8. Kabur

2.9K 168 8
                                    

Keheningan kembali menyelimuti mereka. Keduanya sama-sama terbungkam dalam diam. Ainun yang memang sudah keras sifatnya malah makin diam kalau seperti ini. Kini mereka tengah berada dalam mobil milik Hamid. Melaju membelah kota yang sekarang tengah sepi-sepinya di siang bolong seperti ini.

"Gara-gara lo gue bolos!" Ainun mendesis sebal ke lelaki di sebelahnya. Tangannya ia lipat di depan dada. Emosi.

"Gak. Gue gak pernah ngajak lo bolos."

"Iya, nggak. Tapi sepatu sama tas gue lo bawa pergi. Apa gak ngajak ribut tuh namanya?!"

"Apaan sih?! Lo juga kan udah janji mau pergi bareng sama gue sepulang sekolah ini."

"Iya. SEPULANG SEKOLAH, Hamid. Bukan di PERTENGAHAN SEKOLAH !!" sengit Ainun dengan menekan kata 'sepulang sekolah' dan 'pertengahan sekolah'.

"Ya udahlah. Sama aja kan? Ujung-ujungnya lo bakal pergi juga sama gue!"

"Tapi gue udah kelas dua belas. Gak bisa lagi main-main layaknya bocah kayak model lo gini!"

"Iya, iya. Udah ah ngambeknya." Hamid melunak menatap gadis yang tengah merengut di sebelahnya. Iya, sih, salahnya juga main culik anak orang yang lagi serius-seriusnya belajar.

"Udah dong, Nun. Kasihan yang di dalam mobil. Masa pemandangan indah di sini dianggurin sih?"

Ainun langsung melirik sekeliling mobil, "Mana?"

"Ini," jawab Hamid lantang sambil menunjuk wajahnya.

Ainun hanya membuang mukak acuh dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Anak bocah ! pikirnya.

"Harusnya pelajaran apa?"

"Maksudnya?"

"Sekarang lo harusnya belajar apa?"

"Sejarah. Penting banget, kan? Dan lo malah bawa gue pergi lagi!"

Hamid hanya tersenyum miring, "Ya sudah, ayo."

***

"Hah?!!"

"Ngapain kesini?"

Ainun dibuat melongo-longo saat mereka tiba ditempat tujuan Hamid. Oke, mungkin ia bisa memahami kalau tempat tujuan mereka seperti toko buku atau perpustakaan, dia senang malah. Lah, ini, MUSEUM SEJARAH INDONESIA !!

"Katanya mau belajar sejarah? Ini gue ganti jam pelajaran sejarah lo."

"What?! Ya nggak gini-gini juga kali! Harusnya gue belajar di sekolahnya aja langsung. Lebih efisien, lebih bermutu, lebih terdidik dan terpelajar! Kalau begini mah jalan-jalan aja atuh namanya!"

"Jadi? Nggak mau masuk nih?"

"NGGAK! LO AJA SANA!"

"LO LEBIH BUTUH!"

"Biar bisa menghargai apa itu kemerdekaan yang sesungguhnya. Biar jadi anak baik!!"

Gemas Ainun pada Hamid yang berdiri tepat di sebelahnya. Jadi gak bermutu kan waktunya. Terbuang sia-sia gitu. Selama hapir tiga tahun ia sekolah, Ainun tak akan keluar kelas kalau memang tidak memiliki urusan mendadak atau panggilan guru. Dan sekarang, adik kelasnya dengan seenak dengkul menculiknya dengan alasan yang gak jelas.

"Terus gimana? Mau ke taman makam pahlawan? Atau ke tempat peninggalan sejarah?"

"Kenapa gak ke Kota Tua aja sekalian!! Biar puas hati lo!!"

Hamid menyergitkan dahinya. Ini kenapa jadi ia yang dimarahi ? Bukannya dia hanya ingin bertanggung jawab atas hilangnya jam-jam belajar Sejarah Ainun. Kan bener, sejarah ya ke museum. Ia menarik tangan Ainun menuju mobilnya. Sepertinya memang harus dibawa kabur beneran nih cewek!

Be my Sweet Darling  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang