7. "Makasih !"

2.2K 119 5
                                    

Banyak orang berubah menjadi 'KERAS',

Untuk melindungi hatinya yang (PERNAH) terluka

-anonymouse

~~~

HAMID POV


"Kenapa harus serba ladies first?" Aku menoleh ke arah Sandy.

"Itu gak adil, Ma. Kalo gitu harusnya cewek yang nelfon duluan, yang ngajak maen duluan, dan yang nembak duluan," sambungnya.

Aku menyerahkan kertas manila berwarna biru langit, "Tau kenapa? Karena cowok lebih gentle dan lebih pemberani dari cewek," kataku. Sandy mangut-mangut.

"Kenapa harus dia?"

Hah?! Maksudnya?

"Ainun. Kenapa harus Ainun ? Lo mau gara- gara cinta lo Kak Vian jadi tersakiti?"

"Dia unik aja. Tersakiti maksudnya?"

"Dulu the most prince di sekolah ini suka sama Ainun. Dan gara-gara itu Ainun lebam-lebam gitu di labrak fans-nya. Saran gue, lebih baik lo simpan aja sendiri perasaan lo. Semakin dekat lo sama Ainun, maka semakin pula lo nyakitin dia secara perlahan."

"Boro-boro deket, San. Dia peka sama kehadiran gue aja nggak."

Aku menatap sahabat seperjuanganku itu lekat-lekat. Ia menyerahkan gulungan kertas manila yang tadi kuberikan. Ya, tugas seorang secret admirer itu nempelin beginian di mading sekolah tanpa sepengetahuan siapapun bukan? Ah, melelahkan sekali.

"Terkadang gue mikir. Bukannya adanya cinta itu memang hadir untuk melindungi, ya. Kasih sayang, perlindungan, perhatian. Bagi gue, jangan bilang lo jatuh cinta sama dia kalau lo gak bisa lindungin dia," kataku bijak.

"Hahaha... Dia gak bakal mau jadi pacar lo."

"Eehhh, siapa bilang pacar? Orang di bakal jadi istri gue kok."

"Whats bray??!! Are you kidding me?"

Aku mengangkat kedua bahuku melihat ekspresi sandi yang terkejut.

"Nikah itu serius, pacaran itu mainan. Perasaan gue ke dia serius, bukan mainan. Lagi pula, jangan berani-berani mengetuk hati seorang wanita kalau tak berani menikahinya!"

"Weeeittss.... Kata kata lo. Gue daftarin juga lo jadi kandidat ketua rohis selanjutnya. Lagak udah kayak ustadz aja deh."

"Nggak usah repot-repot, San. Gue masih pengen nelen asap rokok. Hahaha..."

"Hahahaha... Serah lo ae dah."

***

" Dek...., dek..." panggil seseorang. Aku menoleh.

"Hamid, kan?" Tanyanya.

"Gue Mitha. Sahabatnya Ainun. Ini cowok gue, Fadlan." Ia menunjuk lelaki bertubuh tegap berkulit sawo matang disebelahnya.

"Ohh, kenapa kak?" Baru ku sadari mereka juga mengenakan bet XII, kakak kelas.

"Lo penggemarnya Ainun juga kan?" tanya lelaki itu. Suara baritonnya menggema. Mungkin dia anak paskibra, pikirku.

"Gue beneran suka sama dia. Perasaan ini bukanlah perasaaan penggemar!"

Mereka saling berpandang sejenak. Mungkin terkejut dengan perkataanku barusan.

"Ternyata dia memang beda."

"Iya, dia beda. Oh, iya dek, lo kan orang yang nulis sajak di mading selama 3 hari belakangan ini? Kita udah nyadar semenjak sajak pertama lo yang 'Kamu, Aku, Dan Fiksi Roman'. Jujur aja," ungkap si kakak kelas berbehel.

Be my Sweet Darling  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang