31

46 4 0
                                    

Hari ini benar-benar hari penuh kejutan bagi Alexa. Pertama pengakuan Diandra di WC sekolah dan yang kedua pengakuan Rio dihadapan seluruh siswa SMA Harapan di koridor sekolah benar-benar penuh kejutan.

Alexa menghempaskan dirinya ke kasur yang sprei-nya bergambar hello kitty yang baru dibelikan Clara kemarin lalu dan dipasangnya mungkin tadi pagi sewaktu ia berangkat sekolah.

"MAMA KENAPA SPREINYA DIPAKAIN DI KASUR ALEXA?!" teriak Alexa begitu keras agar mamanya bisa mendengarnya.

"UDAH NGGAK USAH KEBANYAKAN PROTES, PAKAI AJA YANG ADA!" balas Clara dari lantai dasar.

Astaga rasanya Alexa mau gila melihat tingka laku mamanya yang semakin hari semakin abstrak saja. Padahal ia meminta sprei baru berwarna abu-abu pada mamanya tapi Clara membelikannya sprei warna pink dengan motif hello kitty. Tapi mau apa lagi, sprei itu sangat lembut membuat Alexa sekarang berada dalam ambang batas kesadaran sebelum akhirnya jatuh tidur dengan nyenyak.

👭👭

Alexa bangun dari tidurnya pukul tujuh malam, kepalanya terasa sakit karena terlalu lama tertidur untung saja ia sedang kedatang tamu sehingga tidak meninggalkan kewajibannya.

Alexa beranjak turun ke bawah rumahnya namun tidak mendapatkan siapapun ia kemudian berjalan ke lemari pendingin untuk mendapatkan air yang dapat menyejukkan tenggorokannya. Di pintu kulkas tersebut terdapat sebuah note yang memberitahukan tujuan mamanya pergi.

Alexa duduk di meja makan sambil meminum susu coklat. Berkalu-kali ia menghela nafas memikirkan berbagai masalah yang ia hadapi.

"Keluar cari angin sebentar deh." ucap Alexa kemudian berjalan dengan baju lengan panjang serta celana di atas lutut.

Entah apa yang dipikirkan gadis itu, moodnya benar-benar tidak terkontrol akhir-akhir ini habis senang dia sedih lagi buktinya sekarang sewaktu di sekolah dia tertawa dan sekarang ia berjalan kaki dengan baju tipis, celana pendek serta sandal jepit dengan tujuan yang tidak jelas.

Alexa terus berjalan hingga ke jalan raya, kaleng minuman yang ada di depannya terus ia tendang tanpa ia sadari terdapat sebuah motor di belakangnya.

"Cewek lagi sendirian aja nih." ucap lelaki tersebut membuat Alexa berbalik menatap horror orang tersebut.

Alexa yang berbalik mendapatkan wajah Rio yang usil. Ia yang tadinya judes langsung tersenyum mendapatkan wajah usil Rio, baru kali ini cowok bersikap seperti itu. Merayu seseorang yang membuat siapa saja menjadi jijik sendiri.

"Kamu ngapain jalan di jalan raya sendirian terus pake baju kaya begitu?" Alexa langsung celingak-celinguk memperhatikan sekitarnya dan baru tersadar.

"Gue kok ada di sini ya?" tanya Alexa entah untuk siapa.

Rio lalu turun dari motor kemudian melepas jaketnya dan memasangkannya untuk Alexa, "Dingin. Nanti lo masuk angin." ucap Rio.

Alexa memperhatikan badanya yang sudah terbungkus oleh jaket Rio yang kebesaran di tubuhnya itu, "Ini kebesaran." protes Alexa.

"Udah pake aja gak usah protes dan cepetan naik aku antar pulang."

"Gak mau pulang. Malas di rumah, sendirian. Aku jadi sedih."

Rio menatap Alexa yang juga sedang menatapnya, "Yaudah naik aja dulu, aku ajak ke tempat bagus deh buat melepas beban." Alexa lalu tersenyum dan menaiki motor tersebut.

Awalnya Alexa sempat ragu mau memeluk Rio atau tidak tapi kemudian ia melakukanya. Memeluk Rio dari belakang.

👭👭

Alexa turun dari motor sambil memandang bangunan tempat dia berada sekarang.

"Kamu kok bawa aku ke sini?" tanya Alexa pada Rio yang baru saja turun dari motornya.

"Kenapa? Takut?" Alexa mengangguk.

"Udah gak ada apa-apa kok." kemudian Rio menarik tangan Alexa memasuki gedung dengan penerangan dari ponsel.

Tangga demi tangga mereka naiki, bangunan tua ini lumayan tinggi entah untuk apa tujuan dibangunnya bangunan tua ini dan mengapa bisa sampai terbengkalai seperti ini.

Akhirnya mereka sampai pada lantai paling atas nafas Alexa ngos-ngosan akibat lelah karena menaiki puluhan atau bahkan ratusan anak tangga itu. Rio lalu mengeluarkan botol air minum yang langsung dihabiskan Alexa hingga tandas.

Dari atas gedung ini Alexa dapat melihat pemandangan kota yang begitu ramai penuh dengan lampu-lampu yang tampak indah dan gedung-gedung bertingkat.

"Aku kalau lagi marah, bosen atau sedih isini." ucap Rio.

Alexa menatap Rio aneh, "Kenapa?" tanyanya.

"Karena aku bisa lampiasin semuanya dari sini. Caranya teriak."

"Serius?" Rio mengguk kemudian mengacak rambut Alexa.

Alexa berjalan ke pinggir bangunan kemudian berancang-ancang untuk berteriak sekeras-kerasnya jika menurut Rio itu bisa membuat semuanya lepas.

"DUNIA INI TUH NGGAK ADIL! KENAPA GUE DIBERI COBAAN KAYA GINI?! GUE UDAH NGGAK SANGGUP!" teriak Alexa diselingi isakan kecilnya

"GUE BENCI!  BENCI, BENCI, BENCI!"

Rio menghampiri Alexa kemudian berdiri di sampingnya dan membalik badan perempuan itu untuk berhadapan dengannya.

"Dunia itu adil. Kamu harus bersyukur karena masih banyak orang di dunia ini yang nggak seberuntung kamu, yang lebih banyak menerima musibah. Tapi mereka semua bisa menghadapinya karena meraka itu bersikap optimis. Mereka yakin kalau mereka bisa menghadapi cobaan-cobaan yang menimpanya karena  mereka tahu Tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan umatnya. Kamu juga harus optimis."

Alexa menatap Rio tak tahu harus berbuat apa hanya berjalan ke arah cowok yang sudah menjadi kekasihnya itu dan memeluknya.

"Iya. Makasih yah," ucap Alexa.

"Sama-sama." tepat setelah Rio menyelesaikan ucapannya perut Alexa langsung berbunyi.

"Sorry," ucap Alexa sambil menggaruk tengkuknya.

"Lapar? Kita cari makan yuk. Di perempatan sana ada yang jualan sate, kamu mau?" Alexa mengangguk antusia.

______________________________________

Oky memalukan maafkan penulis amatir ini yang tidak pintar merangaki kata demi kata😂🙏

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang