Part 21

3.3K 239 17
                                    

Ari Pov
Aku menuruni tangga rumah dengan penuh semangat bagaimana tidak hari ini adalah hari dimana aku latihan terakhir. Karna besok pagi aku sudah bertanding futsal ini untuk pertama kali nya saat disini aku mengikuti kompetisi sungguh aku sangat antusias.

"Maa ari berangkat ya"
Aku langsung memeluk mama dan akan berlari keluar untuk berangkat.

"Kamu nggak makan?"

"Nggak ma nanti aja"
Aku langsung memacu gas sepeda motorku menuju sekolah untuk latihan. Ini sangat pagi tapi aku sudah terburu buru karena memang pelatih bilang kita harus kejar target latihan nya jadi aku sedikit terburu.

15 menit cukup untuk dari rumah ke sekolah aku langsung menuju ke lapangan futsal. Sekolah masih terlihat sepi karena memang ini sangat jauh dengan jam bel masuk jadi agak sepi.
Kuganti bajuku saat aku sudah sampai loker olahraga dimana untuk menyimpan barang barang selama kita latihan atau bermain di lapangan.

"Tepat waktu juga lo ri"
Aska terlihat sehabis Menganti bajunya.

"Iya nih. Semangat banget gue"
Aska hanya membalas dengan menepuk pundakku.

*Priiiiiitttttt*

Peluit pelatih pun berbunyi semua tim yang dipilih untuk mengikuti kompetisi futsal langsung berhamburan mengelilingi pelatih untuk briefing.
Hanya perlu beberapa menit aku dan tim diberi briefing kami pun mulai bermain.
Entah terlalu serius atau bagaimana kami pun tak sadar kalau sudah banyak siswa yang menonton kami bermain adapun sesekali siswi meneriaki namaku dan yang lainnya. Aku tidak kenal dengan mereka entahlah mereka tahu namaku darimana.
Melihat siswi itu aku jadi ingat Aisyah. Aku bahkan belum bilang ke dia kalau aku ada latihan pagi ini.
Dia mencari ku atau tidak ya?

Karna giliran yang lain untuk bermain aku memutuskan untuk duduk di kursi penonton yang sepi sambil sesekali melihat sekitar, siapa tau Aisyah kesini mecariku aku jadi bisa meminta maaf karena meninggalkan nya.

"Hai ri"
Aku yang lagi celingukan kaget dengan suara perempuan berlesung Pipit siapa lagi kalau bukan Marsha.

"Iya hallo sha"
Aku masih celingukan. Sambil menjawab Marsha.

"Elo nyariin siapa?" Aku langsung melihat Marsha dan menggeleng pelan.

"Nggak. Bukan apa apa sha"

"Nih buat loe"
Dia menyodorkan sebotol air mineral minuman kearahku, terlihat menyegarkan. Kebetulan sekali aku tidak membawa minuman karna terburu buru tadi.

"Makasih"
Aku langsung meminumnya. Dia terlihat tersenyum sambil duduk disebelahku.
Kenapa pikiranku masih tertuju ke Aisyah kemana ya dia?

"Elo yang semangat yaa. Nanti pas tanding gue tonton deh"
Aku tersenyum.

"Iya thanks ya"
Dia mengangguk.

"Ayooo riii"
Teriak seseorang temanku dari lapangan membuat aku menoleh kearah Marsha untuk berpamitan.

"Gue ke lapangan lagi ya"

"Oke.. semangat"
Aku mengacungkan jempol ku kearahnya dan mulai berlatih lagi. Aku dan teman teman hanya beristirahat sebentar untuk meringankan badan dan meminum sesuatu.
Dalam hal ini aku langsung memanfaatkan untuk mencari Aisyah siapa tahu dia masih dikelas.

Aku berlari dengan bajuku dan tubuhku yang penuh dengan keringat. Aku harus mencari nya. Dia pasti marah sekarang.
Sampai kelas terlihat sepi tidak ada satu pun anak mungkin ini jam pulang aku sampai tidak tahu.

"Ehhh sorry. Ini udah pulang emang?" Kutanya pada seseorang yang lewat disekitar ku.

"Iya pulang pagi gitu, guru banyak yang siap siap buat tanding futsal besok kan?"
Ahh aku sampai lupa.

"Oh gitu. Oke thanks bro"

Aku pun kembali untuk menuju lapangan. Aku pun latihan lagi, sampai akhirnya pukul 6 sore aku dan teman teman akan pulang. Namun mereka kumpul dahulu akupun iku dengan mereka.

"Ri loe kok masih disini?"
Aku mengerutkan keningku. Kenapa pertanyaan seperti itu?

"Emang kenapa?"

"Loe nggak tahu?"

Aku menggelengkan kepalaku.

Aisyah pov
Hari yang menyebalkan bukan kah hari ini adalah ulang tahunku? Tapi kenapa seburuk ini?
Aku duduk termenung didekat meja makan dengan kue ulang tahun yang sengaja kubuat sendiri untuk ulang tahunku.
Niat awalnya tadi akan kuajak Ari untuk kerumah , makan kue ini bersama dengan mama dan semuanya tapi kenyataannya?

Semua orang seisi rumah meninggalkan aku begitu saja? Dan Ari? Ahhh
Pagi tadi saja dia mematahkan niatku karna berduaan dengan Marsha, kenapa selalu wanita itu yang menghancurkan semuanya? Apa kurang cukup dengan kak Hanung dulu?

Detik ini akan kubenci hari dimana bertambahnya umurku ini.
Kali ini aku sadar , siapa yang mau peduli dengan wanita kasar seperti ku? Wanita yang egois seperti ku?
Bahkan orang tua saja meninggalkan ku apalagi teman?
Aku mulai menangis.
Air mata yang kutahan sejak tadi pagi kini mengalir sudah. Aku benci akan diriku yang tidak bisa menjadi orang pada umumnya.

Dengan tangisan yang pecah kudengar handphone disampingku berbunyi. Awalnya aku enggan mengangkat tapi karena berdering terus kuputuskan untuk mengangkat nya.
Kuusap bersih air mata yang mengalir di pipiku sambil melihat nama yang ada dihanphone ku.

MAMA

Langsung ku angkat dengan suara yang agak hilang karena menangis.

Iya ma?

Kamu nangis nak?

Nggak kok ma, cuman bangun tidur

Maafin mama ya.

Nggak papa.

Happy Birthday sweet seventeen sayang. Semoga kamu jadi gadis yang baik, yang kuat , yang membanggakan orang tua dan berguna bagi semua orang.

Amin.

Mama besok pagi pulang sama papa dan adik kamu mau kado apa sayang?

Nggak usah repot repot ma.

Mama sayang kamu

Iya.

Tut.

Kututup sepihak telfon mamaku. Ini terlalu sakit. Jika semua anak di usia 17th akan bersama teman dan orang tua disisinya menyaksikan bertambah usianya untuk menjadi dewasa yang sesungguhnya. Tapi aku? Malah sendiri dirumah sepi. Dengan baju yang sengaja kusiapkan untuk ulang tahunku. Sebuah mini dress warna pastel yang tidak terlalu mewah. Aku sudah membayangkan kemarin kalau aku akan memakai ini dihadapan Ari dan dia mati-matian menggoda ku.

Tapi.
Semua hanya bayangan. Kenyataan aku duduk dimeja makan menyendiri dihadapan kue menyedihkan ini.
Aku menangis kembali mengingat bayangan ku yang terlalu tinggi.
Apa aku yang terlalu berharap banyak?

Ari pov
Aku menacap gas motorku dengan kecepatan maximal, sahabat macam apa aku sampai aku lupa kalau hari ini adalah ulang tahun sahabatku. Yang baru baru ini bergelar wanita yang aku sukai?

Kalau saja tadi temanku tidak berbicara padaku soal ini aku akan lupa semua. Apalagi kata kata Aska yang membuat hatiku tecubit

'ya udah santai aja ri. Aisyah udah biasa kok ulang tahun ngerayain sendirian bahkan saat 17th kita nggak diajakin kerumah dia. Iya nggak?'

Dia sudah cukup merasakan sendiri kali ini tidak lagi. Dengan dadakan aku menyusun rencana seenak jidatku. Dengan menyuruh mama dan kari untuk datang kerumah Aisyah yang sudah ku SMS tadi alamatnya.

-------------------------------------------------
Maaf banget kurang ngefeel yaa.

Btw,
Minal aidzin walfaidzin. Mohon maaf lahir dan batin semua 🙏

I Love You. Friends!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang