"Bunda jangan pergi dong...," kata seorang anak laki-laki.
"Iya sayang. Plis jangan tinggalin aku sama anak-anak," imbuh sang suami.
"Maaf mas, cinta aku ke kamu selesai sampai disini," jawab si wanita yang telah melangkah.
"Bundaaaa.....!!!" teriak seorang gadis kecil sambil memeluk teddy bearnya erat menatap ibunya yang pergi. Menginggalkan ia, kakaknya, dan ayahnya.
Lagi, gadis itu terbangun dari tidur dengan mimpi yang selalu mampu membuat pelipisnya berbajir peluh. Nafasnya berhembus tak beraturan. Namun, beberapa detik kemudian kembali tenang begitu sebuag tangan kokoh memeluknya erat, mengelus pelan puncak kepalanya. dengan bibir bergetar, ia mengucapkan satu kata.Hamid.....
***
"Terus aja kayak gini. Masih gue liatin tingkah lo!" dumel-ku kesal sembari membereskan beberapa pakaian Hamid yang akan dikenakan pemuda itu dalam perjalanan.
Sore ini, telinga Hamid dibuat panas dengan berbait-bait omelan dariku yang mengoceh karena kabar darinya yang begitu mendadak. Setengah jam yang lalu lelaki itu membuatku heboh dadakan karena informasi yang menyatakan bahwa ia akan melakukan perjalanan bisnis selama dua minggu di Macaw dan keberangkatannya tinggal dua jam lagi.
Ck, emang ngeselin banget! Ditambah dia yang begitu santainya bakal ninggalin aku selama dua minggu sendiri dirumah. Malah lagi musim liburan begini!!
"Sori, Ai.... Tante Dian juga ngasih tau ini siang tadi. Mau ngabarin tapi lagi pas rapat."
"Tapi nggak buru-buru banget seperti ini, Hamid. Kamu kebiasaan!"
"Iya-iya, maaf."
Aku menatap wajah manisnya itu. Aihh...., kalau lagi bersalah seperti ini mirip Eldan, si kucing kesayangan papa. Jadi gak tega buat marah-marah.
"Maaf kenapa?" tanyaku pura-pura bloon.
"Maaf udah mau ninggalin kamu lagi. Dua minggu pula." Hamid menatapku sendu.
"Gak apa-apa, gue masih bisa jalan sama Dafa," jawabku santai.
"Berani jalan sama dia, aku ngambek!" protes cemburu Hamid ini ku balas tawa.
Lihatlah, dia nampak seperti bocah yang tengah cemburu karena pacarnya minta izin jalan dengan lelaki lain. Haduh, aku hampir lupa telah menikahi seorang bocah yang jauh lebih muda dariku.
"Bodo amat!"
"Iya. Biarkan saja aku ngambek, yang penting kamu jangan."
"Jangan apa?"
"Jangan ngambek."
"Kenapa jangan?"
"Soalnya, kalau cewek ngambek itu susah buat dibikin ketawa lagi. Apalagi kamu, Ai. Susah banget."
"Tuh, tau! Makanya jangan sering buat gue kesel!"
Hamid tersenyum namun tidak menganggukan kepalanya. Yah, aku tau dia masih akan terus membuatku kesal. Tetapi aku mempelajari banyak hal darinya. Cinta, kasih sayang, perhatian, semua itu membuatku merasa lebih hidup. Singkat kata, aku merasa mulai bergantung akan kehadirannya dihidupku. Dan aku tak ingin memungkiri bila aku telah dibuat jatuh cinta oleh brondong omesh yang satu ini.
"Jangan pulang sebelum bawa uang!" candaku saat kami berdua berdiri di depan pintu.
"Siap, Madam! Begitu pulang, kita nonton Insidious yang kamu mau."

KAMU SEDANG MEMBACA
Be my Sweet Darling [END]
RomanceHal yang paling indah adalah hal yang paling menyakitkan. Cinta. . Brukk! Dia keluar dari mobil sedannya dengan membanting pintu mobil keras disengaja. "Lo siapa?" tanyanya sombong. "Lo yang siapa?" tanya gue balik. Ish, adik kelas nyolot. Sok! "Gue...