Part 13

4.2K 273 10
                                    

Ari Pov
Hari sudah pagi , namun wajahku kini tak seceria pagi ini. Aku merindukan Aisyah teman yang baru kukenal seminggu ini. Aku memang bodoh, tidak menjaga perasaan Aisyah dengan mencoba dekat bersama Marsha, padahal aku tahu jelas kalau aisyah benci dengan nya.

"Kenapa sih Lo?" Teriak kari yang sedang sibuk dengan roti sarapan paginya. Sedangkan aku? Hanya melamun tak niat menyentuh sarapan pagi ini sama sekali. Bagaimana bisa moodku tergantung pada Aisyah?

"Belom ketemu sama cewek lo?" Aku hanya menatapnya malas. Dia tidak tahu apa apa kenapa jadi sok tau begitu?

"Siapa punya cewek?" Sambung mama yang dari dapur membawa susu hangat 2 gelas buatku dan kari, aku hanya melotot kearah kari dibalas dengan kekehan nya.

"Iya siapa lagi anak mama? Masa Riri punya cewek? Kan Riri cewek ma" Kari! Lihat saja pembalasanku nanti.
Aku menghiraukan godaan mereka dengan melahap roti tawar yang tanpa kuberi selai apapun melihat mereka aku jadi malas mengoles selai.

Suasana meja makan terasa tak nyaman buatku, bagaimana tidak 10 menit disini menjadi bahan godaan? Itu tidak menyenangkan bung! Kubereskan ujung mulutku dengan tissue yang tersedia dan mengambil tas ku dan menaruhnya di punggungku.

"Ari berangkat ma" kucium tangan wanita kesayangan ku ini. Dan akan melenggang pergi namun sebuah teriakan yang membuatku kembali lagi.

"Durhaka lo sama kakak nggak pamit" Aku kembali kearah nya dan mencium tangan nya namun tiba tiba dia menyodorkan pipinya kearahku.

"Cium adek gemes" sambil menunjuk nunjuk pipinya membuatku semakin gila dengan tindakan nya kenapa mempunyai kakak semurah ini?

"Ganjen banget sih lo" Tanpa menghiraukan ocehan nya lagi aku langsung pergi keluar.

Aku pergi kearah motor kesayanganku. Aku ingin sekali naik motor hari ini. Hanya sekedar informasi saja , aku mempunyai satu mobil dan satu motor itu hanya milikku belum kakak dan mama. Kami memang berlimpah harta namun papa jarang dirumah. Walaupun begitu aku masih merasakan rasa sayangnya bersama ku tiap hari. Kunaiki motorku dan meninggalkan perkarangan rumah.

Harapanku pagi ini,
Semoga Aisyah masuk sekolah dan aku akan menjelaskan semuanya karna yang dia lihat belum tentu sama dengan yang dia pikirkan aku hanya tidak mau ada salah paham berkepanjangan , urusan dia memaafkan atau tidak yang penting aku sudah minta maaf bukan? Aku berbicara seperti ini karena Aisyah pernah bilang dia bukan tipikal wanita yang gampang memaafkan orang. Oh Tuhan! Aku belum siap kehilangan rasa juteknya dia ke aku selama ini, baru saja kemarin aku bisa bikin dia ketawa dan sekarang aku harus jadi musuhnya? Harapan untuk menjadi orang yang dia sayangi berkurang drastis.

Kuturuni motor ku setelah sampai perkarangan parkir sekolah, sekolah sudah terlihat ramai aku sengaja berangkat agak siang hari ini supaya bisa bertemu Aisyah karna dia berangkat lumayan siang kalau ke sekolah.

"Ari" teriak seseorang yang aku kenal saat aku akan melangkah menuju kelas.

"Iya bro" Kulihat dia Aska , teman baruku ekstra futsal di sekolah. Anyway, dia kapten tim futsal.

"Nanti latihan ya, soalnya mau ada turnamen. Rencana sih gue mau ikutin loe ke turnamen ini. Oke?" Tanya dia membuat moodku baik, setidaknya jika nanti aisyah tidak mau memaafkan aku jadi aku bisa sedikit bahagia karena ini.

"Loe yakin? Gue baru gabung loh" tanyaku sekali lagi pada Aska membuat ia tersenyum dan menepuk bahuku.

"Gue udah lihat loe ada potensi, kenapa nggak coba sih?" Aku tertawa bersamanya. Ketika asik ngobrol sama Aska, kulihat siluet perempuan yang tak asing bagiku. Siapa lagi kalau bukan Aisyah. Dengan jelas aku melihat wajahnya.
Terlihat sedih. Wajahnya pucat rambut pun dibiarkan terurai panjang tidak seperti biasa yang diikat rapi, kantung mata menghitam pun menghiasi wajah mungil cantik nya.

I Love You. Friends!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang