Enam Belas

843 35 2
                                    

Haii Vee coming, semoga masih semangat nungguin yah hehe..

Happy reading

***
Day 39

Dua minggu sudah berlalu sejak insiden Keke di ajak bolos oleh Cakka. Sejak itu pula, semua orang menyadari bahwa mereka semakin dekat. Tak sedikit juga yang mengira bahwa Cakka akhirnya berpacaran, melihat betapa dekatnya kedua insan itu. Bahkan, tak terasa persahabatan antara 8 orang itu juga sudah terjalin sebulan lamanya. Atau pertemanan dekat kalau belum bisa disebut persahabatan. Padahal rasanya baru kemarin mereka jadi dekat.

"Gue enggak pacaran, Gab. Serius!"

Gabriel masih saja tersenyum tak percaya, membuat Cakka risih. Ditatapnya Keke meminta bantuan, sayangnya gadis itu pun sedang menunduk, memainkan jemarinya di bawah meja.

"Masa sih? Gue kira, selama ini kalian selalu pulang bareng," tutur Ify, turut menyudutkan sahabatnya.

"Dan bolos terakhirnya Cakka.. Adalah sama Keke! So sweet banget, sih!! Biasanya kan dia bolos tiap berapa hari sekali," tambah Via. Lantas, gadis itu menepuk-nepuk punggung Keke. "Ayolah, Ke, nggak usah malu-malu."

Keke bukannya malu. Dia gede rasa! Rasanya, dia ingin meminta Cakka mengiyakannya saja. Apa yang salah dari berpacaran, Leonardo Cakkadila?

"Nggak ada yang salah. Gue cuma nggak mau berkomitmen serius. Itu aja."

Tepuk tangan sontak menggema, namun telinga Keke masih menggaungkan ucapan Cakka tadi. Kok, Cakka bisa membalas pikirannya ya?

"Emangnya lo mau pacaran sama Cakka, Ke?" tanya Shilla, berpaling dari buku Biologi-nya. Ia membenahkan kacamatanya yang melorot, lantas menatap Keke penuh selidik. Begitu pula yang lain. Keke jadi gelagapan.

"Hah? Eh? Y-ya enggak lah."

Tanpa disadari yang lain, seseorang menghembuskan nafas lega.

***

"Oke. Sebelumnya, terima kasih untuk kalian yang udah hadir di rapat Pensi kedua ini. Saya, Gabriel, selaku ketua panitia, mengucapkan terima kasih sekali lagi."

Setelah itu, Angel memimpin doa. Barulah Gabriel bercuap mengenai susunan panitia, sekaligus menyambut siswa-siswa yang baru saja di dapuk menjadi panitia Pensi. Contohnya, Keke, Rio, dan Cakka.

Yap, tiga orang yang diusulkan Via itu akhirnya benar-benar di dapuk. Setelah di riset oleh Gabriel juga Septian, seluruh pengurus OSIS pun setuju. Untung, tak ada nada keberatan dari ketiga orang itu. Mereka bersedia dengan senang hati.

"Rencananya, acara akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 17 Juni 2020. Full dari pagi hingga petang. Nah, sekarang, kita mau bahas ide acara untuk mengisi waktu seharian itu. Ada yang mau usul? Boleh," ucap Gabriel seraya memandang semua anak buahnya. Mereka tampak mengerutkan kening, berpikir keras. Tentunya, ide yang keluar haruslah ide yang luar biasa.

***

Alvin menendang-nendang kerikil di hadapannya. Hari ini, ia kembali harus menunggu Gabriel selesai rapat, lantaran Rio dan Cakka juga menjadi bagian dari rapat itu. Tidak ada yang bisa mengantarnya pulang lebih dulu.

Sekolah sudah sepi, tersisa beberapa siswa yang mondar-mandir dengan kamera di tangan. Sepertinya anggota ekskul fotografi. Alvin memutuskan kembali berjalan. Berharap ada sesuatu yang bisa menghiburnya.

Tak lama kemudian, langkahnya membawa Alvin ke depan pintu perpustakaan. Alvin segera melirik jam tangannya, lalu mencoba membuka pintu itu. Pasalnya, Alvin tidak tahu jam operasional perpustakaan.

BACK HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang