"Setajam apapun nanti luka menancap padaku, tidak akan bisa menandingi perasaanku. Kukatakan itu, 3 tahun yang lalu."
Keysa hendak turun dari bis berwarna silver yang berhenti di halte yang tidak jauh dari sekolahnya, saat ingin keluar dari pintu bis Keysa sudah melihat seorang laki-laki berdiri memperhatikannya di samping halte.
Saat Keysa turun dia mendekati Keysa dan menyodorkan sebotol susu kedelai rasa melon, yang Keysa terima dengan sedikit senyuman.
"Besok bareng gue aja, ga usah naik bis," ucap laki-laki itu, sambil memperhatikan Keysa lagi yang berusaha membuka botol minumannya. Tanpa menawarkan diri, dia mengambil botol itu dari Keysa untuk membukakannya.
"Gue mau naik bis aja, biar bisa liat beruang," jawab Keysa setelah mengambil botol susu yang sudh terbuka itu sambil melangkah meninggalkan langkah laki-laki itu.
"Kenapa Lo selalu nolak gue, Key," gerutunya sambil menyusul langkah Keysa, tutup botol susu kedelai tadi masih digenggamnya.
"Kalo Lo ga mau pakek mobil, gue bawa motor," ucapnya lagi saat berhasil menyamai kembali langkah Keysa.
"Lo mau banget ya berangkat bareng gue?" celetuk Keysa yang memegangi susu kedelainya yang tinggal separuh.
"Mama Lo kawatir kalo Lo naik bis sendiri."
"Ya udah temenin, ikut aja Lo naik bis" sahut Keysa dengan sedikit kesal.
"Keyyyy."
"Royyyyy," sahut Keysa menatap seolah ingin mengakhiri perdebatan ini, Roypun hanya pasrah diam dan membiarkan Keysa menuju kelasnya.Roy Hardian, teman kecil Keysa yang sudah seperti ikan remora baginya. Kemanapun Keysa pergi pasti tak sedikit akan melibatkan Roy di dalamnya, bahkan mereka terlihat seperti saudara. Bagaimana tidak, pertemanan mereka dimulai saat mereka baru belajar jalan karena kedua orang tua mereka berteman baik, rumah mereka hanya terpisah 2 rumah tetangga, dan karena Keysa anak tunggal, mamanya sering mengandalkan Roy untuk menjaganya.
K
eysa duduk di bangku kelasnya sambil tersenyum menatap kotak kecil berwarna maroon di mejanya, ada cupcake strawberry dengan sprinkle bintang warna warni.
" Lo bikin buat Ananta?" Bisik Ulfa yang baru datang dan duduk di sampingnya, Keysa mengangguk dan menutup kotak itu kembali.
"Gue yakin Shinta ga bakal setuju sma ide Lo!"
"Ya udah," jawab Keysa batu.
"Walaupun di sana cctv-nya rusak, tapi kalo Lo ketauan tetep aja resikonya besar Key," tukas Ulfa lagi.
"Gue tau ini ide bodoh, tapi setidaknya sesekali gue coba.""Ide apa an?" Sahut Shinta yang berjalan ke arah mereka .
"Lo nanti juga bakal tau."
"Keyyyy ..." Resah Shinta sambil menatapnya penasaran.
"Stttttt," Keysa meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya yg tersenyum tipis, ada rencana yang mungkin sedikit sembrono di kilatan tatapannya itu.
Krekkkk, pintu loker berwarna biru navy itu berderik. Pelan-pelan Keysa meletakkan kotak capcakenya di dalam sana, dia juga meletakkan selembar kecil kertas dan hanya Keysa yang tau isinya.
Senyuman kecil menyertai saat Keysa menutup kembali pintu loker itu, dia menatap tulisan nama "ANANTA" di sudut kiri pintu.
Tringggggggg, tiba-tiba terdengar bunyi bel istirahat. Keysa melirik jam tangan kecilnya, akhhhh aku terlalu lama di sini, ucapnya dalah hati yang tidak menyangka sudah 10 menit dia di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANANTA
Teen FictionMungkin akan terbaca membosankan karena aku selalu mengatakan aku mencintainya, tapi memang tak pernah ada rencana di bab manapun untuk mengakhiri perasaan itu. Bab yang isinya penuh dengan dia, tentang bagaimana aku yang selalu menatap punggungnya...