki laki humoris nan romantis. -Ini hanya fiktif belak...