warning : BMSD memang banyak typonya. Aku mengharapkan komentar kalian demi perbaikan BMSD itu sendiri.
Ini adalah part tersusah selama aku menulis 'Be My Sweet Darling'. Di part ini, kita akan mulai dengan latar sewindu (8 tahun) yang lalu. Ini gak ada hubungannya sama part sebelumnya. Tapi, untuk memperkuat alasan dan memperjelas masalah dalam cerita ini, kalian perlu mengetahui asal-usulnya, bukan?
Nah, selamat menikmati.
Oh ya, komentar kalian sangat dibutuhkan disini!! Kumohon.
Salam,
Tempeorek_23
***
8 tahun yang lalu...
"Jadi, mulai sekarang, kita resmi jadi partner, ya?" Bara bertanya untuk memastikan pembangunan proyek antar 'Wijaya Corp' dan 'Cyber Group'.
"Yes. Pihakmu cukup membantu dalam proses pembangunan, untuk telekomunikasi dan sponsor akan kami bantu semaksimal mungkin," jawab Galih.
Kedua pengusaha besar itu saling berjabat tangan. Galih tersenyum puas karena mendapat seorang rekan bisnis yang kompeten untuk proyek terbesarnya tahun ini. Disisi lain, Bara justru tersenyum miring penuh artian, ia akan menggulirkan Galih dengan mudah mulai dari sekarang.
"Silahkan di tanda tangani suratnya."
Srrett..
Ssrrett..
Kedua belah pihak mendatangani surat kontrak satu sama lain.
"Senang bekerja sama dengan anda!"
***
"Gimana kalau kita lomba sekarang? 25 meter?" Seorang anak berusia 10 tahun berdiri di tepi kolam renang. Anak laki-laki itu bernama Alfa. Alfandika Wijaya, putra Bara Wijaya.
"Ayo! Siapa takut," balas bocah yang sudah terlebih dahulu terjun dalam kolam renang. Bocah itu Hamid Bramawisnu, yang ini merupakan putra tunggal Galih Bramawisnu, penerus 'cyber group'.
"Satu.."
"Dua.."
"Ti.... Ga..."
Kedua anak pengusaha itu saling mendahului diatas air. Dan diakhiri dengan Alfa yang sudah terlebih dahulu sampai di garis finish.
"Yes, aku yang menang!" serunya bersemangat.
"Yah.., kan aku belum siap."
"Loh, yang jelas, aku yang menang!"
"Tapi, tadi kak Alfa start duluan!!" protes Hamid tak terima.
"NGGAK!" bentak Alfa. Inilah salah satu sifat buruk bocah itu, ia tidak menerima kekalahan dan selalu memiliki hasrat untuk menang.
Hamid menatap wajah Alfa dengan rada-rada kesal. Ia langsung naik keluar dari area kolam renang.
"Kak Alfa aja yang berenang. Aku malas." Ia melangkah meninggalkan Alfa yang tersenyum senang.
"Hamid pengecutt! Dasar kalah!"
***
Hamid kecil masih sibuk menaiki tangga-tangga perosotan di sebuah taman dekat rumahnya. Taman itu begitu sepi sore ini, mungkin karena cuaca yang sehabis direndam hujan. Becek jadinya. Tetapi, anak itu asik saja main sendirian, di tengah tanah becek dan dengan baju kaos bergambar 'Ultraman' yang sudah berwarna cokelat lumpur tanah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be my Sweet Darling [END]
RomansaHal yang paling indah adalah hal yang paling menyakitkan. Cinta. . Brukk! Dia keluar dari mobil sedannya dengan membanting pintu mobil keras disengaja. "Lo siapa?" tanyanya sombong. "Lo yang siapa?" tanya gue balik. Ish, adik kelas nyolot. Sok! "Gue...