Sinar matahari mengintip malu-malu melewati celah jendela kamar gadis bermata abu yang masih asik bergulat dengan selimut tebal, yang hampir menutup seluruh tubuh gadis itu.
Ini sudah kesekian kalinya wanita yang terlihat anggun itu memasuki kamar putrinya.
Della menghela napas melihat gadis itu belum juga beranjak dari tempat tidurnya.
"Olive, bangun sayang," Della mengguncang pelan lengan putrinya.
Gadis itu hanya bergumam dan kembali menarik selimut menutup seluruh tubuhnya.
Wanita paruh baya itu menggelengkan kepalanya.
"Ayo bangun, ini udah siang nanti terlambat." Della menarik selimut yang menutup seluruh badan Olive.
Gadis itu mengucek matanya sambil menguap. "Ini jam berapa sih, ma?"
"Udah jam enam lebih limabelas menit," wanita itu menunjukkan jam beker yang ada di atas nakas samping ranjang.
Gadis itu bangun dan kini benar-benar membuka matanya sempurna.
"Hah?" Olive merebut benda berwarna coklat dari tangan Della.
"Kok mama gak bangunin dari tadi sih!" gerutu Olive, turun dari ranjang berukuran queen-size miliknya.
Hampir saja gadis itu terjatuh karena kakinya masih tertutup selimut.
"Mamah udah bangunin kamu dari tadi. Kamunya aja yang gak dengerin."
Wanita itu menggelengkan kepalanya menatap putrinya yang berlari menuju kamar mandi.
Menit berikutnya suara sepatu yang sedang beradu dengan lantai terdengar menuruni anak tangga.
Gadis itu masih sibuk merapikan baju sekolahnya tanpa memperhatikan langkah kakinya.
Untuk yang kedua kalinya hampir saja ia terjatuh karena menginjak tali sepatunya sendiri yang belum ia ikat.
Untung saja Olive masih dapat menjaga keseimbangan tubuhnya.
Gadis itu duduk pada salah satu kursi yang ada di ruang makan.
Tangannya memegang segelas susu coklat kesukaannya dan meneguknya.
Olive memang masih sibuk dengan acara minum susunya namun, matanya meneliti seluru penjuru ruangan.
Gadis itu meletakkan gelas yang isinya hanya tinggal setengah.
"Papa mana, mah?" matanya kini terfokus pada wanita yang sibuk mengoleskan selai blueberry pada selembar roti tawar.
"Udah berangkat" jawab Della.
Gadis itu meniup poninya membuat rambut poninya bergerak ke atas.
"Selalu aja." Gadis itu kembali meneguk susu coklatnya.
"Olive berangkat dulu, mah."
"Sarapan dulu sayang" perintah Della.
"Gak sempet mah, udah telat nih." Olive meraih tangan wanita itu lalu menciumnya.
"Makanya kalo disuruh bangun langsung bangun."
"Iya-iya mah, Olive berangkat. Assalamualaikum." Teriak gadis itu sambil berlari keluar rumah.
"Waalaikumsallam."
***
Cowok berambut coklat itu kini sudah duduk disalah satu bangku yang ada di kantin.
Tangannya sibuk menggaduk gelas berisikan jus alpukat agar susu coklat yang dituangkan di atas jus itu bercampur.
Mata tajam cowok itu menatap lurus ke meja yang ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanolive [ NEW VERSION ] HIATUS
Teen Fiction[VERSI BARU] Bimbang. Satu kata yang mewakili cerita ini. Kenapa? Karena di sini kalian akan merasakan suka sekaligus benci disaat yang bersamaan. Siap bertemu dengan mereka yang akan membuatmu jatuh hati dalam sekejap lalu menjatuhkan hatimu samp...