30

46 3 0
                                    

Gelap sudah berganti terang dan malam sudah berganti menjadi pagi. Semburan warna di langit khas subuh hari membuat siapa saja yang menyaksikan ciptaan Tuhan yang maha indah itu pasti menyukainya.

Hari ini Alexa begitu bersemangat untuk pergi ke sekolah saking semangatnya alarm yang baru berbunyi beberapa detik yang lalu langsung membuatnya terbangun padahal jika hari-hari biasa alarmnya itu harus berbunyi beberapa kali, itupun alarm yang keluar dari mulut mamanya yang membuatnya terbangun.

Meski belum mendapat pesan apapun dari Alicia,  Alexa tetap berpikir positif akan masalahnya yang mungkin akan membaik jadi hari ini dia begitu antusias sampai terbangun di subuh hari.

👭👭

Alexa berjalan di koridor sekolah yang sekarang masih sepi, hanya ada beberapa siswa siswi yanng berlalu lalang bahkan ketika sampai di kelas tak satupun manusia di dalamnya.

Alexa kemudian berjalan ke arah bangkunya sambil tersenyum samar lalu duduk dan menenggelamkan wajahnya dibalik lipatan tangannya yang menandakan ia akan melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.

Setelah hampir tiga puluh menit tertidur, Alexa terbangun karena mendengarkan suara-suara yang begitu nyaring. Ia lalu mengangkat kepalanya, rupanya teman-teman sekelasnya sudah datang bahkan Tya dan Syafa juga sudah datang. Tapi Alicia, gadis itu belum menampakkan batang hidungnya.

Sempat terpikir ia ingin menyapa Tya dan juga Syafa tapi dia khawatir mungkin saja Alicia belum membicarakan ini semua. Jadi dia menunggu sampai Alicia datang untuk menyanyakan tentang permasalahanya yang telah terselesaikan atau belum.

Alexa kemudian berjalan keluar kelas untuk pergi ke WC karena ingin membasuh wajah, mungkin saja ada hal yang mengganjal di wajahnya seusai ia tertidur.

Sesampainnya di WC, Alexa bercermin sebentar sebelum kemudian ia mencuci wajahnya dengan air dari wastafel. Ia mengambil tisu kecil yang berada di sakunya untuk mengeringkan wajahnya. Langkah terakhir, ia mengambi liptint untuk dioleskan di bibirnya.

Namun baru saja hendak berjalan keluar, seseorang keluar dari bilik WC menghentikannya dengan suara yang cukup ia kenal.

"Oh, jadi di sini ada pengkhianat." itu adalah Diandra, yang berucap sambil menekankan kata 'pengkhianat'

Alexa kemudian berbalik dengan waja geram, "Maksud lo apa? Mending diam kalau gak tau apa-apa daripada lo bonyok." ucap Alexa yang membuat satu alis Diandra terangkat.

"Bagian mana yang gak gue tau Alexa? Lo yang mengkhianati teman lo? Tya udah cerita semua sama gue."

"Jadi mau lo sekarang apa? Jangan lo kira gue gak tau rencana busuk apa yang sedang lo mainkan di sini." Alexa sudah nampak benar-benar marah, ia mengetahui bahwa Diandra  telah menghasut teman-temanya sehingga menjadi seperti ini.

"Lo tanya mau gue apa?" ada jeda sejenak sebelum ia melanjutkan perkataanya, "simpel kok gak muluk-muluk, gue cuman mau lo jauh-jauh dari Rio!"

Matanya membulat sempurna, jadi ini alasan Diandra menghasut temannya. Pantas saja Rio selalu diam ketika ada Diandra. Pantas saja cowok itu selalu ingin pergi jika Dindra ada. Jadi ini sebabnya.

"Kenapa? Lo kaget? Tadinya gue pikir akan sulit nyungkirin lo karena katanya lo itu preman sekolah. Tapi gak, lo sama seperti cewek Rio yang lalu, cukup dengan gue ngomong dia langsung mati." seperti bukan masalah besar, Diandra berucap seperti itu dan ada kata 'mati' diakhri ucapannya. Dasar gadis sinting.

CHOOSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang