Hari jumat pagi adalah hari dimana semua murid kelas XII IPA 2 sedang melaksanakan kegiatan olahraga yang tentunya sangat tidak disenangi oleh Alexa, Alicia, Tya dan Syafa. Bagi mereka olahraga itu sangat melelahkan. Mereka mau-mau saja kalau olahraganya itu seperti pukul-memukul karena bagi mereka itu dapat menambah wawasannya jika tawuran terjadi. Namun semuanya hanya angan-angan semata karna yang sebenarnya olahraga kali ini adalah lari. Alicia yang sangat tidak handal dalam berbagai olahraga apapun sontak menghela nafas kecewa.
Mengetahui olahraga hari ini adalah lari estafet lantas membuat mereka lemas karena dengan tubuhnya yang sudah ramping kalau disuruh lari lagi bisa-bisa tubuh mereka akan menciut. Coba jika saja Naina salah satu teman kelas mereka yang disuruh lari, itu baru bagus karena tubuh Naina yang besar dan berisi lemak kalau lari pasti berat badanya akan turun dan pastinya akan sangat lucu jika Naina yang berlari, fikir mereka berempat.
"Satu dua, satu dua." begitulah suara dari pak Zabur yang sedang memimpin proses pemanasan.
"Pak! Dari tadi satu dua satu dua mulu kapan tiganya sih, capek nih!" teriak Alicia tanpa rasa malu dan juga rasa takut membuat semua teman kelasnya tertawa padahal tidak terlalu lucu atau mungkin sama sekali tidak lucu.
"Alicia! Kamu ini banyak protes!" ucap pak Zabur yang untungnya orang baik dan tidak suka marah apalagi menghukum, membuat Alicia merasa aman-aman saja.
"Idih bapak sensi amat deh. Lagian nih pak, badan saya ini udah ramping gak perlu lagi pake acara lari-lari segala." Alicia kembali berbicara membuat yang lainnya kembali tertawa. Pak Zabur yang sudah tidak kuat mendengar ocehan dari anak muridnya itu hanya mempelototi Alicia.
Proses pemanasan akhirnya selesai. Pak Zabur akhirnya mulai membagikan kelompok masing-masing lima orang yang akan saling berlawanan.
"Oke yang pertama Alicia, Dea, Anin, Naina dan Wiwi. Silahkan menempati tempat masing-masing."
"Inti dari segala inti lo harus menang Al, jangan malu-maluin." ucap Syafa dan Alicia hanya memanyunkan bibirnya tidak menyetujui perkataan Syafa.
"Ih, gue gak bisa. Tau sendiri lo kalau gue lari gimana." Alicia kemudian berjalan mengabaikan permintaan Syafa
"GAK MAU TAU POKOKNYA." teriak Syafa membuat Alicia menatapnya tajam.
"Bersedia....... Siap....... Mulai!" peluit lalu dibunyikan, semuanya berlari dengan kekuatan dan tenaga yang mereka miliki.
Alicia yang ogah-ogahan berlari hanya menatap teman-temanya yang kian menjauhinya. Sementara dia hanya berjalan santai bak model yang selalu berjalan di cat wolk seperti yang biasa ia lakukan ketika mempergakan berbagai model baju. Teman-temannya yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala, mereka semua sudah bersorak menyemati Alicia namun ia malah tidak ingan berlari.
"Ck, kalau begini caranya gimana mau menang." ucap Alexa yang geleng-geleng kepala.
Syafa akhirnya berjongkok mulai frustasi dengan apa yang dilakukan temannya, namun sesuatu yang bergerak dalam tanah membuatnya tersenyum licik, "Aha! Gue tau nih caranya." kemudian ia mulai beridiri berjalan di pinggir lapangan mendekati Alicia yang sedang berjalan memutari lapangan sambil membawa sesuatu.
Syafa melempar seusuatu yang berada di tanganya ketika sudah mendekati Alicia ia tersenyum licik sebelumnya ke Alicia, membuat Alicia mengernyit bingung dan tepat saat itulah ia melemparkan makhluk hidup itu.
"CACINGGGG!!!" teriak Alicia dan langsung berlari kencang hingga mendahului teman-temannya.
Dan Alicia menang membuat Alexa dan juga Tya mengacungkan jempol ke arah Syafa. Mereka bertiga kemudian menghampiri Alicia yang sudah ngos-ngosoan karena berlari.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOOSE
Teen FictionMemiliki kenangan yang buruk bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan, sama halnya dengan Alexa. Memiliki kenangan masa lalu dapat mengubahnya menjadi sosok yang berbeda. Hingga ia mengenal Rio Alfatah, cowok super menyebalkan dengan tampang sok cool...