Mereka sedang duduk manis dengan minuman yang ada di depannya sambil berbincang-bincang dan tertawa layaknya seseorang yang tidak melakukan kesalahan apa-apa.
Alexa dan temannya sedang asyik menikmati minuman dingin yang di belinya di cafe tempat mereka sekarang duduk sewaktu berhasil membolos, ia berpisah denga Gerry.
"Gini, gini, sekarang gue mau tanya sama kalian," Alexa menatap wajah teman-temannya serius, "kenapa kalian bisa nakal? Karena setau gue yah orang itu nakal karena ada sebabnya." Alexa lalu menaik-turunkan alisnya meminta temanya agar menjawab pertanyaan itu.
"Karena gue pengen ada pengalaman." Alicia tertawa setelah ucapannya itu.
"Pengalaman apaan dah, gak jelas lo." Syafa memperhatikan Alicia seolah Alicia itu adalah makhluk paling aneh.
"Kalau gue yah sebenarnya gak mau jadi bad gini. Tapi karena kita udah sahabatan, yah mau gak mau suka duka kita harus bersama." ucap Tya setelah itu tersenyum bego.
"Haduh.. Please deh, lo jadi orang kok lebay banget?" seperti biasa Alexa selalu memutar bola matanya ketika ia bete dengan seseorang.
"Eh tapi kalau lo Lexa?" tanya Syafa pada Alexa.
"Ka..,karena.." Alexa menggigit bibir bawahnya, ia gugup.
Dia bingung apa ini saat yang tepat untuk menceritakan masa lalunya pada sahabatnya itu. Masa lalu yang mengubahnya menjadi seorang yang berbeda.
"Karena apa Lexa? Ihh cepettan deh!" Alicia menggerutu sebal karena Alexa yang membuatnya penasaran.
"Karena seseorang di masa lalu gue." Alexa menarik napas panjang, bersiap untuk menceritakan semuanya, "namanya Pandu. Gue dulu itu gadis culun yang suka dibully waktu SMP, sampai Pandu nolongin gue dan sejak saat itu kita kenalan dan gak ada lagi yang berani buat gangguin gue. Kita juga sempat pacaran, tapi waktu itu dia ngalamin kecelakaan yang membuat dia minta putus sama gue pas di rumah sakit karena dia mau dibawa keluar negeri sama keluarganya untuk ngejalanin perawatan. Dia mau kita putus karena katanya dia gak tau apa dia akan kembali ke Indonesia atau nggak. Dan tepat sebulan sebelum kecelakaan itu, dia bilang sama gue---," air mata yang sedari ia tahan akhirnya keluar juga, mengingat betapa rindunya ia pada sosok Pandu.
"Kalau lo udah gak kuat, gak usah dilanjut" ucap Tya.
"Gak papa," Alexa tersenyum lalu menghapus air matanya, "dia bilang sama gue kalau gue harus jadi cewek yang tangguh. Gue gak boleh takut sama siapapun dan kalau ada yang gangguin gue, gue harus balas perbuatan mereka, gue harus lawan mereka sampai mereka kapok buat ganggui gue lagi. Itu sebabnya gue kaya gini."
"Jadi lo gak tau sekarang dia tinggal dimana?" tanya Alicia.
"Jangankan tau rumahnya, dia hidup juga mana gue tahu." Alexa memegang kepalanya yang terasa pening ketika mengingat kejadian itu.
"Yang sabar yah Lexa, gue tau lo bisa dapat yang lebih baik dari Pandu." senyum tulus terukir di wajah Alicia.
"Udah ah sedih-sedihnya, mending kita senang-senang. Lupakan masa lalu, buat itu jadi pelajaran dan mari sambut masa depan dengan senyuman!" Syafa berdiri lalu memegang kedua pinggulnya dan tersunyum sambil menganggukkan kepalanya.
"Please dong woi, malu di liatin orang" Alicia menatap semua orang yang tengah memperhatikan mereka sambil menampilkan deretan giginya menandakan harap dimaklumi yah teman saya yang satu ini.
Tatapan dari teman-temannya membuat ia duduk kembali di tempatnya dan setelah itu mereka semua tertawa membuat semua perhatian kembali tertuju kepada mereka.
"Akhirnya dapat juga apa yang lo cari, Rio." ucap seseorang yang berada di belakang mereka.
👭👭
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOOSE
Teen FictionMemiliki kenangan yang buruk bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan, sama halnya dengan Alexa. Memiliki kenangan masa lalu dapat mengubahnya menjadi sosok yang berbeda. Hingga ia mengenal Rio Alfatah, cowok super menyebalkan dengan tampang sok cool...