Part 41

2.4K 168 25
                                    

Ari pov
"Ma Ari berangkat" tepat pukul 18.00 aku menuruni tangga dengan wajah berbinar. Bukan lagi, karna aku akan bertemu dengan Aisyah sebagai permintaan maaf aku akan memberikan sesuatu pada Aisyah yang kuyakin dia akan sangat suka.
Setelah mama memberi izin aku langsung berjalan menuju garasi, entah kenapa hari ini ingin aku memakai motor saja daripada naik mobil. Lebih romantis mungkin nanti?

Sedang asik tersenyum sendiri membuatku sadar kalau aku begini hanya karena Aisyah, padahal Aisyah bukan gadis pertama yang bisa meluluhkan hatiku tapi entahlah rasanya beda. Kenaiki motor ku langsung meninggalkan garasi dan rumah. Disepanjang jalan aku hanya memikirkan cara bagaimana agar aku bisa dimaafkan oleh Aisyah setelah beberapa hari kemarin aku sempat mencuekkannya. Ini salahku.

Sedang asik melamun aku tak sadar ada yang melambaikan tangan dipinggir jalan dengan memakai baju putih, kenapa jadi horror begini? Setelah aku dekati ternyata itu Marsha dengan balutan baju putih jeans pendek diatas lutut.

"Sha? Ngapain dipinggir jalan?"
Dia hanya tersenyum kaget melihat ku berhenti lalu menyapanya.

"Ahh, tadi gue abis kerumah temen tapi nggak dapet ojek atau sebagainya. Akhirnya gue putusin buat giniin tangan gue terus. Siapa tau angkot atau ojek berhenti nanti"

"Emang kamu mau kemana?"

"Mau kerumah temen gue satunya di jalan Cendana"
Itukan jalan arah kerumah pohon?

"Oh gue juga mau kesana, mau bareng?"
Tawarku terhadap Marsha.

"Ah serius? Nggak usah deh kalau buru buru"
Katanya sedikit menolak.

"Nggak kok, gue janjian masih sejam lagi sih"
Dia mengangguk dan masih diposisi yang tadi.

"Yaudah yuk naik"

"Beneran gapapa?" Tanyanya masih kurang yakin.

"Iya gapapa seriusan"
Akhirnya marsha pun naik keboncengan motorku dibelakang, dia sedikit menjaga jarak dariku. Baguslah berarti marsha gadis yang normal.
Sepanjang jalan aku dan dia hanya diam. Sampai petir dilangit terus saja mengkilatkan cahaya.

"Kayaknya mau hujan" akhirnya marsha buka mulut atas kejanggalan ini.

"Iya deh, aku kebut dikit ya?"

"Terserah kan motor loe" aku hanya terkikik atas jawaban Marsha dia bener juga.
Malaju dengan kecepatan lumayan kencang aku menembus jalanan yang sepi. Padahal ini baru pukul 18.00 kenapa jalanan begini sepinya? Hingga saat aku sudah hampir sampai jalan Cendana hujan langsung mengguyur deras. Aku yang terkejut dengan marsha langsung melingkar kan tangannya diperutku. Mungkin dia takut.

"Mmmm.. sorry" katanya sedikit menjerit untuk dapat aku dengar , aku hanya mengangguk ringan.

"Ri? Kenapa kita nggak berteduh dulu, setau gue deket sini bakal ada pos kampling gitu"
Katanya membuat aku berfikir lagi, kenapa tidak? Daripada menembus hujan aku akan gagal bertemu Aisyah karna bajuku yang basah kuyup. Mumpung belum terlalu basah bukan?

"Oke deh" aku mengangguk lalu mengurangi kecepatan motor agar tidak terlewat ketika ada pos kampling.

"Ituu tuh didepan" kata Marsha membuat aku melihat kearah yang dia tunjuk. Sebuah pos kecil yang berada di pinggir jalan.
Aku memberhentikan motorku, Marsha yang sudah turun langsung berlari kearah pos kampling itu. Aku juga mengikuti gerakannya.

Setelah disana aku dan Marsha asik dengan membersihkan basah yang ada dibaju, memang tidak akan bersih tapi entahlah aku dan dia melakukan nya sekarang, lalu aku melirik sekilas kearah Marsha dan dia juga melihat ku lalu tersenyum.

"Elo mau kemana emang?"

"Ketemu seseorang"

"Aisyah ya?"
Aku tersenyum lalu mengangguk.

I Love You. Friends!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang