9. Hamid menghilang, Ainun senang ?

2.9K 153 3
                                    

Auranya begitu dingin

Seperti ratu es dalam kastil yang membekukan.

Ia tak perduli

Ucapan orang, pendapat orang, termasuk perasaanku.

Sorot matanya bagai anak panah

Tajam, menusuk dadaku hingga ke rusuk-rusuknya.

Dialah sang penari rasa

Hanya mengikuti nyanyian alam.

Gemulai ia diatas jutaan paku

Ia berdarah, namun tetap teguh pada pendirian.

Dan itulah yang meyakinkanku

Akulah si pangeran berkuda putihnya, penyelamatnya.
***


Hamid berhenti menggerakan jari-jarinya diatas keyboard ponselnya. Di seberang tepi jalan lelaki itu berdiri. Senyumnya merekah, dengan tatapan lurus terfokus pada seorang gadis berkerudung putih yang lebih dari 6 bulan lamanya telah mengisi relung hatinya. Gadis itu berlari-lari kecil menuju gerbang sekolah sambil sesekali melirik jam tangannya. Gadis itu telat lagi, gumamnya.

Ingin rasanya Hamid berlari ke arah gadis itu, namun ia tak bisa. Ingin rasanya menegur dan memanggil nama gadis itu, namun ia tak berani. Ingin rasanya ia mengejar gadis itu dan memeluk tubuh gadis beraroma lily itu, namun ia tak mampu. Yang jelas ia tau alasannya,ini semua karena cintanya telah mengalahkan obsesi dari dalam dirinya untuk memiliki gadis itu.

Selamat tinggal Ainun. Doakan aku, aku akan pergi berperang melawan rindu. Sudah kutitipkan pada bulan dan serdadu bintang segenap ucapan selamat tidur untukmu. Ainun sayang, bersabarlah sebentar.

***

"Wah-wah, mentang-mentang sudah lepas jabatan jadi sering datang terlambat ya, sekarang. Kemarin-kemarin bolos pelajaran lagi," sindir Mitha, sahabat sekaligus teman sebangku Vian.

"Bacot lo!"

"Mangkanya, tidur tuh jangan telat!"

"Sebodo yah. Lo nggak usah sok-sok cerewet kayak emak-emak ya. Nih, pr Fisika gue. Lo mau lihat nggak?" Ainun menyerahkan buku tulis bersampul cokelat pada gadis berbehel biru disampingnya. Mitha tersenyum senang. Dan langsung sibuk menyalin jawaban sahabatnya itu.

"Lo kemaren kemaren kemana?"

Tanya Mitha sambil terus fokus menyalin pr.

"Kapan?"

"Iisshh, bolot. Itu, pas hari sabtu, yang lo bolos di pelajaran Sejarah."

"Ohhh, gue jadi buruh dadakan."

"Hah, demi apa?"

"Nyari sambilan. Uang jajan udah menipis, wkwk."

"WWOOOIIII.... BU META OTWW!!" teriak Koko. Si ketua kelas.

"Anjjrriittt!" umpat beberapa siswa termasuk Mitha yang masih sibuk menyalin pr. Ainun menggelengkan kepalanya.

***

"Weh, kayaknya bakal ada pangeran baru yang bakal masuk SmaTirJa, nih," kata karin si biang gosip.

"Cakep gak?" sambar Dino. Mimi perinya kelas XII ipa 4.

Be my Sweet Darling  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang