32. Cemburunya Ainun

2.1K 113 6
                                    

VOTE KALAU SUKA, BACA KALAU PENASARAN, TARO LIBRARY KALAU KETAGIHAN, LINE AKU KALAU MAU PROTES...

LINE = ketupatahu

***


Dafa mengeraskan volume ponselnya saat suara desahan kedua orang yang tengah melakukan hal tabu dari kamar sebelah makin terdengar. Daripada otaknya makin tercemar, cowok tampan itu lebih memilih larut dalam penantiannya menunggu balasan dari Ainun. Entah kenapa sifat sarkastik dan kasar yang dimilki gadis berhijab itu mampu menggetarkan hatinya. Untuk pertama kalinya, seorang Dafa Putra Wijaya jatuh cinta.

Dafffffa : Lo besok sekolah?

Vianadainun : y

Dafffffa : Besok mampir perpus, yuk. Belajar SBMPTN.

Vianadainun : Gw SNMPTN.

Dafffffa : Temenin gue aja. Kesepian. Hehe ^^

Vianadainun : Trsrh.

Dafa menggeleng-gelengkan kepalanya. Apa Ainun gak punya keyboard huruf konsonan di ponselnya? Selalu singkat kalau menjawab, irit banget kayak paket internet anak sekolah.

Lelaki itu tersenyum lima jari, sadar kalau sudah dibuat jatuh hati oleh si gadis berhati dingin. Dafa tahu, Ainun itu sudah punya Hamid. Tapi, bukankah cinta hadir untuk melindungi? Tidak harus memiliki, hanya berada di dekatnya dan menjaga sepenuh hati saja sudah sangat cukup bagi Dafa. walau hati kecilnya tetapi menginginkannya.

***

"Lo mah udah ketebak bakal masuk PTN tanpa tes. Selamat, ya!" ujar Mitha saat ia dan Ainun selesai mendapatkan sosialisasi masuk perguruan tinggi.

"Ho-oh."

"Eh, gimana kabar lo sama Hamid? Suami lo masih belum ada kabar juga?"

Pertanyaan Mitha ini sukses membuat wajah cantik Ainun memendung.

"Gak tau, tuh. Emang dasar, hobinya aja bikin anak orang khawatir!"

Mitha menepuk pelan punggung sahabatnya itu, "everything will be allright, babe! Yang sabar!" ucapnya.

Ainun hanya menatap jenuh kearah gadis berbehel disebelahnya. Ia sudah sering mengatakan bahwa dirinya tidak suka merasa dikasihani, apalagi dukungan yang tidak penting seperti tadi. Karena malas menanggapi, Ainun lebih memilih berjalan duluan meninggalkan sahabatnya itu.

Dilain sisi, Hamid yang masih mengenakan setelan jas kantornya tengah berdiri di seberang jalan gerbang sekolah. Niatnya bertemu Ainun. Bayangkan saja, sudah hampir seminggu mereka tidak bertemu, dan itu membuat Hamid serasa ingin tewas terbunuh rindu. Senyum cowok berwajah manis tersebut mengembang sebesar kue donat saat kedua matanya menangkap sosok sang pemilik hati. Ainun yang tengah merapihkan letak pashmina warna cokelatnya serasa begitu cantik di mata Hamid.

"DASAR CEWEK MURAHAN!! LO KEKURANGAN DUIT, HAH??!" Baru saja Hamid hendak menghampiri Ainun, tetapi langkahnya tercekat saat mendengar suara bentakkan seorang lelaki yang serasa familiar di telinganya. Dia, Alfa. Mengapa lelaki gila kekuasaan itu teriak-teriak di tengah siang bolong seperti ini? Dan lebih lagi, ia tengah membentak....

ASTAGA!!

Itu, Silvana Yandara? Mantan tunangannya? Oh ralat, musuhnya?

"ASAL LO TAU, BADAN LO ITU GAK BISA MUASIN GUE?"
"DAN LO UDAH KASIH BADAN LO ITU KE COWOK LAIN?. DEMI DUIT?"

"MURAHAN BANGET LO, BITCH!!!"

Tangan Alfa mengudara hendak menampar wajah Silva yang sudah basah karena air mata. Namun, sebelum tangan itu mendaratkan tamparan, tinju Hamid sudah terlebih dahulu jatuh di rahang Alfa.

Be my Sweet Darling  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang