WLT - 18

5.1K 302 0
                                    


Devan masih saja mondar mandir dan Adam memerhatikan anaknya itu dari sofa yang ia duduki.

Tak lama, HP Devan berbunyi. Dia cepat cepat mengangkat telepon itu. Dan ia bernafas lega saat nama Flo tertera dalam HPnya

"Halo Flo lo dimana?" Tanya Devan cepat

"Hai Devan. Udah lama nggak denger suara lo" sahut suara cowok. Devan mengernyitkan dahinya bingung dengan suara cowok yang terdengar. Namun, suaranya tampak familiar buat Devan

"Siapa lo? Kenapa HP Flo ada di lo?" Tanya Devan dengan suara tak bersahabat.

"Santai Devan. Gue cuma mau nyapa teman gue dari Trimiga. Lo lupa sama gue? Gue Rio" Devan membelakakan matanya terkejut. Adam yang melihat pun merasa ada masalah pada Devan

"Kenapa lo bisa sama Flo? Mana Flo?"

"Flo lagi sama gue. Dia aman sama gue" jawab santai Rio

"Kenapa lo hubungin gue?" Tanya Devan

"Gue mau lo kesini"

"Dimana lo? Flo disana?"

"Tenang saja, Flo disini sama gue. Gue mau lo segera datang di bangunan lama deket SD ****** yang sudah kosong"

"Oke. Gue kesana" ucap Devan lalu mematikan sambungan HPnya.

Sebelum berangkat, dia mengSMS Alvian tentang Flo yang sudah ditemukan dan Alvian tak perlu mencarinya karena Devan yang akan mencarinya

"Kamu kenapa? Ada masalah?" Tanya Adam khawatir

"Nggak ada. Aku minta tolong" ucap Devan lalu Adam tertegun mendengar anaknya minta pertolongan

"Apa itu?"

"Papa kirim polisi ke bangunan lama deket SD ****** yang sudah kosong. Disana ada penculikkan. Papa segera telpon polisi tiga puluh menit Devan berangkat" Adam langsung mengangguk.

"Devan pergi ke alamat yang tadi Devan bilang" Adam mengangguk lagi. Devan berjalan keluar rumah sambil membawa mobil dan dia menuju tempat yang disebutkan Rio.

Devan sampai saat menempuh lima menit. Dia mengendarai mobilnya dengan sangat kencang. Tak peduli banyak mobil hampir tertabrak dengannya.
Dia berjalan keluar mobil dengan tergesa gesa. Devan sangat tahu alamat yang di beritahu oleh Rio, karena tempat ini adalah tempat dimana mereka berkelahi hingga Rio masuk rumah sakit.

Devan melihat Rio sudah berdiri dengan senyuman sinis yang selalu dia tampilkan. Devan menatap wajahnya tajam dan berjalan ke arah Rio

"Brengsek!! Mana Flo?" Maki Devan. Dia sangat ingin menghajar wajah cowok yang didepannya, tapi dia nggak boleh gegabah. Flo ada ditangannya

"Cewek lo? Dia didalam"

"Balikkin dia sekarang"

"Nggak secepat itu Devan. Lo tahu kan maksud gue. Gue mau lo sama gue berkelahi. Gue akan balas dendam gue waktu itu" ucap Rio dengan tajam. Dia sangat ingin membuat Devan mati sekarang juga

"Gue setuju, tapi lo lepasin Flo sekarang"

"Gue nggak akan lepasin dia. Gue akan lepasin dia saat pertandingan kita selesai"

"Oke"

"Tapi satu syarat" ucap Rio membuat Devan geram

"Apa lagi?" Tanya Devan dengan suara intonasi yang tinggi

"Calm down. Gue mau kita berkelahi di depan Flo" Devan membelakakan matanya kepada Rio.

"Nggak. Gue nggak mau"

When LOVE TalkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang