Setelah segala hal yang telah kulakukan, mereka membalasnya dengan perbuatan. Rela mengejar kami sampai di Springfield walaupun tempat ini sangatlah jauh.
Mobil melaju kencang di tengah malam. Di belakang kami mereka terus mengejar. Memelesat diiringi tembakan yang bertubi-tubi. Tentu mereka mengincar kami.
Keadaan ini memaksa kami untuk selalu bisa menghadapinya, serangan demi serangan yang mengerikan terus saja berlangsung sejak peperangan yang mendebarkan, membiasakannya, atau gangguan psikologis yang akan menyerang otakku.
Aku harus kuat karena mereka tak akan pernah berhenti. Sharp yang diberikan ke Alec masih ia pegang. Mereka menembakkannya dengan sungguh-sungguh berusaha melawan.
Haley berada hadapanku, tangan kami saling bercengkeraman. Raut wajahnya tak pernah berbohong, ia masih sangat senang melihatku. Mengeluarkan kata-kata yang bertujuan untuk membangun atau menguatkan dirinya sendiri walaupun itu tak mempan sekalipun.
Dan, lelaki di sisi Haley masih menggebrak kursi kemudi, memaksa Ed untuk menekan pedal gas sekeras mungkin. Terserah itu mau mengarah ke mana. Ia hanya ingin selamat dan mengeluarkan diri dari kota mengerikan ini.
Mobil Paramount Marauder satu lagi masih berada di depan. Beberapa orang terlihat dari pintu belakang. Membidik dan menekan pelatuknya terus-menerus. Tanpa ampun.
"Tak akan pernah meledak, terlalu kuat, Bung!" teriak Alec tanpa rasa takut. Menyeruak di tengah kegelapan malam. "Tembak ban mobilnya!"
Esposito mengangguk. Laju mobil di belakangnya sangat cepat. Di hadapanku Haley mengorek tasnya. Dan kami sudah berada di tengah kota yang sama sekali tidak aktif. Dengan leluasanya mereka melakukan hal ini.
"Aku memiliki granat." Haley memperlihatkan ranselnya, ada beberapa granat yang ia miliki sekarang.
"Tidak. Tidak! Jangan meledak." Drew menimpali. Raut wajahnya penuh dengan keringat yang mengucur.
Haley tak mendengarkannya, begitu saja melaju ke arah pintu belakang mobil yang terbuka. Di sisinya Alec mengangguk mantap begitu melihat beberapa granat tangan yang dipegang Haley.
Kepala itu keluar menembus pintu yang terbuka, satu tangannya terayun melempar granat itu begitu saja.
"Gila," pekik Drew, menyilangkan kedua tangannya.
Dalam waktu sekejap, ledakan itu mulai terasa, merebak ke mana-mana. Alec dan Esposito menunduk sebisa mungkin, dan Haley menutup pintunya cepat.
Mobil yang dikendarai Ed tampak terseret, Drew terjungkal ke belakang diiringi erangannya. Beberapa barang yang ada terjatuh begitu saja. Mobil yang kami naiki hampir terguling.
Masih beruntung karena Ed mengeremnya sebentar. Kali ini aku belum mendengar suaranya. Hanya saja aku bisa melihat rambut coklatnya yang tersibak angin.
Ledakannya sangat besar, dengan waktu sedetik asap mengepul, mulai menyebar di sekitar wilayah itu. Mobil yang mengejar kami berhenti mendadak, terbakar.
Granat itu adalah bola besi yang kubawa saat pelatihan. Sangat mengerikan.
"Demi keselamatan kita." Haley berkata setelah keadaan mulai membaik. Ia berada di dekat pintu, terjungkal ke belakang sampai akhirnya bisa berdiri lagi.
Suara api terdengar. Mobil di belakang kami mengerem mendadak. Diiringi beberapa mobil lainnya yang melaju sangat cepat di belakang--menabrak mobil yang terbakar sangat keras.
Membuatnya terguling. Suaranya terdengar bertubi-tubi. Ledakan kedua berhasil terdengar. Api itu nyaris membakar bangunan-bangunan kosong di sekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Xaviers (Tamat - Proses Revisi)
Science FictionPemenang Wattys 2017 dalam kategori Storysmiths. Rank # 5 on Sci-fi 26-01-'18 Ada sesuatu yang membuat gadis itu merasa mendapatkan jati dirinya. Berusaha bertahan hidup walaupun satu hari, demi hidup aman di suatu masa. Dalam perjalanan panjang m...