Part 22

3.2K 261 23
                                    

"Ari ini gimana?"
Mama langsung menghampiri ku yang sudah ada tepat didepan rumah Aisyah. Mama dan kari ternyata sudah sampai lebih dulu ketimbang aku.

Aku langsung meletakkan motorku dan menghampiri gerbang tinggi rumah Aisyah.
Sepi.
Dan gelap.
Nampak tak berpenghuni aku yakin Aisyah didalam , dia biasa seperti ini.

"Sepi banget ri"
Kata kari mengintip pos satpam yang ada di sisi kiri gerbang Aisyah yang juga tidak ada siapapun yang menjaga seperti nya memang sengaja untuk diliburkan entah kenapa.

"Aduhhh. Aisyah berani emang ya dirumah sendiri gelap gini Ari, dia perempuan loh"
Mama mulai terlihat panik dengan tangannya yang ada sebuah kue tart yang memang sengaja dibeli untuk Aisyah.
Aku berfikir keras bagaimana cara aku mengejutkan Aisyah kalau seperti ini?

Mama dan kari juga membantuku dengan celingukan melihat apa yang harus mereka lakukan untuk masuk kerumah.
Tiba tiba sekelibat aku mempunyai ide yang sedikit ekstrim mungkin? Apalagi tindakanku yang mencurigakan seperti ini.

"Ari panjat rumahnya aisyah deh"
Kataku sambil mengambil ancang-ancang untuk akan menaiki pagar besar rumah Aisyah. Tapi mama dan kari mencegah ku.

"Kamu ini gila. Nanti kalau kamu dikira maling gimana? Ini udah mencurigakan gini jugaa" kata mama menahan tanganku panik

"Gila loe. Pasti ada cara lain lah ri"

"Nggak ada. Nggak mungkin juga kita ketok atau bel. Dia gak bakal buka. Aku tau banget tipikal Aisyah gimana"

Mereka tampak diam. Ayolah mama kari ini satu satunya cara untuk aku bisa menghadiri ulang tahun sahabatku yang malang itu.
Akhirnya mama melepaskan cengkraman dilenganku.

"Yaudah. Hati hati yaa"

"Sini mana kue nya. Udah ada koreknya kan ma?"
Tanyaku dan merebut kotak merah berisi kue tart yang biasa tak ada tulisan apapun karena memang dibelikan secara dadakan.

"Iya udah didalem"

"Mama sama kari tunggu disini ya, nanti Ari bukain lewat dalem pas berhasil ketemu Aisyah"

Mama dan kari mengangguk bersamaan. Kunaiki pagar yang menjulang tinggi ini dengan sedikit susah membawa kotak berisi kue tart. Aku yakin Aisyah akan suka dengan kejutan dadakan ini aku yakin.
Berhasil!
Setelah masuk kedalam rumah Aisyah aku melihat sekeliling rumah Aisyah seperti maling, untung saja rumah Aisyah di daerah kompleks jadi keamanan kadang dinomerduakan oleh semua orang. Melihat kearah pintu utama aku yakin tidak akan bisa masuk lewat sana. Kuputuskan untuk berjalan kearah taman samping rumah Aisyah. Aku yakin disana pasti menembus rumah belakang.
Aku mengendap endap dan
Gotchaa!

Aku melihat sebuah pintu kaca dorong mirip pintu dirumah Nobita, kuhampiri dan mengintip kedalam. Sepi dan gelap. Hanya ada pantulan cahaya yang kurasa dari salah satu ruangan dan disitulah Aisyah berada.
Kudorong sepelan mungkin pintu ini untuk mengecek dikunci atau tidak.
Dan kali ini Allah ada dipihakku, pintu ini tidak dikunci dan aku bisa masuk dengan leluasa. Aku masuk kedalam dan ternyata ini adalah tempat mencuci baju aku kira, terlihat banyak baju yang berkumpul disini.

Aku berjalan terus hingga sampai pada dapur, aku sedikit bersembunyi dibalik kulkas besar milik Aisyah.
Sebentar.
Itu Aisyah kan?
Ada seorang perempuan menangis tersedu-sedu​ dengan kue ulang tahun didepannya, yang membuat aku tak percaya itu adalah aisyah karena pakaian yang memakai dress mini membuat ia terlihat anggun.
Rambut yang biasanya ia kepang pun dibiarkan diurai.
Bahkan saat wajahnya tertutup oleh tangannya saja aku bisa bilang kalau dia cantik.
Cinta memang buta.

Kubuka kotak berisi kue tart milik mama tadi dan menghidupkan lilin yang sudah tertancap sempurna dia sekitar kue tart berbentuk bulat itu.
Setelah siap, aku sedikit menarik nafas pelan dan berjalan menghampiri Aisyah.

I Love You. Friends!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang