Alexa berjalan di koridor sekolah, sudah seminggu ia menunggu Alicia, namun yang ditunggu tak kunjung datang yang membuat Alexa sedikit frustasi dengan semua ini.
Pada saat memasuki kelasnya Alexa melirik sekilas pada teman-temannya, dirinya berharap akan menemukan seorang yang telah ditunggu-tunggu kehadirannya, namun sayangnya Alicia masih saja belum datang. Alexa menghela nafasnya sebelum menuju tempat duduknya. Apa boleh buat, kali ini ia harus benar-benar mengakhiri semuanya sendiri.
Setelah bunyi lonceng istirahat menggema, menandakan jam pelajaran telah usai. Alexa berjalan keluar sebelum guru yang ada di dalam kelasnya keluar. Guru yang mengajar tersebut jelas geram, kesal karena perilaku Alexa yang tidak pernah sopan sama sekali.
Guru yang sedari tadi mengajar di kelas melirik sekilas ke arah Alexa yang bersandar di dinding koridor, sebelum pergi disusul dengan teman-temannya yang keluar. Ketika melihat Tya dan Syafa yang keluar, Alexa langsung menarik tangan keduanya.
Tya yang tidak terima langsung protes kepada Alexa, "Lo ngapain sih narik-narik segala? Gue gak suka!" namun Alexa tidak memedulikannya, dia terus menarik kedua gadis tersebut untuk menjauhi koridor.
Semua siswa dan siswi yang berada di koridor melirik ke arah mereka, bahkan mereka semua sudah mengetahui bahwa Alexa dan ketiga temannya itu sedang tidak berhubungan baik. Sementara Syafa yang ditarik hanya diam seakan pasrah dengan keadaan.
Begitu sampai di dekat gudang sekolah Alexa melepas tangannya, kemudian memandang teman-temannya agak lama, terutama pada Tya yang sedang melipat tangan di dada sambil membuang wajah ke arah lain.
Alexa tak kunjung berbicara membuat Syafa kesal dan mulai angkat bicara, "Jadi apa yang pengen lo ngomongin?" tanya Syafa.
Alexa menghembuskan nafas, "Gue mau minta maaf sama kalian berdua. Gue benar-benar minta maaf." ucap Alexa pada kedua temannya.
Tya mendengus, "Nggak bakalan gue maafin."
"Tya," Alexa memejamkan matanya sejaenak, "gue tau gue salah. Gue udah lupa dengan perjanjian itu. Gue benar-benar nggak ingat sama sekali dengan perjanjian bodoh itu." Alexa berusaha menahan tangisannya.
"Sadar juga lo akhirnya. Udah telat Alexa, kita nggak bakalan bisa kembali seperti dulu lagi. Lo," Tya menunjuk Alexa dengan jari telunjuknya, "bukan bagian dari kita lagi." Alexa terkejut dengan sikap Tya, separah itukah Diandra menghasutnya untuk membenci dirinya. Separah itukah Diandra mengahasut Tya dengan memanfaatkan rasa suka Tya terhadap Rio.
"Lo benar-benar berubah Tya. Gue tau siapa yang buat lo jadi benci sama gue, itu semua karena Diandra bukan?" Alexa menggelengkan kepalanya, "Sebaiknya lo jangan dekat-dekat sama Diandra. She's a stealth woman." Tya menatap Alexa terkejut.
"Maksud lo apa?" tanya Syafa yang sedari tadi diam tidak menyahut.
"Stealth is changing is not it? Kadang memiliki paras like an angel and sometimes like a demon. Tapi dia tetap sama meskipun terlihat baik. Mereka punya hati yang busuk dan sekarang banyak manusia siluman baik di depan busuk di belakang atau yang kalian suka bilang 'bermuka dua'." Syafa mengernyit, "Diandra berniat gak baik sama kita." ucap Alexa.
"Jangan ngomong sembarangan!" tegur Tya yang tidak terima Diandra dikatai seperti itu.
"Diandra ngehasut lo semua cuman mau balas dendam ke gue karena Rio suka sama gue. Kenapa begitu? Because he also likes Rio. Dia gunain kalian buat ngancam gue supaya ngejauhin Rio. Dia itu cuma jadiin kalian bahan balas dendam! Dia gak tulus sama kalian!" ucapan Alexa membuat wajah Tya memerah menahan marah. Tya yang tidak terima langsung menampar pipi Alexa, membuat Syafa terkejut begitu juga Alexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOOSE
Teen FictionMemiliki kenangan yang buruk bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan, sama halnya dengan Alexa. Memiliki kenangan masa lalu dapat mengubahnya menjadi sosok yang berbeda. Hingga ia mengenal Rio Alfatah, cowok super menyebalkan dengan tampang sok cool...