Bel masuk sudah berbunyi lima menit yang lalu, tapi Vano masih asik duduk di atas rooftop dengan pikirannya sendiri, sedangkan kedua sahabatnya sudah kembali ke kelas saat bel berbunyi tadi. Beberapa detik kemudian Vano bangkit dari duduknya.
"Nggak lucu dah kalo hari pertama gue udah dihukum aja" gumam Vano.
Vano berjalan santai menyusuri koridor yang ternyata sudah sepi karena mungkin para siswa sekarang berada di dalam kelas masing-masing.
Brukk!!!
Merasa ada yang menabrak dirinya dari belakang Vano refleks memutar badannya untuk memastikan siapa yang menabraknya tadi, dan yang dia dilihat adalah seorang gadis asing yang belum pernah dilihat Vano sebelumnya atau memang selama ini dia tidak bertemu dengannya di sekolah?.
Gadis itu mengendong tas berwarna coklat dengan rambut dikucir kuda, dan kini ia sudah terduduk di lantai.
"Aww," pekik gadis itu. "Heh, kok kamu malah bengong sih bantuin kek."
"Hah? Bantuin? Peduli apa gue sama lo?" ucap Vano datar namun ketus.
Gadis itu mengerucutkan bibirnyna dan berusaha berdiri "Dasar cowok nggak bertanggung jawab, udah nabrak segala nggak mau bantuin lagi."
"Yang ada lo yang nabrak gue, bukan gue yang nabrak lo. Dasar cewek aneh."
"Kok kamu malah nyalahin aku, sih?" ujar gadis itu sambil berkacak pinggang.
"Lah, emang lo yang salah, pake nyolot segala lagi" Vano mengaitkan kedua alisnya lalu pergi meninggalkannya tanpa menunggu balasan dari gadis itu.
"Heiii tungguin.." gadis itu berlari mengejar Vano yang sudah meninggalkannya. Tangannya kini berhasil meraih lengan Vano.
"Apaan sih lo pegang-pegang, gatel-gatel ntar gue," Vano menepis tangan gadis serba coklat itu.
"Lebay banget sih kamu jadi cowok. Anterin aku ke kantor guru" pintanya memelas.
"Ga, nggak ada faedahnya gue nganterin lo," Vano kembali melanjutkan langkahnya.
"Iya-iya tadi aku yang salah aku minta maaf deh, tapi anterin aku ya pliss" gadis itu kembali memelas.
"Nah, itu tau lo yang salah"
Gadis itu mendengus, menatap malas ke arah cowok di depannya. "Iya, aku yang salah. Buruan, yuk"
Terpaksa Vano mengantar gadis itu ke kantor guru, itung-itung bisa bolos pelajaran sebentar pikirnya.
"Tuh kantor guru, gue mau balik ke kelas" ujar Vano sambil menunjuk salah satu ruangan.
"Hmm, makasih Stevan. Nama kamu keren ya kaya orang luar negri ehh, kamu bule ya? Muka kamu tu ya keliatan bule-bule gitu." Oceh gadis dengan kucir kuda setelah membaca badge nama Vano yang ada dibajunya.
Vano memutar bola matanya malas, "Panggil gue Vano."
Tanpa menunggu jawaban gadis itu Vano langsung berjalan kembali ke kelas. Gaduh. Kelas Vano hari ini sangat gaduh.
Karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah lagi, jadi seperti biasa setelah libur panjang para siswa akan mendapatkan free class a.k.a jam kosong. Dan hari ini dimanfaatkan para siswa untuk menikmati free class sebelum kembali berteman dengan tugas-tugas yang nauzubillah banyaknya.
Vano mengaitkan kedua alisnya saat memasuki kelas yang sudah gaduh melebihi pasar terlebih saat dirinya melihat Putra yang bernyanyi dengan suara yang bisa dibilang hancur, di sampingnya ada Gefran memegang sapu yang digunakan sebagai gitar.
Belum lagi teman-temannya yang lain berjoget ria seolah-olah mereka sedang nonton konser. Vano tak habis pikir kenapa dirinya bisa satu kelas dengan anak-anak gesrek seperti mereka.
"Vano sini deh kita konser bareng-bareng" ajak Gefran saat melihat Vano diambang pintu.
"Apa sih tapir norak tau nggak" ucap Vano geleng-geleng kepala lalu menuju bangkunya.
"Yelahh, dasar bule nggak asik" cibir Putra yang dibalas tatapan mematikan oleh Vano.
Beberapa menit berlalu dan mereka masih asik dengan konser dadakan yang diadakan oleh Putra dan Gefran, sedangkan Vano sudah bosan dengan tingkah konyol teman-temannya. Konser itu berakhir saat seseorang membuka pintu kelas.
"Astaga.. Putra Gefran turun kalian!!" ucap Bu Linda, salah seorang guru BK yang super galak.
Vano yang mendengar suara itu mendongakkan kepalanya yang tadi sempat ia tenggelamkan di atas meja. Putra dan Gefran langsung turun dengan cengiran tanpa dosa mereka.
"Mampus lo," bisik Vano pada kedua sahabatnya dengan kekehannya.
"Baik, anak-anak ibu akan memberitahukan bahwa hari ini kita kedatangan teman baru," Bu Linda memulai pembicaran "Ayo masuk" ucapnya pada seseorang yang masih berada di luar.
Detik berikutnya seorang gadis dengan senyum manis yang tersinggung di bibirnya itu masuk ke dalam kelas. Seketika kelas kembali riuh, namun Vano tak memperhatikan apa yang sedang terjadi di dalam kelasnya ia sudah kembali membenamkan kepalanya di atas meja.
"Haii perkenalkan nama saya Olivia Amandhita Akasha, teman-teman bisa panggil saya Olive saya pindahan dari Bandung." gadis itu memperkenalkan dirinya di depan dengan seulas senyum manis.
"Ada yang ingin ditanyakan?" tanya Bu Linda.
"Haii Olive gue Maya" ucap gadis yang duduk di tengah memperkenalkan diri.
"Bagi idline dong" Raka tak kalah heboh.
"Udah punya pacar?" tanya Bevan yang malah mendapatkan sorakan dari semua siswa.
"Apaan sih kalian sirik aja" Bevan membela diri.
"Sudah-sudah kenalannya nanti saja, Olive kamu duduk di sana ya" ucap Bu Linda sambil menunjuk bangku yang masih kosong, tepat di seberang bangku milik Vano.
Olive mengangguk tanda mengerti lalu melangkah menuju bangku yang dimaksud bu Linda namun tiba-tiba matanya terfokus pada cowok yang sedari tadi menundukkan kepalanya.
"Sstt Van cewek tu," bisik Gefran yang duduk di samping Vano sambil menyikut lengannya.
"Hmm? Ngomong apaan lo barusan?" Vano mendongakkan kepalanya.
"Tuh anak baru, cantik lagi" Gefran mengendikkan dagunya membuat Vano menoleh ke samping untuk melihat siapa anak baru itu.
Dalam hati Vano berharap itu bukan cewek aneh serba coklat yang menabraknya tadi di koridor, namun hasilnya nihil. Harapan Vano pupus sudah, saat mengetahui siapa yang dimaksud oleh Gefran.
"Elo..?" Vano membelalakkan matanya "Asstagaa dunia ini sempit banget ya, dimana-mana kenapa gue ketemu lo sih? Kaya nggak ada yang lain aja."
Gadis itu sama terkejutnya dengan Vano, ia tidak menduga ternyata ia satu kelas dengan cowok yang tadi pagi ditabrak olehnya. "Menurut kamu, aku mau apa satu kelas sama kamu?" cibirnya.
"Jadi, kalian..."
Bersambung..
Gimana bab ini? Tinggalin jejak yaa:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanolive [ NEW VERSION ] HIATUS
Teen Fiction[VERSI BARU] Bimbang. Satu kata yang mewakili cerita ini. Kenapa? Karena di sini kalian akan merasakan suka sekaligus benci disaat yang bersamaan. Siap bertemu dengan mereka yang akan membuatmu jatuh hati dalam sekejap lalu menjatuhkan hatimu samp...