Hari ini, Flo akan mengajar Devan sepulang sekolah. Namun Semenjak pelajaran 7, Devan sudah tidak ada."Kemana tuh anak sih!?" Gerutu Flo melihat jamnya yang sudah lewat dua puluh menit dari jam pulang dan ia sekarang tengah menunggu Devan diperpustakaan.
Flo akan menunggu hingga jam 2 yang sekitar 1 jam dari sekarang dan jika Devan tak datang, ia memutuskan akan pulang.
Flo merasa bosan dan ia mengelilingi rak rak yang menjulang dengan buku yang tersusun.Flo berjalan menuju buku khusus biology dan mulai mengambil beberapa buku. Dia membaca bab yang hanya membahas anatomi manusia.
Semua buku telah ia baca, Flo mulai capek dan mulai menaruh buku itu di tempat semula. Flo melirik jam dinding di perpustakaan dan sudah menunjukkan jam dua lewat lima menit.
Flo berjalan keluar sekolah dengan kakinya. Dia sudah berpesan pada Alvian bahwa setiap selasa sampai kamis dia akan pulang sendiri.
Flo berjalan ditemani earphone bertengger di telinganya. Dia memejamkan mata dan ia membukanya. Ia menajamkan penglihatannya, disana ada beberapa siswa sedang tawuran.
Flo menatap horor pandangan itu. Dia memerhatikan seragam sekolah. Dan ia menangkap ada siswa dari sekolahnya karena memakai seragam yang sama dengannya.
Flo kaget, dia melihat Devan tengah saling adu tinju dengan murid lain. Flo berjalan mendekat dengan pasti dan pandangan yang ia lihat ternyata benar. Itu Devan
Flo memasuki HP beserta earphonenya kedalam tas dan ia mencari benda yang bisa ia gunakan.
Dia menemukan kayu yang panjang dan lumayan berat. Dia berjalan mendekat menuju kawasan tawuran
Entah kenapa dirinya mau terlibat dengan tawuran. Selama ini, dia tak peduli lingkungan sekitar.
Flo berjalan dengan tenang dan segera berjalan menuju kawasan tawuran. Dia melihat Devan dan kedua temannya dan lainnya anak sekolah lain yang sekitar lima orang dengan lima yang jatuh tersungkur.
Flo berjalan menuju belakang cowok yang tengah beradu tinju dengan Devan. Devan yang didepan musuh kaget melihat Flo sudah di belakang musuhnya.
"FLO" teriak Devan
Buggh
Flo memukul cowok didepannya hingga dia jatuh dan tak sadarkan diri. Flo lalu menuju Brian dan Nathan yang masih mengurus musuhnya
Buggh
Buggh
Buggh
Buggh
BugghFlo memukul dengan membabi buta karena tak mau memberi musuh waktu buat memukulnya. Banyak darinya langsung jatuh
Srett
"Aawwh" jerit Flo melihat tangannya sedikit berdarah karena kena goresan pisau yang dibawa orang yang terakhir ia pukul. Flo langsung menendang perut cowok itu dan ia memegang perutnya."AYO KABUR KEBURU POLISI DATANG" teriak Nathan lalu semua berlari menuju motor mereka. Flo yang nggak bawa kendaraan bingung mau gimana lari.
"Lo sama gue Flo. Ayo naik" ucap Devan lalu Flo segera naik di motor Devan. Mereka semua pergi cepat dari TKP.
Brian dan Nathan berbelok saat diperempatan karena rumah mereka beda jalan. Devan mengendarai motornya dan mereka berhenti di taman yang cukup sepi.
"Turun"
"Ngapain kesini? Seharusnya kita ke rumah buat obatin lo yang luka begini" ucap Flo memerhatikan luka di wajah Devan.
"Gue malas kerumah. Ayo duduk di kursi sana"
"Lo duluan. Gue mau beli obat dulu" ucap Flo lalu berjalan pergi sebelum Devan membuka mulutnya untuk melarangnya.
Devan duduk dibangku dan ia meringis sakit saat ia memencet lebam dan luka di wajahnya.
"Sial" umpat Devan.
Flo datang menenteng tas putih yang berisi obat obatan. Dia duduk di samping Devan dan mengeluarkan obat yang ia beli.
"Lo nggak usah peduli sama gue" ucap Devan dengan nada datar dan tajam
"Udah diem lo" ucap Flo tanpa mengidahkan ucapan Devan
Flo menaruh alkohol di kapas dan ia tempelkan di luka.
"Iissh, pelan pelan bego" ucap Devan saat Flo memencet lukanya dengan kasar
"Biar tahu rasa lo. Udah dibilang jangan tawuran juga" ucap Flo lalu menekan luka itu lagi tanpa memerdulikan Devan merintih sakit.
"Aaawhh, lo mau obatin apa ngebunuh?" Tanya Devan menatap Flo tajam.
"Mana bisa bunuh dengan cara ngobatin luka lo? Bodoh jangan dipelihara please" ucap sarkatis Flo lalu mengambil obat merah dan ia oleskan ke luka Devan
"Nah kan beres" ucap Flo melihat usahanya di muka Devan
"Hmm"
"Lo kenapa lagi bisa tawuran sih? Nggak bosen lo?" Tanya Flo lalu meletakkan semua obatnya dan menatap Devan
"Bosen? Nggak juga sih. Gue tawuran karena mereka duluan cari masalah sama gue"
"Tapi nggak pake tawuran segala kali. Mendingan lo sama dia aja yang berkelahi. Kan nggak ikutin banyak orang"
"Dianya yang bawa banyak orang. Gue sama Brian dan Nathan doang tadi"
"Iya juga sih. Tapi gue harap lo jangan lagi tawuran, oke? Lo kasihan dikit kek sama kondisi lo. Terus kasihan juga kan papa lo yang khawatir sama lo" ucap Flo. Devan menatap tajam Flo
"Lo jangan bawa bawa papa gue. Lo nggak usah ikut campur sama urusan pribadi gue"
"Gue bukan ikut campur. Tapi gue tahu rasanya jadi papa lo yang liat anaknya"
"CUKUP!! Lo jangan lagi bahas itu" Devan melangkah menuju motornya tanpa memerhatikan Flo yang diam dibangku itu.
Flo melihat Devan sudah pergi bersama motornya dan
meninggalkannya disini sendirian."Huft... Dan sekarang, gue harus pulang sendiri karena itu anak ninggalin gue seenak jidatnya" ucap Flo kesal lalu berjalan meninggalkan taman dan berjalan menyusuri jalan raya yang sudah sore.
Tin tin tin
Suara motor mengalihkan perhatiannya sejenak. Dia menoleh kesamping dan melihat motor besar disampingnya dengan cowok diatasnya dengan seragam yang sama dengannya.
"Lo Flo kan? Adiknya Alvian?" Tanya cowok itu setelah ia membuka helmnya.
"Iya" ucap datar Flo
"Dimana rumah lo? Gue ada perlu sama Alvian sekarang"
"Di BTN Permata Asri no 26"
"Lo mau pulang?" Tanya cowok itu yang tidak ia tahu namanya
"Hmm" gumam Flo memerhatika jalanan
"Samaan gue aja. Gue sekalian mau kerumah lo"
"Oke" ucap Flo tanpa pikir panjang. Dirinya sudah capek dengan membantu tawuran tadi dan juga jarak dari sini kerumahnya lumayan jauh.
Flo naik ke motor besar cowok itu. Cowok itu yang merasa Flo sudah duduk nyaman langsung menghidupkan motornya dan melajukan motor itu membelah keramaian kota.
"Belok mana?" Tanya cowok itu saat mereka dipertigaan
"Belok kiri. Disana ada plang BTN Permata Asri. Masuk aja kesana" ucap Flo agak keras karena mereka di motor
Mereka sudah memasuki kawasan BTN. Flo melewati jalan depan rumah Devan. Flo melihat rumah itu dan ia menangkap Devan yang berdiri disamping motornya karena dirinya baru sampai karena ia mampir membeli barang. Devan melihat kearah jalanan dan ia melihat Flo digonceng cowok seragam sekolah yang sama dengannya.
Devan geram dan ia meremas ujung tasnya.
SEE YOU NEXT CHAPTER
KAMU SEDANG MEMBACA
When LOVE Talked
Teen Fiction{Cerita di PRIVATE. Jika mau membaca cerita ini, FOLLOW aku. Untuk menghindari PLAGIAT} (Beberapa kali dalam Rank kategori Teenfiction) Flowsia Anastasia, cewek pintar namun bersikap dingin dan cuek. Devandra Johnathan, cowok nakal, suka tawuran, da...