Aisyah Pov
Selesai latihan aku sedikit merenggangkan otot ku yang pegal, tapi tidak apa apa aku bahagia disini rasanya semua beban ada dihidupku hilang ketika aku disini."Capek ya?" Sentak Steffi membuatku kaget karena dia datang dari belakang dan langsung memelukku dengan satu tangan.
Aku hanya menggeleng. Kami pun berjalan menuju tempat parkir depan , terlihat Steffi yang sibuk mencari mobil nya dan mungkin kini sudah diketemukan.
"Loe pulang sama gue?" Tanya nya sambil melepaskan kalungan tangan di leherku.
"Nggak deh. Gue pulang sama biasa Abang gojek" dia dan aku terkekeh karna baginya itu adalah lelucon
"Yaudah. Mau gue tungguin sampai tulang ojek loe dateng?" Ia menawarkan lagi sambil mengambil kunci mobilnya dari dalam tas merah nya.
"Nggak usah steff. Loe langsung pulang aja. Gue udah biasa kok nunggu sendiri. Lagian disini masih rame" kataku untuk mengurangi rasa khawatir nya padaku.
Dia memang tipikal gadis posesif padaku. Dia selalu bertanya banyak saat aku bilang sedang tidak dirumah. Ini yang kadang membuat aku malas bercerita kalau aku diluar. How lucky me? Mempunyai sahabat yang seperti seorang ibu ibu begini?"Yaudah gue duluan. Kalo ada apa apa loe langsung telpon gue yaa"
Dia menepuk pundak ku dan aku tersenyum lalu dia lari kearah mobilnya dengan tangan yang melambai kearahku.
Semenit kemudian dia sudah meninggalkan halaman parkir yang tak terlalu luas ini.Kulirik jam yang melingkar ditangan kiri ku menunjuk pukul 5 sore tepat. Aku melangkah sedikit ke halaman mencari signal dan akan memesan gojek langganan ku. Aku memang selalu memesan dadakan karna kadang Steffi mengajak ku pergi ke suatu tempat.
Saat asik memainkan aplikasi gojek dipinggir jalan tiba tiba ada yang memegang bahuku. Dengan cekatan langsung kutarik tangannya kupelintir hingga tiada ampun berani mengganggu ku."Awwww.. sakit syahhh" Seperti nya aku kenal suara ini. Sedikit kulirik orang yang tengah membelakangi ku karna tangan nya yang kupelintir
"Elo?" Langsung ku lepaskan tangan nya dan membiarkan dia berdiri sambil memegangi tangan nya.
Aku harus bagaimana? Dia tau aku disini. Bagaimana jika dia tau aku habis latihan taekwondo? Apakah sesingkat ini pertemanan aku dengan dia. Aku diam. Gugup. Ntah apa yang harus aku jawab jika dia bertanya nanti.
"Udah selesai latihan nya? Aku anterin pulang yuk"
Aku kaget. Dia tau? Darimana? Kulihat dia hanya memasang wajah memohon"Kok loe.. itu sih" jawabku kaku karena aku bingung dia tau darimana?
"Iya aku tau. Yuk aku anterin" dia langsung menarik tanganku dengan pasrah aku mengikuti nya memasuki mobilnya.
Diam. Didalam perjalanan aku hanya diam, aku harus memulai berkata gimana lagi?
Setelah lama aku melihat Ari yang akan menuju kearah rumahku. Tidak ini tidak boleh. Aku tidak akan pulang awal begini. Bisa pecah kepalaku saat dirumah."Ari. Gue nggak pulang dulu, mending loe turunin gue disini. Gue mau kesuatu tempat." Kataku takut takut kalau dia akan mengomel seperti biasa. Tapi aku tidak boleh pulang sekarang.
"Kemana? Aku antar aja"
Bagaimana ini? Apa aku harus kasih tau rumah pohon milik papa. Apa harus aku sharing ke orang lain. Tapi apa Ari orang yang tepat? Kenapa sesingkat ini sih."Tapi ri-"
"Udah nggak papa. Kita kan temen. Jadi kita bakal kemana aja sama sama"
Pasrah.
Mungkin Ari bisa diajak kompromi. Dia satu satunya teman yang akan kuajak kesana. Bahkan Steffi pun tidak pernah.Selang beberapa menit aku sampai ditempat ini. Langit yang agak gelap sedikit menyelimuti hutan kecil yang berada di dekat komplek rumahku ini.
Dia terlihat sedang bingung setalah keluar dari mobil. Aku putuskan untuk jalan mendahului supaya Ari mengikuti ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You. Friends!
Fanfiction"Jangan cari masalah sama gue, kalau muka loe gak mau bonyok" - Aisyah "Kamu itu satu satunya gadis yang paling manis yang aku temui" - Ari Ketika gadis jago taekwondo, jatuh cinta dengan sosok laki laki humoris nan romantis. -Ini hanya fiktif belak...