Intuisi adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas. Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran. Misalnya saja, seseorang tiba-tiba saja terdorong untuk membaca sebuah buku atau aku yang tiba-tiba saja menginginkanmu.
- Hamid Bramawisnu.
~~~~
HAMID POV
Ia masih asik mendengarkan lagu di pojok sofa ruangan ini. Gadis itu, benar-benar. Apa ia tak mengangapku ada?
"Kak..." panggilku untuk ke-12 kalinya.
"Ainun.."
"Vianada.."
"Astagfirullah... Vianada Ainun...." Aku mengelus dadaku berulang kali.
Ainun melihatku sekilas. Ia mulai melangkah menuju pintu keluar ruangan inap yang sudah dua hari kutempati ini.
"Ainun, Lo pergi gue cium lo!" Ancamku dengan nada agak keras. Ia menoleh dan segera menghampiriku.
Good girl!
"Aarrkkhh...." pekikku saat ia tiba-tiba menekan perban luka di kepalaku.
"Rasain lo. Masih sakit sok mau ngancam gue. Cihh!"
"Jalan-jalan, yuk."
"Gue? Dorong-dorong kursi roda lo?" tanya Ainun. Aku mengangguk semangat sambil nyegir kuda.
"Ogah amat!" jawabnya enteng. Jahat emang nih cewek, untung sayang!
"Ayolah kak, gue bete berat nih."
"Oh, bete? Kalau lo bosen kenapa tadi temen-temen lo, lo husir semua??!!"
Yups, tadi pasukan setia brandal Bhakti Bangsa memang kesini. Tapi Cuma sebentar, sih. Habisnya mereka terlalu berisik dan heboh, mengganggu ke-romantisanku dengan Ainun saja. Eh, salah, ketertiban sesama maksudnya.
"Habisnya, siapa suruh mereka ganggu quality time kita."
"Quality time mbah mu!!" tukas cewek berkerudung abu-abu tersebut. Dan akhirnya ia pergi juga meninggalkanku sendirian di ruangan ini.
Syukurlah gue demen, kalo nggak..........
***
Ainun masuk ke kamar inapku setelah Tante Dian, sekertaris kesayanganku memasuki ruangan bercorak biru muda ini. Ia menatapku tajam seolah berkata ' apa maksud, nih?'. Aku tertawa kecil ke arahnya. Dia kan belum tahu kalau tante kesayangannya ini adalah sekertaris dari seorang Managing Directur disebuah perusahaan terkemuka di Asia.
"Assalamualaikum. Bagaimana, Pak?."
Ainun makin melongo mendengarnya. Aku tersenyum miring dan tertawa.
"Waalaikumsalam. Syukurlah, semuanya sudah membaik. Tapi saya nggak tahu tuh, gadis disebelah anda. Sudah baik belum hatinya. Kemarin-kemarin kan habis dilanda rindu sama saya." Aku melirik ke arah Ainun.
"Tante, kenal dia?"
"Ya kenal, lah. Orang dia bos tante kok. Tante ini sekertarisnya."
Ainun makin terkejut. Ahahah... Ekspresinya itu, menggemaskan!
"Tan, bisa bantuin gak? Saya pengen jalan-jalan ke taman rumah sakit," pintaku pada Tante Dian.
"Eh-eh, lo apa-apaan manggil tante gue juga tante?" Sambar Ainun tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be my Sweet Darling [END]
RomansaHal yang paling indah adalah hal yang paling menyakitkan. Cinta. . Brukk! Dia keluar dari mobil sedannya dengan membanting pintu mobil keras disengaja. "Lo siapa?" tanyanya sombong. "Lo yang siapa?" tanya gue balik. Ish, adik kelas nyolot. Sok! "Gue...