Hari pertama sekolah nih!
Siapa yang tadi upacara? Hoho..
Siapa yang tadi MOS?
Nah, setelah letih seharian tadi, Vee bawa part 13 Back Home! Semoga bisa menghibur kalian, ya!
Dan semangat untuk hari esok!
***
Alvin dan Rio berjalan beriringan menuju lift. Seragam sekolah yang masih mereka kenakan membuat beberapa pengunjung mengamati mereka dengan tatapan ingin tahu. Sebagian lagi mengamati mereka karena wajah tampan mereka.
Untunglah, lift kosong saat Alvin dan Rio masuk. Keduanya jadi bisa bernafas lega. Jari telunjuk Rio memencet tombol angka '5', lantai tempat spesialis penyakit dalam.
Keduanya tidak saling bicara. Rio justru sibuk mengetik di ponselnya, dan Alvin tak mempermasalahkan hal itu. Baginya, Rio mau mengantarnya kontrol pun sudah bagus.
Tiba-tiba lift berhenti di lantai tiga. Rio segera menyimpan ponselnya, entah mengapa. Pintu terbuka dan seorang gadis segera bergabung dengan Alvin dan Rio. Gadis itu mengenakan kupluk, hingga Alvin dan Rio tak dapat melihat wajahnya. Telunjuk gadis itu teracung ingin memencet tombol, namun tidak jadi lantaran tombol lantai yang ingin ia tuju sudah di tekan.
Barulah gadis itu membuka kupluknya dan menatap dua teman se-lift-nya. Ketiga orang disana langsung terkesiap.
"SHILLA?!"
"ALVIN RIO?!!"
Shilla langsung menoleh sekali lagi ke tombol lantai, lalu matanya memicing ke arah dua teman sekelasnya itu. Kini, tak ada kesan kutu buku hinggap di wajahnya.
"Lantai lima? Spesialis penyakit dalam?"
Alvin dan Rio terdiam, tak mampu berkata-kata.
***
Rupanya, Shilla adalah keponakan dari dokter yang selama ini merawat Alvin. Selama ini, gadis berkacamata itu rutin mengunjungi bibinya itu demi mempelajari penyakit dalam, dan hari ini, ia tak menyangka dapat membongkar satu rahasia Alvin.
"Iya, Alvin memang mengidap Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy. Tapi lo jangan sebarkan ke mana-mana, awas kalo sampe yang lain tau," ancam Rio. Lelaki itu tak dapat membohongi Shilla, lantaran Dr. Agni lebih dulu menjawab pertanyaan gadis itu tadi.
Bahkan, Rio dan Alvin tak menyangka bahwa Shilla akan mengikuti mereka masuk ke ruangan Dr. Agni, karena tadinya Shilla sudah turun di lantai lima sedangkan mereka berdua naik ke lantai lain lebih dulu untuk mengecoh. Hfft..
Kini, Alvin sedang diperiksa oleh Dr. Agni. Memaksa Rio menjelaskan pada teman sekelasnya itu, yang mengangguk-angguk mengerti.
"Gue sebetulnya juga sudah curiga kok. Gue kan mempelajari penyakit dalam, terutama jantung," senyum Shilla. Wajahnya begitu manis, membuat Rio sedikit terkesima. Catat itu, sedikit terkesima.
"Nah, bagus. Lo bisa bantu gue untuk jaga Alvin."
"Hayo, lo gosipin gue ya??" tuduh Alvin yang baru saja duduk di samping Rio. Rio dan Shilla langsung saja menoleh pada lelaki itu, lalu berpaling pada Dr. Agni yang bersidekap di ambang pintu.
"Gimana, Dok?" tanya Rio. Lelaki itu berdiri, lantas mengikuti Dr. Agni masuk ke ruangannya. Meninggalkan Alvin dan Shilla berdua.
"Jadi, lo udah di kasih tau sama Rio ya??"
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK HOME
Teen FictionBagaimana jika seorang pengidap Double Identity Disorder dan pengidap lemah jantung adalah sepasang saudara kembar? Bagaimana jika mereka berteman dengan seorang perfeksionis dan seorang yang super slengean dan tak peduli aturan? Apa jadinya jika me...