Hai..
Makasih udah ngikutin Back Home dari awal sampe sekarang.
I see you readers 👀👀
Oke, selamat membaca ya.. Semoga menikmati bagian ini :)
***
Day 13
Keke mematut dirinya sekali lagi di depan cermin. Jumpsuit putih bergaris biru dongker -atau kebalikannya?- menjadi pilihan Keke untuk pergi pada Sabtu yang cerah ini.
Setelah memastikan penampilannya oke, Keke meraih clutch bag putih di kasurnya lalu beranjak keluar kamar.
"Ma, Keke pergi dulu, ya?" pamit Keke pada sang ibu yang sedang menonton TV dengan serius di ruang keluarga. Tanpa menunggu balasan, Keke langsung saja berlalu. Cakka telah menunggunya di depan rumah.
"Hei, nunggu lama?" tanya Keke dengan nada agak canggung. Hei, Cakka adalah bintang sekolah! Jangan salahkan Keke jika ia gugup. Apalagi Keke bukan siapa-siapa.
Cakka tersenyum seraya menggeleng dan menepuk slot kosong di belakangnya. Keke pun menghampiri Cakka beserta motornya, lalu menaikinya perlahan.
"Helm?" tawar Cakka sambil menyerahkan sebuah helm berwarna merah dengan motif bunga putih pada Keke, yang menerima dengan perlahan.
"Thanks."
***
"Pergi kemana, Fy?" tanya Septian. Lelaki itu sedang menyuci piring bekas sarapan di dapur saat adiknya masuk.
Ify meneguk air dingin sebelum menjawab, "Aku mau pergi beli bahan kerja kelompok sama temanku."
Septian mengangguk-angguk. "Hati-hati, ya. Teman kamu jemput kesini, kamu berangkat sendiri, atau kakak antar?"
"Uhm, kami ketemuan di tempat. Ify naik Trans Jakarta aja, Kak," jawab Ify sambil tersenyum. Selain tidak ingin mengganggu weekend kakaknya, Ify juga rindu menaiki bus umum tersebut.
"Ya udah, kalau gitu hati-hati. HP-nya jangan dimatiin," pesan Septian sekali lagi, sebelum Ify berlalu.
Perumahan sederhana tempat Ify tinggal terletak tidak jauh dari halte Trans Jakarta. Sehingga lima menit kemudian, Ify telah duduk manis menunggu bus itu datang.
***
"Mau langsung ke Carrefour aja nih?" tanya Ify. Matanya menatap lurus pada Rio yang sedang mengangkat bahunya.
"Gue mau ke Burger King dulu. Belum sarapan. Lo udah?" tanya Rio. Ia mendahului Ify, melangkah menaiki eskalator.
"Oh, okay. Gue udah sarapan kok. Lo aja."
"Ya udah. Tunggu bentar. Atau lo mau jalan sendiri dulu?" tawar Rio, mengangkat alisnya pada Ify. Sontak Ify menggeleng.
"Nggak ah. Berasa jomblo banget kalo gue jalan sendiri."
Ucapan Ify itu membuat Rio terkekeh. Mata Rio menyipit, hingga wajahnya terlihat makin unyu. Ify pun terdiam mengaguminya. Jarang-jarang melihat Rio terkekeh seperti itu.
"Nggak usah dilihatin guenya. Nggak bakal hilang," tukas Rio, menyadarkan Ify. Lelaki itu kembali datar seperti semula. Ia langsung melangkah lebar memasuki gerai Burger King, meninggalkan Ify yang sedang mengumpat kesal, menyesal telah mengaguminya.
Ify menghentakkan kakinya, lantas menyusul Rio. Lelaki itu menggelengkan kepalanya lalu menyuruh Ify duduk terlebih dulu sementara ia mengantri.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK HOME
Teen FictionBagaimana jika seorang pengidap Double Identity Disorder dan pengidap lemah jantung adalah sepasang saudara kembar? Bagaimana jika mereka berteman dengan seorang perfeksionis dan seorang yang super slengean dan tak peduli aturan? Apa jadinya jika me...