Alicia melajukan mobilnya di bawah kecepatan rata-rata ketika dirinya merasakan ada sebuah mobil mengikutinya dari belakang. Ternyata dugaanya benar ketika Ia melirik ke arah kaca spionnya ada mobil yang mengikutinya, namun buka hanya satu, melainkan ada beberapa mobil yang sedang mengikutinya, Alicia kemudian berdecak kesal sebelum menggas mobilnya dengan kecepatan yang tinggi, namum Alicia kalah cepat mobilnya langsung disalip yang membuat Alicia langsung mengrem secara mendadak.
Dua orang turun dari mobil yang dikendarai sang penyalip dan salah satunya Alicia mengenalinya. Itu adalah Flora. Mau apa lagi gadis itu, bukannya urusan mereka sudah selesai kenapa masih saja datang mengganggu.
Flora mengetuk kaca mobil Alicia sembari berteriak agar gadis yang berada di dalam mobil mau turun, "TURUN LO PENGECUT!" teriak Flora
Alicia yang jengah akhirnya turun dari mobilnya dan mendapatkan sekitar enam orang teman Flora yang sedang menatapnya merendahkan. Alicia memutar bola matanya. Sebenarnya siapa yang pengecut. Dia yang sendiri atau Flora yang membawa pasukannya? Alicia tersenyum mengejek.
"Masih berani senyum juga lo!" bentak Flora.
"Emang gue harus ngapain? Takut gitu? Tapi sayangnya gue nggak takut." Alicia kemudian menyilangkan tangannya di depan dada, "lagian nih ya, lo teriak bilang kalau gue pengecut, gak kebalik tuh?" Alicia melirik pada teman-teman Flora sebelum kembali menatap orang di depannya.
"Gue akuin lo emang cukup berani karena itu gue muak sama lo. Terlebih lagi gue muak liat muka teman lo, Alexa itu." dan tanpa ba bi bu Flora langsung memukul Alicia. Alicia baru hendak membalas ketika kedua teman Flora mengunci pergerakannya membuat Alicia tidak dapat menyerang Flora
Dilihat dari jumlahnya saja Alicia memang sudah kalah oleh karena itu di sinilah Alicia sekarang terbaring lemah dengan darah di depan mobilnya, sebelum sesosok laki-laki datang menolongnya.
"Are you okay?" tanya cowok tersebut samar-samar di telinga Alicia sebelum kesadarannya menghilang sepenuhnya.
*
Rumah sakit tempat Alicia dirawat sudah mulai ramai akan kehadiran orang-orang yang ingin mengecek kondisi gadis itu, tidak terkecuali ketiga temannya yang sedang menunggu pernyataan dokter.
Alexa yang mendapat telpon dari Alicia yang ternyata dipegang oleh Ian langsung kaget mendengar kabar yang Ian sampaikan, bahkan ia tidak meperdulikan baju tidur yang melekat pada tubuhnya dan langsung bergegas menuju rumah sakit.
Ya, Ian-lah yang telah menolong Alicia. Lelaki itu sedang mengendarai mobil ketika ia melihat ada seorang perempuan yang tergeletak di jalan dan langsung saja ia mengenali gadis itu. Sesampainya di rumah sakit, Ian tidak tahu harus menghubungi siapa, oleh karena itu dia mengambil ponsel Alicia yang untungnya tidak menggunakan sandi. Ian langsung menghubungi teman-teman Alicia sementara Ian lupa untuk mengabari kedua orang tua Alicia jadilah Alexa yang menghubungi mereka.
Setelah penantian yang cukup panjang akhirnya doketer keluar. Semua orang langsung berdiri menatap dokter itu dengan penuh tanda tanya sebelum akhirnya Hengki, ayah Alicia angkat bicara.
"Dok, bagaimana keadaan anak saya?" tanya Hengki pada dokter tersebut.
"Keadaannya baik-baik saja." semua orang langsung bernapas lega ketika dokter tersebut mengucapkan kalimat tersebut, "Ayo kita bicara di ruangan saya." ajak dokter itu pada Hengki dan langsung dituruti.
Kedua orang tua Alicia akhirnya mengikuti dokter tersebut dan seketika suasana kembali hening tidak ada yang berbicara. Mereka semua terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing sebelum akhirnya Alexa memutuskan bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOOSE
Novela JuvenilMemiliki kenangan yang buruk bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan, sama halnya dengan Alexa. Memiliki kenangan masa lalu dapat mengubahnya menjadi sosok yang berbeda. Hingga ia mengenal Rio Alfatah, cowok super menyebalkan dengan tampang sok cool...