Part 16

3.7K 267 13
                                    

Ari Pov
Flashback
"Ma pokok nya mama nanti jangan nanya nanya soale keluarga nya ya. Dia itu broken ma, nanti malah ilfil sama mama dia"
Aku yang sedang memakai jaketku sedikit mengomel pada mama yang sedang asik dengan majalah nya di depan televisi.

"Iyaa dek , kamu koi bawel gini sih"

"Kadang mama suka lupa, beneran loh maa.. aku berangkat. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Flashback off

Dan kini mama terang terangan menanyakan pada Aisyah apa kerja ayah Aisyah? Mama ini.
Kulihat muka Aisyah sedikit kecewa aku melototi mama yang terlihat panik.

"Emmm.. maaf yaa-"

"Nggak papa kok Tante, papa saya kerja kontraktor minyak bumi. 2 tahun lalu mama sama papa cerai terus sekarang mama saya nikah lagi sama seorang pengusaha. Dan kebetulan saya ikut Mama saya"

Aku menganga. Dia menjawab dengan tegar. Sungguh aku makin kagum. Aku saja takut jika Aisyah akan marah besar padaku nanti, atau bahkan tidak mau berteman denganku.

"Gituu. Maaf sayang Tante nggak tau, maaf kalau Tante lancang"
Ia tersenyum. Lalu memegang tangan mama dengan lembut.

"Nggak papa kok tante, saya kan sahabat nya Ari"
Katanya sambil melihat kearahku, aku yang diam diam menatapnya langsung kaget dan tersenyum.

"Sekaligus calon mantu maa"
Boom! Dia melototi kearahku dan aku hanya nyengir kuda.

"Kamu ituuu. Aisyah kebetulan Tante mau bikin cupcake kamu mau bantu?"

"Mama gimana sih. Masa tamu disuruh masak sih"

"Ayoo boleh Tante"
Mama tersenyum lalu menatapku.

"Orang nya aja iya kok kamu jadi yang bawel ayo sayang kesana"

Kini Aisyah dan mama sedang asik memasak kue didapur aku yang jarang sekali masuk dapur untuk pertama kali nangkring di dapur. Kalau dilihat sebenarnya Aisyah anak yang baik , ramah , dan sopan. Dia bahkan berulang kali membuat mama memujinya.
Dua wanita favoritku ini benar benar enak untuk dipandang. Sedang asik melamun aku merasa ada yang memukul kepalaku pelan dari belakang. Mengganggu saja, saat kulihat kebelakang ternyata kakak riwehku yang datang.

"Adek kakak yang ganteng!!! Tumben nangkring di dapur"
Suara cempreng kari langsung membuat mama dan Aisyah menoleh kearahku.
Kari yang sadar jika ada orang lain langsung menuju ke arahnya.

"Ohh ini cewek adek ganteng gue. Hallo nama aku Riri"
Kari terlihat menyodorkan tangan nya kearah Aisyah dibalas senyum manis Aisyah.

"Aisyah, bukan kok kak saya temennya Ari, maaf kak nggak bisa bales jabat tangan , tangan aku kena tepung"

"Oh oke nggak papa"
Kari dengan terburu langsung menuju kearahku merangkul pundak ku dan berbisik kearahku.

"Kalo dia bukan cewek lo? Terus siapa yang loe samperin malem malem itu?"
Aku langsung mendorong pelan pundak kakakku.

"Apasih loe ganggu. Udah sana tidur" kataku membuat dia langsung menyergit gemas.

"Loe ini, masak pagi gini suruh tidur. Perawatan dulu lah gue. Dadah semua, maa kalo cupcake udah jadi panggil Riri yaaaa"
Dia langsung berlari keatas , dia memang rada rada. Kadang aku bingung kenapa bisa mempunyai kakak seperti itu?

Mereka masih asik memasukkan adonan cupcake ke cup, bahkan aku tidak melihat wajah sedihnya dia selalu tertawa dan tersenyum​.

"Aisyah kamu dari kelas berapa ikut Mama?"
Dia terlihat sedikit sedih dan yang kulakukan hanya melototi mama.

"Sejak kelas 1 SMA Tante"

"Ohh terus kamu selama SMP Dimana?"

"Tinggal sama papa Tante"

"Ohh terus kamu-"

"Maaaa. Stop deh, nggak baik tanya yang gitu gitu"

"Iyaa maaf"

"Nggak papa kok Tante"
Aisyah nampak masih tersenyum. Dia baik sekali ternyata.

Sambil menunggu cupcake mereka matang aku dan Aisyah duduk di meja makan yang dekat dengan dapur, sementara mama dia memilih pergi ke kari untuk melihat apa yang dilakukan dia.

"Syah maafin mama ya, dia emang agak kepo"
Aisyah tersenyum lalu meminum air mineral dingin nya.

"Nggak papa namanya juga ibu ibu"

"Syukur deh kalo kamu ngerti"
Dia mengangguk. Aku dan dia kembali larut dalam diam namun aku masih memperhatikan dia.

"Elo , mama sama kakak loe kayak akrab banget yaa"
Katanya sambil memainkan gelas yang dipenuhi bulir2 air.

"Iyaa. Kamu tau nggak kenapa?"
Dia langsung melihat kearahku dan merapikan rambut kuncir kudanya.

"Karna kita semua saling ngobrol, ya walaupun aku kadang suka marah sama mereka tapi ya kita tetap ngobrol. Kita selalu menyalurkan apapun yang kita inginkan , kita juga selalu cerita apapun yang terjadi setiap harinya. Jadi intinya ngobrol"
Dia mengangguk lalu kembali sedih seakan memikirkan sesuatu. Dengan rasa peduli aku pun memegang tangannya, membuat dia menoleh kearahku dan menatapku.

"Kamu cobak deh ngobrol sama mama kamu mungkin bakal menyelesaikan yang lagi kalian hadapi"
Dia diam. Namun dengan tangan yang tetap ditanganku.

"Gue nggak bisa"

"Bisa. Kamu cuma tinggal ngobrol"

"Loe nggak tau apa yang gue alami ri, gimana perasaan loe ketika dihadapan loe orang tua loe nikah lagi? Bahkan pernikahan itu diawali dari perselingkuhan apa perasaan Lo?"
Katanya sedikit berbisik namun penuh dengan amarah.

"Aku tau kamu pasti bisa selesaikan masalah kamu. Kamu butuh mama kamu, mereka punya alasan buat nggak sama sama lagi"

"Mereka keterlaluan nggak mikirin perasaan gue terus gue harus mikirin mereka?"

"Syah. Mereka itu orang tua kamu, kamu pasti butuh mereka. Cobak aja sedikit lupain masalah kamu. Kamu nggak mungkin kayak gini seterusnya, mama kamu sedih tau lihat kamu kayak gini"

"Mama sedih?"
Aku mengangguk dia diam. Aku berusaha untuk masalahnya dengan orang tuanya selesai. Setidaknya aku bisa berbuat baik dengan ini.

"Ayoo kamu cobak ya"
Aku memandang nya takut. Aku yakin dihati Aisyah dia merindukan mama nya, dia tidak mungkin seterusnya membenci mama nya. Mamanya sangat sayang sama dia , ya. Ibu mana yang tidak menyayangi anaknya.

"Iya gue coba"
Aku tersenyum langsung memeluknya. Dia nampak kaget terlihat dari tubuhnya yang tegang tiba tiba.

"Kamu pasti bisa aku yakin, kamu cewek kuat"
Dia seperti nya menganguk, sadar aku memeluk siapa langsung kulepaskan dan tersenyum kikuk.

"Maaf"
Aku dan dia langsung diam canggung. Bagaimana bisa aku meluk dia? Duh siap siap deh di pukul cewek jago taekwondo ini.

"Ariiii..."
Aku sudah siap siap. Pasti dipukul ini..

"Cupcake nya gosong" aku melotot dia tak memukulku. Dia nampak terburu mematikan oven nya, dengan cepat aku ikut membantunya.
Asik ngobrol sampai lupa.

Kini aku tau, untuk melunakkan hati seseorang yang keras hanya perlu dihujani kasih sayang, dengan pelan dan rasa peduli dia akan mau memperbaiki sikapnya yang tidak baik. Aisyah anak baik aku yakin ini semua bukan sifat aslinya ini adalah dampak dari broken home. Dan aku akan berusaha membuat sifat aslinya kembali dalam hatinya.

Aku berjanji akan jadi sahabat yang baik buatnya yang membuat dia akan selalu baik dan bahagia.

---------------------------------------------------
Enaknya dibikin apa ya ending nya? Sad or happy?

Ehehe. Jangan lupa vote dan komentar yaa 💕 see you on next chapter!!

I Love You. Friends!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang