TIGA BELAS

1.7K 118 35
                                        

Angin sore membelai lembut rambut gadis yang tengah terduduk anggun di bangku taman kota. Gadis itu menyelipkan anak-anak rambut yang menutupi wajah manisnya ke belakang daun telinga.

Ia mengeratkan cardigan-nya untuk mengurangi rasa dingin yang menerpa tubuhnya. Jika tau begini, ia tidak perlu repot-repot untuk datang ke taman kota. Lebih baik berada di rumah. Setidaknya ia dapat menghangatkan tubuhnya dengan selimut tebal dan secangkir susu jahe kesukaannya.

"Sharon?!"

Suara berat milik lelaki itu sangat familiar di telinga Sharon. Ia mengangkat kepalanya, mencoba untuk melihat wajah lelaki itu.

Namun ...

Semuanya gelap.

Sharon adalah gadis tunanetra yang saat ini sedang menyandang gelar sebagai kekasihnya Andre. Lima tahun yang lalu, ia dan keluarganya mengalami kecelakaan yang tragis. Kedua orangtua dan adik Sharon tewas di tempat. Jonathan-- kakak laki-laki Sharon juga mengalami gangguan psikologis akibat tidak dapat menerima kenyataan pahit yang menimpa keluarga mereka.

Jonathan selalu mengurung diri di dalam rumah. Ia tidak pernah mau keluar dari zona amannya. Keadaan Jonathan begitu menyedihkan. Wajahnya banyak ditumbuhi oleh bulu-bulu halus yang menggelikan tubuh. Matanya juga tampak sayu. Badan lelaki itu pun sangat kurus, barangkali kekurangan gizi. Rambut Jonathan juga mulai memanjang. Mungkin hampir sebahu. Ia benar-benar mirip Alien yang menyamar sebagai manusia.

Ia pantas dijuluki sebagai lelaki buruk rupa.

Berbeda dengan Sharon. Ia tampak bahagia menjalani kehidupannya. Ia tidak ingin terus berlarut dalam kesedihan. Sharon juga mempunyai masa depan yang harus diraihnya. Meskipun awalnya ia tidak dapat menerima keadaannya seperti sekarang, tetapi lambat laun ia menjadi terbiasa.

Takdir untuk dijalani, bukan untuk dihindari ataupun disesali- Sharon Hapukh.

Saat ini Jonathan dan Sharon tinggal bersama seorang pembantu tua yang sedari dulu selalu merawat mereka. Sharon sudah menganggap bibi tua itu sebagai pengganti almarhum ibunya.

Mereka bertiga tinggal di sebuah kontrakan kecil yang berada di pinggir kota Jakarta. Namun, tidak masalah. Sharon tetap mensyukuri itu. Setidaknya ia merasa beruntung karena telah diberi kesempatan untuk menjalani dan menata hidupnya kembali.

"Apa kau membawakan pesanan ku?" tanya gadis itu kepada pria yang berada di sampingnya.

Andre tersenyum.

"Iya sayang, aku membawanya. Kau ingin ice cream rasa apa? Strawbery atau cokelat?" Sharon berdecak kesal. Apa ia sedang dipermainkan oleh kekasihnya sendiri? Oh ayolah, seharusnya Andre tidak menanyakan tentang hal itu.

"Ah! Kau bahkan melupakannya," Sharon mengerucutkan bibirnya, membuat Andre mencubit pipi gadis itu dengan gemas.

"Aku hanya bercanda sayang, mana mungkin aku melupakan makanan kesukaanmu. Jika aku melupakan itu artinya aku melupakan dirimu juga, dan aku pastikan hal itu tidak akan pernah terjadi."

Pipi Sharon bersemu merah. Ia merasa malu sendiri. Andre yang melihat itu hanya tersenyum lebar sembari mengacak-acak rambut gadisnya itu dengan sangat lembut.

Andre membuka bungkusan ice cream rasa strawbery, lalu memberinya kepada Sharon.

Untuk beberapa saat mereka saling membungkam suara, menikmati semilir angin sepoi ditemani dengan secorong ice cream yang menjadi favorite mereka.

Behind The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang