Part 15

4K 273 9
                                    

"aisyahhh. Sayang. Bangun nak"
Kudengar samar samar ada yang mengetuk pintu rumahku. Dengan berat aku membuka selimut ku dengan keadaan yang tak lagi rapi. Ya bisa kalian bayangkan bagaimana jika seseorang baru bangun tidur.

Kubuka sedikit pintu kamarku , mengintip seseorang yang menggangu tidur Minggu ku. Ya ini hari libur.
Mama.
Kukucek mataku pelan untuk memperjelas penglihatan ku.

"Kamu lupa ada janji? Kamu ditungguin loh"
Aku mematung.
Janji? Aku tidak memiliki janji apapun. Dan pada siapapun.

"Janji? Janji apaan sih ma" kusandarkan kepalaku pada pintu sambil menggaruk-garuk kepalaku untuk mengumpulkan kesadaran menurutku bukan jorok ya.

"Loh? Gimana sih. Ari udah ada di bawah itu nungguin kamu"

Apaaa??
Aku langsung melototkan mataku. Melirik jam dinding didalam kamar menunjukkan pukul 06.30
Namun aku masih berfikir kemarin dia tidak bilang apapun kenapa sekarang bilang ada janji. Tak sadar aku melamun sambil mengingat apa yang dikatakan Ari.

"Kamu kok malah ngelamun. Udah sana cepetan siap siap , kasihan kalau dia nunggu lama"

Mama meninggalkan kamarku dengan langkah pelan. Aku hanya menggaruk kepalaku menandakan frustasi. Kenapa dia selalu menganggu rutinitas yang biasa aku lakukan sebelum kenal dia.
Kuputuskan langsung mandi saja daripada dia akan mengomel dan berbicara tidak tidak pada mama.

Setalah rapi dengan stelan kaos oblong dan celana jeans tak ketinggalan sepatu putih sneakers ku. Kulangkahkan kakiku menuruni tangga dengan tangan yang masih sibuk menguncir rambut panjangku.
Kulihat disana Ari , mama dan Tania yang duduk di meja makan sambil berbincang seru.

Saat tangga terakhir nampaknya mereka mulai sadar akan hadirku. Melihat kearahku dengan senyum. Berbeda dengan Ari yang terkikik jahat. Puas sekali dia mengganggu tidurku.

"Sini makan dulu sebelum pergi"
Kata mama sambil mengambilkan aku roti tawar yang kini dia oleskan selai coklat.

"Ngak usah ma-"

"Lebih baik kamu makan dulu. Aku juga tadi ikutan makan sama mama kamu. Duduk dulu deh"
Ari membukakan kursi untuk kududuki dan entah terkena kutukan apa setelah aku menatap matanya aku juga ikut duduk di kursi itu.

"Nih makan" kata mama kusambut dengan senyum tipis. Seperti nya mereka mengerjai ku.

Sebentar saja meraka menjadi hening. Aku yang mengunyah roti selai coklat ini menjadi canggung. Mama asik dengan mengaduk susu Tania. Ari asik melihat Hp nya dan Tania ikut ikutan sok asik dengan boneka Barbie nya.
Selesai.
Kuambil air putih tawar kuminum segelas sampai habis. Mungkin ini efek kesal. Kulap bibirku sekilas dengan tissue sambil melihat kearah Ari.
Lihat saja akan kubunuh setelah keluar dari rumah.

"Sudah?" Kata Ari.
Aku mengangguk.

"Yaudah Tante ijin bawa main aiysah yaa"
Dia mengalami tangan mama dan aku pun mengikuti.

"Hati hati yaa"
Mama tidak mengatar kami keluar , ini kesempatan untuk kusemprot Ari.

Dia menaiki motor yang biasanya dia gunakan. Dan kali ini dia memberikan aku helm juga. Namun aku tak menerima nya tangan ku hanya bersendekap di dada sambil menatapnya tajam.

"Kamu kenapa?"

"Elo yang kenapa. Kenapa sih ganggu gue aja suka nya. Jelas jelas gue nggak ada janji apapun sama loe. Kebiasaan ya loe gangguin gue"
Langsung kubentak dan dia hanya tersenyum penuh arti.

"Iya biar kejutan dongg"

"Gila ya. Nggak abis pikir gue sama loe"

"Kalo kamu abis pikir. Jadi kamu dong yang gila"

I Love You. Friends!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang