Saat ini mereka berlima sedang berkumpul di kantin sekolah. Berlima, karena sekarang Diandra berada di tengah-tengah mereka. Dengan hening, mereka semua menyantap makanan masing-masing tidak seperti hari-hari lainnya sampai semua siswa yang berada di kantin melihat heran karena tidak biasanya keheningan terjadi di meja Alexa dkk.
"Ekhem," Alexa berdehem, mencoba mencairkan suasana yang tidak nyaman menurutnya ini.
Semua memberhentikan aktifitas sendok menyendok dan mulai memperhatikan Alexa dengan kening mengkerut.
"Kenapa Lexa?" tanya Diandra, dengan senyum yang tidak pernah lepas dari wajahnya.
Alexa memperhatikan sahabatnya itu satu persatu sebelum kembali bersuara, "So guys, I want to tell you something,"
"Yaelah, biasanya juga lo kalau mau ngomong tinggal ngomong, nggak pernah basa basi kayak gini." ucap Alicia kemudian mengisap es teh manisnya.
"Jadi gue mau ngomong kalau gue sekarang--," ucapan Alexa terhenti, ia menarik napasnya dalam-dalam, "if i am now dating with Rio." ucap Alexa yang langsung membuat semua temannya membelakakan mata kaget.
"Serious? I am not wrong to hear it?" tanya Alicia lagi, mencoba untuk memastikan pendengarannya ini baik-baik saja.
Alexa mengangguk, membuat Tya sulit menerima apa yang didengarnya. Air mata yang sedari tadi ia tahan tiba-tiba mencelos keluar, ia lantas segera menghapusnya.
Tya berdiri lalu meminta izin kepada teman-temannya untuk ke toilet, "Guys, gue ke toilet bentar yah," ucap Tya dengan suara bergetar.
"Gue nyusulin Tya." Diandra lalu berdiri dan mengejar Tya yang sudah menghilang dari belokan kantin.
👭👭
Saat ini Tya sedang menangis terseduh-seduh. Dikuncinya toilet dari dalam untuk mencegah tidak ada yang dapat masuk ke dalam. Ia berjongkok dan menekuk lututunya lalu kembali menangis.
"Kenapa? Kenapa lo harus jadian sama Alexa? Kenapa bukan gue? Kenapa harus sahabat gue, Rio." ucapnya lirih.
"Gue kurang apa coba? Gue selama ini bersikap sewajarnya. Nggak buruk-buruk banget. Nggak sama kayak Lexa. Tapi kenapa? Kenapa lo milih Alexa." wajah Tya sudah memerah, rambutnya acak-acakan, ia tidak sanggup menahan isakannya.
Di dengarnya suara dari luar, ia mulai merutuki dirinya yang mengunci WC itu.
"Ah elah siapa sih nih yang ngunci pintu, nggak tau apa gue kebelet." ucap seorang siswa kemudian beranjak pergi.
Diandra yang sudah tiba di depan WC mencoba mengetuk pintunya, "Tya gue tau lo di dalam, jadi tolong buka sebelum gue panggilin satpam dan guru ke sini." ucap Diandra masih mencoba membujuk Tya untuk membuka pintunya.
Tya dengan berat hati membuka pintu tersebut dan membiarkan Diandra masuk. Diandra masuk kemudian kembali mengunci pintu itu. Tya langsung memeluk Diandra dengan tangisannya yang menjadi-jadi.
"Kenapa Di? Kenapa Sahabat gue tega ngelanggar perjanjian yang kita buat." mendengar penuturan Tya, kening Diandra mengkerut.
"Gue gak ngerti,"
Tya melepas pelukannya kemudian mulai menceritakan bahwa dia yang menyukai Rio dan juga dia yang membuat perjanjian bersama temannya. Mendengar hal tersebut sebersit ide muncul dikepala Diandra. Ia lantas kembali memeluk Tya.
"Sabar ya Tya, gue saranin lo untuk ngejahuin Alexa,"
"Maksud lo?"
"Janjinya aja dia ingkar, apa itu pantas disebut sebagai sahabat?" Dindra menatap Tya dengan senyum yang lebar, "Jauhin dia Tya, lupain dia. Buat dia sadar akan kesalahannya yang berani ngingkarin janjinya itu. Buat dia sadar kalau nggak ada teman itu nggak enak." Diandra menatap Tya dengan tatapan meyakinkan, "dengan begini jalan buat ngehancurin Alexa akan semakin mudah." batin Diandra.
👭👭
Jam pelajaran telah usai, Tya dengan mata sembabnya belum ingin beranjak dari tempat duduknya Alicia yang melihatnya jadi lelah sendiri.
"Sorry guys gue harus pulang deluan nih, mama nitip sesuatu minta dibeliin." ucap Alexa yang langsung ngacir keluar kelas.
"Tya lo kenapa sih?" tanya Alicia yang mulai jengah, sementara Syafa mulai mendekat ke arah mereka berdua untuk mendengar penyebab Tya jadi seperti itu.
"I am disappointed." ucap Tya singkat.
"Apasih Tya? Gue nggak ngerti."
Tya menghela nafas, "Lo sadar nggak sih Alexa itu udah ingkar janji yang kita buat. She's dating with Rio. Dia udah ngehiyanatin kita, dan karena itu gue berhenti jadi sahabatnya."
"Tapi--,"
"Tapi apa lagi Al? Lo mau berkawan sama penghianat?"
"Gue rasa ucapan Tya ada benarnya. Gimana dia mau bersahabat sama kita kalau janji sekecil itu aja dia ingkar."
Alicia kemudian menghela nafas kalau dipikir-pikir ada benarnya juga ucapan Tya tapi entah mengapa ia yakin Alexa tidak bermaksud seperti itu.
"Udah ah gue capek, mau pualng."
Diandra yang mendengar percakapan tersebut bergembira dalam hati. Ia tersenyum dengan bangga karena kali ini rencananya akan berhasil.
Jika Alexa memilih sahabatnya, otomatis hubungannya dengan Rio akan berakhir. Tapi jika ia memilih Rio, otomatis hubungan dengan sahabat-sahabatnya akan hancur. Hal ini sama-sama akan mengahancurkan Alexa, dan menguntungkan Diandra.
Sampai kapanpun Rio tidak boleh dimiliki oleh siapapun. Kecuali dia, hanya dia. Tidak ada yang pantas berkencan dengan Rio selain dirinya. Orang yang mendekati miliknya harus segera dimusnahkan.
"Harus berapa hati lagi yang mesti gue patahin demi lo? Dan harus berapa korban lagi yang gue hancurin hanya karena lo?"
_______________________________
Pendek yah? Heheww yang penting update dong dari pada gak update kan ngecewain. tetap tunggu part selanjutnya, see you. unchh hehehw
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOOSE
أدب المراهقينMemiliki kenangan yang buruk bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan, sama halnya dengan Alexa. Memiliki kenangan masa lalu dapat mengubahnya menjadi sosok yang berbeda. Hingga ia mengenal Rio Alfatah, cowok super menyebalkan dengan tampang sok cool...