21

55 9 0
                                    

Alexa berbaring di atas kasurnya sambil memandang langit-langit kamarnya yang berwarnah putih. Seulas senyum terukir di wajahnya ketika membayangkan sosok Rio yang sedang menjelaskan pelajaran tadi.

Gadis itu terus tersenyum hingga suara pintu terbuka menyadarkannya. Ia bangun dan menatap mamanya kesal.

"Ma, kalau masuk kamar orang itu ketok pintu dulu kali."

"Ahh, gak perlu. Kamu kan anak mama, lagian kenapa kamu tadi senyam-senyum sendiri? Hayooo mama tau pasti kamu lagi kasmaran." ucap Clara menjaili anaknya, sontak pipi Alexa berubah berwarna merah.

"Ck, mama apaan sih sok tau deh."

"Alah, gak usah ngeles. Buktinya waktu kamu sama Pandu kamu selalu senyam-senyum kaya orang gila gitu." mendengar nama Pandu sontak membuat Alexa menampakkan wajah sedihnya.

"Mama gak usah sebut nama dia lagi." ucap Alexa dingin.

"Kenapa? Emang gak boleh?" Clara lalu memegang tangan anaknya, "Dengar ya sayang, kamu gak boleh terus-terusan seperti ini. Jadi sosok yang berbeda dari Alexa yang dulu mama kenal hanya karena seorang Pandu. Alexa, mama yakin Pandu di sana entah itu dimana pasti sekarang dia sudah bahagia dan kamu juga harus bahagia Jangan selamanya terus-terusan mikirin Pandu. Coba deh kamu buka hati kamu buat orang lain, gak perlu buka lagi mama udah tau kamu udah buka hati kamu untuk orang lain." seulas senyum mengembang di pipi Clara.

"Tapi Alexa gak bisa Ma."

"Mama yakin kamu bisa. Pandu memang benar. Kamu harus jaga diri kamu jangan terus-terusan mau dibentak atau dihina sama orang tapi mama yakin pandu gak bermaksud untuk buat kamu jadi cewek nakal seperti sekarang." Clara menghela nafas, "Maksud Pandu bukan itu Alexa, dia mau kamu jaga diri kamu tapi bukan dengan menjadi cewek nakal. Dan satu hal lagi, Pandu mutusin kamu karena dia yakin kamu pasti akan dapat cowok yang lebih layak dari dia. Dia gak mau kamu terus-terusan nunggu dia. Mama gak larang kok kamu untuk terus ngingat dia, tapi kamu jangan terus larut dalam kesedihan hanya karena dia." Clara lalu mengelus pipi anaknya.

"Makasih ma." kemudian Alexa memeluk Clara.

👭👭

Kring....kring

Suara bell istirahat menggema membuat seluruh murid-murid bersorak bergembira kecuali Alicia, Tya, dan Syafa.

"Baik, kalian semua boleh keluar kecuali kalian bertiga." tunjuk bu Linda pada Alicia, Syafa dan Tya.

"Lah Ibu gak baik banget." ucap Syafa yang memelas.

"Siapa suruh kalian mengaggu dijam pelajaran." bu Linda mempelototi mereka, "Oleh karena itu kalian tidak diperkenankan istirahat sampai sepuluh lembar kertas itu penuh dengan catatan. Masih ingatkan apa yang ibu suruh tulis? Coba ucapkan!" perintah bu Linda pada mereka bertiga.

"IBU LINDA CANTIK, SAYA TIDAK AKAN LAGI MENGGANGGU PADA SAAT JAM PELAJARAN IBU." ucap Alicia, Syafa dan Tya secara bersamaan.

"Good." bu Linda mengacungkan jempolnya.

"Yehh, ini sih akal-akalan bu Linda mau dibilangin cantik." ucap Alicia dengan berbisik-bisik kepada Syafa dan Tya meski begitu bu Linda tetap mendengarkan ucapan Alicia.

Ibu linda mempelototi Alicia, "Kamu ngimong apa tadi?! Masih mau ditambahin hukumannya?" Alicia buru-buru menggeleng, "Yaudah makanya jangan sembarang ngomong!" setelah itu bu Linda langsung pergi meninggalkan mereka.

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang