13 :: Rain

1.6K 180 52
                                    

Seorang cowok dengan manik mata hitam pekat melangkahkan kakinya santai. Tangannya membawa setangkai bunga mawar putih, bunga kesukaan seseorang yang sangat ia sayangi hingga kini dan sampai kapan pun.

Cowok itu tidak henti-hentinya mengukir senyum meskipun sekumpulan awan hitam berkumpul di langit, dia tetap melanjutkan langkahnya.

Tangan cowok itu memegang knop pintu berwarna putih di depannya dan membukanya pelan.

Ia memasuki ruangan itu, ruangan yang memiliki bau khas dengan suasana yang begitu sunyi hanya suara alat-alas khusus yang masuk ke indera pendengaran cowok itu saat ia melangkahkan kakinya ke dalam.

Cowok berambut hitam yang terlihat dominan dengan manik matanya itu tersenyum sekilas menatap seseorang yang ada di dalam ruangan itu, ia berjalan mendekati gadis yang terbaring di atas ranjang dengan mata yang terpejam.

Sudah lama rasanya ia tidak melihat mata indah gadis itu, sudah hampir dua bulan gadis itu tertidur.

Cowok itu mengambil bunga yang ada di dalam vas bening berisi air, bunga yang dibawanya beberapa hari yang lalu kini sudah mulai terlihat layu, ia menggantinya dengan setangkai bunga mawar putih yang di bawanya sedari tadi.

Cowok dengan manik mata hitam pekat itu mendudukkan badannya pada kursi yang ada di dekat ranjang, tanganya mengusap pelan pucuk rambut gadis itu. Tangan hangatnya menggengam erat tangan gadis itu berusaha menyalurkan kehangatan agar gadis itu segera bangun dari tidur panjangnya.

Cowok itu-Fio, menghela napas resah. Mata teduhnya mengamati setiap lekuk wajah gadis di depannya.

"Kapan lo bangun? Udah lama lo tidur, gak capek emang?" Fio bermonolog.

Cowok itu memperlihatkan senyum sendu menatap gadis yang masih asik menutup matanya. "Gue bawain bunga kesukaan lo. Lo inget, lo pernah bilang kalo lo suka mawar putih karena bunga itu cantik? Bunga itu kaya lo, dia cantik."

"Gue kangen sama lo, semua berubah sekarang," cowok itu menundukkan kepalanya.

"Sebenernya gue yang berubah, gue bukan Fio yang dulu. Gue bukan lagi Fio yang dulu lo kenal, jadi gue mohon lo balik lagi. Gue pengen lo buka mata lo dan bantu gue buat jadi Fio yang dulu lagi." Fio mencium punggung tangan gadis itu yang terasa dingin cukup lama.

"Gue tau lo sayang sama dia, tapi lo harus tau kalo di sini ada gue yang selalu ngejagain lo. Gue selalu takut saat lo bangun dan lo udah gak kenal lagi sama gue tapi lo masih inget semua tentang dia yang bahkan gak pernah ada buat lo sekarang."

Fio cukup lama ada di ruangan itu dan mengatakan apa saja yang selama ini ia rasakan pada gadis yang bahkan tidak merespon sedikitpun dari semua curahan hati cowok itu.

Namun, ia selalu merasa lega saat selesai mengatakan apa yang ingin ia katakan pada gadis itu.

Tanpa Fio sadari seorang cowok berambut coklat sedari tadi mendengarkan semua yang dikatakan cowok itu dari balik celah pintu.

Cowok itu tau sebenarnya Fio bersikap berandal hanya untuk menutupi sisi rapuh pada dirinya yang ia sendiri tidak menginginkan orang lain tahu itu.

Cowok itu memegang erat sebuket bunga yang ia bawa, cowok berambut coklat itu selalu datang mengunjungi gadis yang ada di dalam sana, hal yang setiap harinya ia lakukan tanpa diketahui orang lain terutama Fio.

Langkahnya terhenti saat mendengar suara seseorang dari dalam ruangan itu. Detik berikutnya cowok itu melangkah menjauh dari depan pintu, memberi waktu untuk Fio di dalam.

***

Semilir angin menyapu wajah cowok yang kini memejamkan matanya dan duduk di salah satu bangku bercat putih yang ada di taman rumah sakit itu.

Vanolive [ NEW VERSION ] HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang