Tinggalkan komentar dan dukungannya~
Semoga perjalanannya tetap dalam kendali. Akan ada yang mati. Aku sadar belum membunuh orang lebih banyak. 😏
#jahat
Tunggu kelanjutannya, selamat membaca!
***
"Ed memberikan alamat rumahmu pada suatu malam--setelah rapat akhir Shelter Dome selesai. Menurutnya, kau cerdik, cekatan, dan ahli dalam melakukan aksi," jelas Drew. Omong-omong, kami duduk melingkar di suatu meja pada ruang bawah tanah. Drew terlihat begitu serius. "Ada kumpulan senjata di sini dan, seperti apa yang Ed katakan, aku diberi waktu untuk menyusun rencana di tempat ini. Bersama Gregory Hazard."
"Sebaik itukah anggota memuji mentornya?" Gregory terbahak tanpa beban. Terlihat ... bernostalgia. Oke, sebenarnya aku tidak tahu apa seluk-beluknya.
"Apa kau mempunyai sebuah hubungan? Seperti ... kawan lama?" tanya Haley penasaran.
"Jangan bicarakan itu, Nona. Akan memakan waktu lama. Sekarang, mari kita susun strateginya," tukas Gregory, sedikit membenarkan posisi duduknya. Mendengar itu, Haley hanya bisa terkekeh dan menyadari kesalahan; gadis itu baru saja berbasa-basi. "Lanjutkan lagi, Pemuda."
Drew berdeham sesaat. "Aku dan Haley diberi tugas oleh Ed, untuk mendatangi rumahmu saat sampai di Denver. Menurut lelaki itu, katakan saja apa tugas kami begitu menemui Gregory Hazard. Ya, tugas kami adalah mengalihkan perhatian Xaviers di Denver." Drew menjelaskan dengan sungguh-sungguh. "Delillah juga termasuk di dalamnya."
"Oke, jadi aku dan Alessa Prime, serta dua pria ini akan pergi ke Zwave untuk menghubungi Ed bahwa keadaan mulai genting ... karena Chicago akan mengunjungi Denver dalam waktu dekat. Dan, kalian melakukan aksi dalam rangka mengalihkan perhatian para pemburu Xaviers." Gregory langsung mengerti apa misinya selama ini. "Sekarang, kau mengerti kan, Prime? Misi kita sama. Menghubungi Ed di Zwave."
"Oke," aku mulai menangkap rencana-rencana itu, kemudian mengambil secarik kertas yang masih terselip dalam saku jaket parka yang ada di pangkuanku. Kuperhatikan lagi susunan angka itu, lalu memperlihatkannya kepada Gregory.
"Tepat sekali. Ini kodenya!" seru Gregory. "Semoga saja berjalan lancar. Jaga itu baik-baik."
"Ya, aku mulai menangkap. Sepertinya kau memiliki rencana awal di jauh-jauh hari bersama Ed," ucapku dengan asal mengambil kesimpulan. "Tujuan Ed juga adalah mengantar penduduk Shelter Dome ke perbatasan dengan aman--mementingkan nyawa orang banyak--lalu menjemput kami di Denver."
"Untuk itu, Prime ... kita harus berhasil menghubungi Ed jika kau ingi tetap bernapas." Kata-kata Gregory membuat harapanku membuncah. Apa aku berhasil atau tidak? Sedangkan diposisikan dalam keadaan rawan. "Terima kasih juga sudah sudi menjemputku untuk bisa menghubungi Ed."
"Mengenai tugas Shaw?" tanya Edgar, setelah sadar bahwa mereka masih berjaga di Zwave. "Kenapa tidak pria itu saja yang menghubunginya? Mudah, kan? Dia ada di Zwave dan semuanya bisa saja mudah."
"Tidak. Harus aku yang menghubunginya." Gregory menukas. "Aku memiliki data lain yang wajib kusampaikan, sementara saat kami sampai di Zwave, Shaw dan komplotannya akan beralih membantu kelompok Drew untuk mencegah pemburu Xaviers agar tidak menghambatku dan Alessa. Itu alasan mengapa aku harus dijemput oleh ... anak muda seperti kalian."
"Menarik ... menarik!" Alec bertepuk tangan, ia seperti mabuk dalam keadaan seperti ini. "Kita akan beraksi, tapi sayangnya keadaanku kurang baik. Sialan."
"Dia seumuran denganmu." Haley menunjuk Alec dengan semangat.
"Oke, salam kenal. Selesai," Alec menyahut. "Sebelum kesadaranku direnggut lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Xaviers (Tamat - Proses Revisi)
Science FictionPemenang Wattys 2017 dalam kategori Storysmiths. Rank # 5 on Sci-fi 26-01-'18 Ada sesuatu yang membuat gadis itu merasa mendapatkan jati dirinya. Berusaha bertahan hidup walaupun satu hari, demi hidup aman di suatu masa. Dalam perjalanan panjang m...