4. Pernyataan Cinta

3.7K 202 19
                                    

How can i love when i'm afraid to fall

- A thousan years // Christina Perri-

~~~

Vianada POV


Plltaangg...

Plltaangg...

Plltaangg...

Dengan asiknya aku terus memainkan botol minumanku sambil terus menggoyang-goyangkan tali yang mengikat totop botol tersebut.

"Stop it, Ainun," kata sahabat ku.

"Why?"

"Bunyinya menyebalkan. Lo gak takut jatuh apa botolnya?"

Jatuh? Oh iya, aku lupa menggoyangkan botol ini kan dari lantai dua sekolah.

"Ya enggaklah," aku mempercepat ayunanku pada tali botol tersebut. Dan-

Bughh-

Botolnya terjatuh !

Aku melihat kebawah, disana ada seorang laki-laki yang memegang kepalanya. Waduh, ada korbannya nih botol. Aku langsung cekatan menuju tempat kejadian.

"Maaf," kataku sambil menyentuh pelan orang itu.

Ia berbalik. Ehhhh, Hamid?

"Hamid? Sori, sakit ya?" tanyaku sedikit cemas. Ia tersenyum.

"Ngg... Ahh, sakit-sakit. Sakit banget, Nun."

"Sakit banget nih. Gimana kalau gue kena kanker otak?"

Hah?!

"Gimana kalau gue jadi tumor otak?"

What?!

"Atau bisa gegar otak Ringan nih?"

Wait, wait !

"Kalau gue meningitis gimana? Umur gue bentar lagi gimana?"

Hell?!

"Pokoknya lo harus tanggung jawab! Lo harus nemenin gue di sisa hidup gue !"

Pltakk-

Aku memukul jidat Hamid dengan botol minumanku.

"Sejak kapan tupperware yang dari plastik bisa bikin lo gegar otak? Sejak kapan nih, ketiban barang ginian lo bisa sekarat?! Ngaco lo!"

"Ta-tapi gue serius, Ainun. Kepala gue beneran sensitif tau nggak. Lama-lama gue ansuransi-in juga nih."

"Heh, yang ada lo bersyukur botol minuman gue yang suci mau nyentuh kepala lo!"

Aku memandang teman sebelah Hamid yang tertawa. Woy, emang ini ajang stand up comedy apa?!

"Kalian berdua, MASUKKAN BAJU KALIAN. BERPAKAIANLAH YANG BENAR!!" Bentakku saat melihat penampilan Hamid dan temannya.

"Lo masukin dong, kak, kan mau tanggung jawab."

"Tanggung jawab apa? Kepala lo?"

"Hehe, iya kak. Gara-gara tadi, kepala gue jadi mikirin lo terus."

Hhuueekkk....

Iiihhh sumpah nih anak !

"Hamid... LO GUE KICK OUT BENERAN YA !!!"

Ku tarik nafas dalam-dalam dan segera meninggalkan kedua adik kelas yang menertawaiku itu. Dasar, kalau saja aku boleh menempeleng anak bandel itu, mungkin sejak dulu ia babak belur di tanganku. Untung saja sekarang Undang-Undang kekerasan di perketat pemerintah, apalagi ibu Hamid adalah anggota komisaris dan penyumbang dana untuk sekolah ini.

Be my Sweet Darling  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang