Gadis berambut coklat itu duduk sendirian, badannya bergerak mengikuti gerakan ayunan yang didudukinya.
Ia bersenandung pelan. Kedua tangannya berpegangan pada sisi ayunan.
Gadis itu tidak menghiraukan udara dingin yang menyapu lembut kulit pucat pasinya.
Di sisi lain cowok yang mempunyai tatapan tajam berjalan dengan kedua yang dimasukkan ke dalam saku jaket biru dongkernya.
Entah kebetulan atau apa, dirinya bertemu gadis itu. Cowok itu berjalan mendekati gadis yang sedang duduk sendirian di ayunan.
Wajah cowok itu terlihat datar seperti biasa. Tapi perasaannya senang sekarang.
"Hey," sapanya, cowok itu memegang sisi ayunan yang di duduki Olive.
Olive yang terkejut sontak menoleh dan menampakkan senyum manisnya "Hai,"
Cowok berambut pirang itu ikut duduk pada ayunan di samping Olive duduk.
Cowok itu menggerakkan kakinya agar ayunan yang didudukinya bergerak pelan.
"Lo, ngapain di sini?" tanya cowok itu menolehkan kepalanya.
Olive ikut menoleh ke arah cowok itu sebelum kembali menatap lurus ke depan. "Bosen aja di rumah."
Cowok itu menautkan kedua alis tebalnya. "Lo emang gak takut sendirian di sini?"
Olive terkekeh mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut cowok di sampingnya.
"Takut? Kenapa mesti takut?"
Gefran-cowok itu mengendikkan bahunya tidak tahu.
"Lo sering ke sini?" tanya Gefran.
Olive menatap ke atas dengan kedua alisnya yang menyatu "Kadang, sih"
Gefran hanya mengangguk.
Cowok bermata tajam itu mendongak menatap langit yang malam ini dipenuhi dengan bintang.
Detik berikutnya matanya terfokus pada gadis yang kini sedang menunduk menatap kakinya yang ia gerakkan.
"Liv?" panggil Gefran.
"Hmm?" gadis itu menatap Gefran yang juga sedang menatapnya.
"Kenapa?"
Gefran nampak diam untuk sesaat.
"Apa yang lo suka?"
Gadis bermata abu itu mengangkat sebelah alisnya, detik berikutnya Olive nampak berpikir.
Seulas senyum terukir di wajah gadis itu setelah diam sesaat. "Em, aku suka coklat."
Namun, gadis itu menggerutkan dahinya.
"Tunggu, tapi aku juga suka hujan. Kalo hujan coklat lucu kali ya?" Olive membayangkan apa yang dipikirkannya.
"Ada-ada aja. Mana ada hujan coklat,"
Keduanya terkekeh kemudian. Gefran tidak percaya terkadang gadis itu terlihat seperti anak kecil yang menggemaskan tapi terkadang dia bersikap dewasa.
Gadis itu selalu terlihat ceria dengan segala canda tawanya namun, dari sorot matanya Gefran dapat menangkap kesedihan di dalam diri Olive.
Kesedihan dan kerapuhan yang mungkin tidak ingin gadis itu perlihatkan pada oranglain.
Dan dengan bersikap seolah-olah semua baik-baik saja mungkin kesedihan yang disimpannya tidak akan diketahui oranglain.
Tapi, bukankah itu namanya dia membohongi dirinya sendiri? Gadis itu selalu bisa membuat Gefran ingin mengenal lebih jauh lagi tentang gadis di sampingnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanolive [ NEW VERSION ] HIATUS
أدب المراهقين[VERSI BARU] Bimbang. Satu kata yang mewakili cerita ini. Kenapa? Karena di sini kalian akan merasakan suka sekaligus benci disaat yang bersamaan. Siap bertemu dengan mereka yang akan membuatmu jatuh hati dalam sekejap lalu menjatuhkan hatimu samp...