WLT - 14

5.7K 321 1
                                    

Flo berjalan keluar mobil bersama Alvian.

"Woyy Al" sapa suara berat dibelakang mereka berdua. Reflek mereka berdua serempak menengok ke belakang

"Kenapa Vin?" Tanya Alvian kepada Kevin yang menyapa Alvian tadi.

"Gue nanti kerumah lo langsung pulang sekolah. Kita belajar bareng"

"Oke deh. Ntar lo ikut gue sama Flo pulang"

"Oke deh. Hai Flo, luka lo udah sembuh?" Tanya Kevin seraya tersenyum kearah Flo

"Lo bisa liat sendiri. Tapi udah mendingan"

"Al, kenapa lo bisa ya punya adik kayak dia? Sadis amat" ucap Kevin setengah berbisik kepada Alvian

"Gue bisa denger" ucap Flo. Alvian terkekeh kecil melihat Flo menunjukkam raut kesal

"Lo gemesin banget sumpah" Kevin lalu mencubit pipi kanan Flo dengan tampang cerianya. Flo mengaduh sakit saat Kevin mencubitnya.

Kevin langsung menarik tangannya dari pipi Flo. Flo menatap tajam Kevin dan dibalas wajah tanpa dosa milik Kevin

"Lo ngapain nyentuh nyentuh gue? Pegang pipi segala lagi. Modus lo" ucap Flo kesal sambil mengusap pipi kanannya.

"Lo lucu kalo lagi kesel"

"Modus lo Vin. Lo nggak usah deh ganggu adik tercinta gue. Ayo kita ke kelas. Flo, kakak ke kelas ya bareng nih monyet" ucap Alvian sambil mengapit leher Kevin dengan lengannya

"Bagus kak. Sekalian lo antar tuh curut ke Antartika"

"Sialan lo" ucap Kevin sambil pasrah berjalan mengikuti Alvian

Flo tak menyadari bahwa ada yang memerhatikan dia sedari tadi dengan tatapan tajam dengan aura yang menakutkan.

Flo berjalan menuju kelasnya. Dia tak peduli pandangan mata yang ia dapatkan. Dia terus berjalan lalu dia memasuki kelas. Dia duduk di kursinya sambil menaruh tasnya diatas meja

"Tumben Laila belum datang" gumam Flo

BUKK

Suara benda terjatuh terdengar keras. Penghuni kelas menatap kesumber suara. Dia melihat Devan melempar buku ke meja Flo.

"Tuh buku lo. Makasih" ucap Devan dengan singkat

"Lo minjem barang orang, kembaliin baik baik dong. Enak aja lo asal lempar kayak tadi" ucap sinis Flo sambil menatap tajam Devan

"Gue udah berusaha kasih dengan cara baik. Tapi gue nggak bisa"

BRAK

Flo mendebrak meja. Dia kesal dengan tingkah dan juga ucapan Devan yang menurutnya kasar.

"Lo nggak tahu terima kasih ya. Gue udah kasih pinjemin buku"

"Makasih"

"Sialan lo!!" Umpat Flo.

Flo berjalan mendekati Devan yang berada di depannya.

BUGGH

Flo menendang kaki Devan. Devan menunduk dan memegang lututnya yang ditendang Flo dengan keras.

"Rasain lo" Flo tertawa sinis melihat Devan kesakitan.

Devan tak terima pun langsung mencubit pipi Flo. Dia sebenernya pingin memukul Flo,  tapi karena Flo cewek, dia memilih mencubit pipi yang entah bikin dia gemes

"Sialan lo!! Lepasin" teriak Flo sambil memukul tangan Devan yang mencubit pipi Flo.

Devan hanya tersenyum sinis. Melihat itu, membuat Flo kesal. Flo menjambak rambut Devan yang terasa lembut di tangannya.

"AAKKKHHHH!!" teriak Devan saat Flo menariknya dengan sangat keras. Tak bisa dipungkiri, tenaga Flo lumayan untuk ukuran cewek.

"Rasain lo!! Lepasin nggak tangan lo dari pipi gue"

"Lo duluan lepasin tangan lo dari kepala gue"

Flo menarik tangannya dari rambut Devan. Devan pun langsung menarik tangannya dari pipi Flo.

Mereka terdiam beberapa detik dan tiba tiba....

BUGGH

Flo memukul Devan dengan tasnya yang lumayan berat itu. Devan mengaduh sakit.

"Aaww... Flo" teriak Devan sambil melindungi kepalanya.

Flo mendorong Devan dan Devan terjatuh di lantai. Semua murid shock dan langsung mendekat menyaksikan perkelahian yang menurut mereka seru.

Flo duduk diatas badan Devan. Flo lalu memukul Devan tanpa ampun. Walaupun tangannya masih diperban, dia tak pantang untuk memukul Devan. Flo melampiaskan rasa kesal dan khawatirnya terhadap Devan dengan memukul Devan.

"ASTAGA FLO, DEVAN!!!" teriak suara bariton. Semua murid yang melihat perkelahian mereka menghadap kearah pintu dan disana ada Pak Andra

"KENAPA KALIAN BERKELAHI? SEKARANG IKUT BAPAK KE RUANG GURU" Pak Andra berjalan keluar meninggalkan kelas.

Flo menatap Devan sinis dan tajam, Devan membalas tak kalah tajam. Mereka masih dalam posisi tadi.

"Sampai kapan kalian bangun? Woy kalian cepet keruang guru" teriakkan Laika itu menyadarkan mereka. Flo bangun dari posisi itu dengan malu dan Devan juga, namun Devan menutupinya dengan wajah datarnya.

Mereka berjalan keluar kelas dan menyusuri koridor. Semua murid melihat mereka dan berbisik ria. Flo mendengus kesal dan berjalan bersama Devan menuju ruang guru.

"Kalian kenapa berkelahi?" Tanya Pak Andra saat melihat mereka berdua tengah berdiri di hadapan mereka

"Devan duluan pak. Dia ngembaliin buku saya dengan tidak baik dan mencubit pipi saya. Saya tak terima, langsung memukulnya" ucap Flo dengan nada santai

"Apa bener Devan?" Tanya Pak Andra tegas menatap Devan. Devan hanya cuek

"Iya pak"

"Kalian ini. Flo, kamu itu perempuan, seharusnya kamu bersikap sewajarnya. Tidak dengan berkelahi sama Devan begitu. Dan kamu Devan, kapan sifat burukmu berubah, hah? Bapak sudah ingatkan untuk mengurangi sikapmu yang buruk itu jika kamu mau naik kelas"

"Iya pak" ucap mereka serempak. Pak Andra menghela nafas panjang dan memijit pelipisnya

"Kalian boleh kembali ke kelas"

Flo dan Devan melangkah keluar ruang guru. Sunyi, tak ada percakapan yang terjadi.

"Gara gara lo gue dipanggil ke ruang guru" ucap Flo dengan sinis

"Lo juga. Gara gara lo mukul gue, gue harus masuk ruang guru lagi" ucap Devan tanpa melihat Flo

"Lo duluan kasih buku gue nggak bener" balas Flo tak mau kalah

"Ini semua gara gara lo. Lo bikin mood gue hancur, kenapa sih tadi pagi lo deke--" Devan langsung membungkam mulutnya. Dia hampir keceplosan

"Deke-- apa? Ngomong tuh yang jelas"

"Nggak ada" Devan berjalan melangkah meninggalkan Flo sendirian. Flo menatap punggung yang menjauh. Flo bingung dengan ucapan Devan tadi.

Flo tak melakukan apapun tadi pagi bersama Devan. Terus kenapa moodnya buruk karena dirinya?

"Dia memang aneh" gumam Flo

Flo malas memasuki kelas. Toh dia sudah telat masuk dan Laila mungkin sudah mengizinkannya

Flo melangkahkan kakinya menuju rooftop sekolah. Tempat biasanya membolos atau menenangkan dirinya.

Flo membuka pintu itu. Dia melihat seorang lelaki membelakanginya. Flo melangkah memdekat. Flo melihat cowok itu tengah merokok. Flo melangkah mendekat karena penasaran dengan sosok itu.

Dia melangkah mendekat dan Flo sekarang mengenali wajah cowok itu.

"Elo...."


SEE YOU NEXT CHAPTER

When LOVE TalkedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang