12

87 15 0
                                    

Rio berjalan di koridor sekolah yang mulai ramai oleh siswa siswi SMA Harapan. Sesekali ia mendapatkan sapaan dari murid-murid yang ditanggapinya dengan senyum tipis.

Langkahnya terhenti ketika seseorang di belakangnya memegang pundaknya.

"Hai Rio." ucap Tya yang sekarang sedang tersenyum kepada Rio.

"Kenapa?" tanya Rio

"Masalah ulang tahun sekolah"

"Oh, pulang sekolah kita latihan di ruang kesenian." ucap Rio kemudian pergi meninggalkan Tya.

Melihat Rio pergi, Tya merasa kecewa karena sikap Rio yang dingin. Saking kecewanya ia sampai mencat-mencat sendiri di tempatnya, siswa yang melihatnya pun menjadi ingin tertawa tapi ditahanya karena takut pada Tya.

Tya yang menyadari hal tersebut menatap sinis orang di sekitarnya, "Apa lo?!" seru Tya dan langsung pergi dengan perasaan malunya.

Di koridor, ia berjalan dengan wajah murung tidak bersemangat. Sifat Rio yang begitu dingin kepadanya membuat dia kesal tidak habis fikir, mengapa jika bersama Alexa sikapnya yang dingin berubah banyak bicara dan terkesan begitu perhatian pada Alexa?

"Apa dia naksir sama--" Tya berhenti mengucapkan kalimatnya ketika seseorang di belakangnya menepuk pundaknya.

"Yaelah, pagi-pagi muka udah ditekuk." Alexa lalu mensejajarkan jalannya pada Tya.

"Alexa! Lo bikin gue kaget tau."

"Yaelah gitu aja kaget. Emang lo mikirin apa sih?" tanya Alexa kepo.

"Mikirin lo telanjang" kemudian Tya berlari dan berbalik lalu menjulurkan lidanya pada Alexa.

"WOI JANGAN KABUR LO!" teriakan Alexa membuat semua yang ada di koridor melirik ke arah mereka.

Mereka saling mengejar dan berteriak di sepanjang koridor tidak memedulikan orang-orang yang melihatnya dan berapa orang yang tertabrak oleh kelakuan mereka.

Namun seseorang di depan mereka membuat mereka berusaha menghentikan langkahnya. Seseorang bertubuh gendut dengan wajah sangar sedang merentangkan tangan bersiap menangkap mereka berdua.

"Awas Bu!!" teriak Tya ketika larinya tidak bisa dia hentikan.

"Mati gue nabarak nih." ucap Alexa.

Bruk!

Dan mereka berdua pun jatuh setelah menabrak bu Endang yang sedang meringis kesakitan karena ditabrak oleh muridnya yang super duper membuat ia kewalahan.

"Aw...aw." teriak mereka berdua setelah telinga mereka ditarik oleh bu Endang.

"Kalian ini sudah pagi-pagi bikin kebisingan, gak malu apa diliat sama orang-orang, hah?!" ucap bu Endang sambil membawa mereka keruangannya dengan tangan yang masih menarik kuping kedua gadis itu.

"Astaga-astaga kalian..., saya capek selalu urus kalian." ucap bu Endang ketika sudah berada di ruangannya.

"Yaelah Bu, kalau cape istirahatlah." ucap Alexa yang masih mengelus-elus kupingnya yang sakit.

"Hem, betul bu." tambah Tya yang bergaya sama dengan Alexa.

"Kalian ini! sekarang saya mau kalian berdiri di lapangan menghadap ke tiang bendera sampai bel istirahat!" perintah bu Endang dengan tegas.

"Eh buset dah Bu, kok lama amat?"

"Ya terserah saya dong? Lagian gak papa, ini juga baru jam berapa matahari juga belum terbit."

"Yaudah deh bu." ucap Tya.

Tya dan Alexa akhirnya menjalani proses hukuman. Meski matahari tidak terlalu panas, tapi capek akibat berdiri membuat mereka kewalahan.

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang