WLT - 26

5.4K 280 0
                                    

Devan memakirkan sepedanya. Pandangan semua murid yang melintasi pakiran pasti melihat Devan bergoncengan dengan Flo dengan mesranya

Ada beberapa murid memfoto foto itu dan mereka upload di instagram khusus Trimiga High School. Tak lama, banyak yang comment bilang mereka cocok.

"Ayo" ajak Flo lalu mengaitkan tangannya kearah Devan. Devan langsung melepaskan tautan tangan mereka.

"Kenapa?" Tanya Flo bingung melihat tautan tangan mereka dipisah oleh Devan

"Aku nggak mau karena kamu deket aku, reputasimu menjadi cewek berprestasi jadi rusak" ucap Devan.

Flo terkejut dan kemudian bibirnya menarik lengkungan keatas, Flo tersenyum. Dia lagi mengaitkan tangannya di tangan Devan. Dia tak peduli banyak pandang mata menatapnya

"Aku pacaran sama kamu bukan karena status atau mau terkenal. Aku nggak peduli jika panggilan cewek prestasiku rusak. Aku berpacaran sama kamu karena aku cinta sama kamu apa adanya" ucap Flo tersenyum manis. Devan melihatnya langsung lega dan mengeratkan tautan tangan mereka. Devan senang Flo menerimanya apa adanya

Mereka berjalan tanpa menghiraukan bisikkan dan tatapan dari semua murid.
Flo dapat mendengar bahwa kabar Flo dengan Devan yang berpacaran pun sudah terbukti dengan gandengan tangan mereka

"Datang nih trending topic Trimiga High School" ucap Nara dan dimeja Flo sudah semua temannya berkumpul

"Nggak nyangka gue kalian mesra banget tadi. Goncengan berdua naik sepeda. So sweet banget" ucap Laila histeris

"Lo kalo mau minta di Nara sana" sungut Nathan tanpa melihat Laila

"Diem lo. Nyelutuk aja lo" balas Laila kesal

"Biarin aja pendapat mereka. Gue nggak peduli" ucap Flo dan semua bersorak

"The Cold Girl Trimiga"

"Dan pacarnya Trouble Boy Trimiga. Entah mengapa kalian cocok bersama dengan julukkan itu" timpal Brian

"Nggak usah bahas itu kenapa sih. Dari kemarin itu ajak kayaknya yang dibahas" ucap Devan membuka suara

"Devan mulai membuka suara. Peralihan topic peralihan topic wooyy" ucap Nathan dan Devan menjitak kepala Nathan

"Alay lo"

"Ketularan Brian gue" jawab Nathan mengelus kepalanya

"Apaan lo gue di sangkut sangkutin" Brian memandang Nathan sengit

"Memang bener kok. Dulu gue mah alim" ucap Nathan membela diri

"Lo bego bego diem bukan alim" ucap Devan dan semua tertawa kecuali Nathan

Mereka berbincang bincang di kelas Flo, namun bel masuk berbunyi. Nathan bersama Brian pergi menuju kelasnya. Flo duduk bersama Laila dan Devan bersama Nara ke bangku mereka yang ada dibelakang

"Semoga langgeng bro" ucap Nara lalu Devan mengangguk tersenyum

"Makasih. Lo juga"


*************


Mereka berenam pergi bersama ke kantin dan duduk di meja yang sering mereka pakai untuk makam bersama

"Heh!!" Teriak suara cewek. Mereka berlima kecuali Brian yang memesan makanan menoleh kearah cewek yang tengah memandang Flo marah

"Mau apa lo?" Tanya sinis Flo melihat Clara yang memanggilnya

"Wow cewek trending topic. Lo nggak kehabisan akal ya buat cari sensasi" Clara melipatkan tangannya didada memandang Flo dengan senyuman sinis

"Gue nggak butuh perhatian orang lain" jawab Flo dengan tenang. Dia tak mau mengeluarkan tenaganya sia sia kebuang demi meladeni nenek lampir didepannya

"Nggak usah sok nggak butuh sensasi deh lo. Cewek kayak lo memang begitu. Cari sensasi, tebar pesona dan sok jual mahal" ucap Clara meledek Flo

Banyak anak yang berada di kantin memerhatikan ke arah meja Flo yang terjadi perdebatan. Brian yang datang sambil diikuti pedagang baso sambil membawa nampan langsung melihat perdebatan itu

"Jaga mulut lo. Ciri ciri yang lo sebutin barusan lebih pantas buat lo" sahut Devan tak bisa diam melihat ucapan kasar cewek didepannya kepada Flo

"Lo nggak usah ikut campur mentang mentang lo pacarnya. Gue berurusan sama Flo" tunjuk Clara dengan telunjuknya di depan muka Devan

"Jaga sikap lo sialan!! Jangan berani lo tunjuk tunjuk gue" geram Devan dengan aura tajamnya. Nyali Clara menciut melihatnya. Namun dia segera menormalkan raut wajahnya

"Kalo lo nggak mau nggak usah ikut campur!! Liat aja Flo, lo bakal dapat balasan dari gue" ucap Clara mengancam Flo. Flo tak takut, dia akan menerima itu

"Balasan lo yang kedua" jawab Flo

"Maksud lo apaan?" Tanya Clara tak mengerti ucapan Flo

"Lo kan yang iket mata gue waktu camping dan lo bikin gue tersesat dengan ninggalin gue sendirian" ucap Flo. Clara berkeringat dingin dan kaget

"L-Lo jangan asal nuduh. Mana bukti kalo gue yang culik lo?" Tantang Clara dan Flo tersenyum sinis

"Gue tahu dari kuku lo. Gue sempat megang tangan lo dan kuku orang yang culik gue kukunya panjang seperti lo"

"Bukan gue aja yang kukunya panjang" elak Clara

"Masuk akal alasan lo. Dan gue juga menemukan kalo cewek yang narik gue memakai cincin di tangan kanan di jari tengah dengan permata kecil" ucap Flo

Devan mengambil tangan kanan Clara dan melihat bukti yang dikatakan Flo. Memang benar, tangan Clara memakai cincin di jari tengah dengan permata kecil

"Nggak gue aja yang pakai cincin begini. Pasti ada yang makai cincin kayak gini dengan memakainya di jari tengah" elak Clara lagi yang sudah gugup. Dia tak bisa meremehkan Flo yang notabenenya musuhnya dari kelas 10

"Oke. Gue punya satu bukti dan mungkin itu bisa menjadi bukti bahwa lo orang yang culik gue" jeda Flo menarik nafas. Semua yang nonton penasaran dengan lanjutan omongan Flo

"Gue cium parfum orang yang culik gue. Parfumnya beda dari biasanya. Bau parfumnya rose bercampur sunflower. Gue bisa cium bau parfum lo itu dari tempat gue berdiri. Dan parfum lo pake pernah dipakai Laila. La, coba lo cium bau parfumnya" ucap Flo

Laila yang berdiri paling dekat dengan Clara mencium bau parfum itu. Dan mata Laila membulat, bau parfumnya sama dengan parfum sebelum dia pakai. Parfum rose dengan campuran sunflower.

"Jadi lo yang bikin Flo tersesat?" Tanya Laila dengan nada suara meninggi

"G-gue..."

"Udah jelaskan kalo lo yang culik gue. Gue kasih saran dari lo, lo salah milih lawan" ucap Flo tersenyum sinis. Clara diam bungkam

"Gue bakal laporin lo ke guru" ucap Laila. Laila sungguh marah dengan sikap Clara

"Lo balik sana" usir Devan. Clara pun berlari meninggalkan kantin. Tempat dimana kebenaran dan dirinya malu disana

"Oke oke. Ayo makan. Gue laper" ucap Flo dan semua duduk di tempat masing masing dan makan menikmati baso

"Hebat banget lo. Salut gue" puji Nathan menatap Flo

"Flo gitu" ucap Flo dengan percaya dirinya

"Gue kalo jadi lo nggak sampai mau cium parfumnya saking paniknya" ucap Laila

"Pacar gue" seru Devan mengelus kepala Flo dengan sayang. Flo tersenyum

"ALAY"

SEE YOU NEXT CHAPTER

When LOVE TalkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang