Jalanan masih begitu padat namun, cowok pemilik manik mata hitam pekat itu mengemudikan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata membelah jalanan dengan mudah.Dinginnya angin malam yang menembus hingga kaus di balik jaket jeans yang ia gunakan tidak diperdulikannya.
Matanya yang tajam menatap serius jalanan. Sampai pada akhirnya ia berhenti di sebuah bangunan.
Bangunan yang selalu di datanginya setiap hari bersama teman-temannya.
Juga tempat yang menjadi saksi bisu dirinya dengan seseorang, orang yang dulunya begitu dekat dengannya dan selalu ada untuk cowok itu.
Hingga sesuatu mengubah segalanya, entah siapa yang memulai lebih dulu.
Yang ia tahu sekarang mereka bukan lagi sahabat melainkan musuh yang salah satu dari mereka harus pergi.
Cowok berambut hitam yang terlihat dominan dengan manik matanya berjalan memasuki bangunan yang hanya diterangi lampu yang mulai meredup.
Matanya menatap dua cowok yang sedang duduk di atas sofa dengan kesibukan masing-masing.
Ia berjalan menghampiri kedua temannya itu, tangan mereka menggepal dan melakukan tos pelan.
"Dari mana lo? Tumben baru dateng?" tanya cowok berambut ikal.
"Ada urusan tadi" Jawab cowok itu santai.
Menit berikutnya ketiganya sibuk dengan pikiran masing-masing, sedangkan cowok bermata hitam itu merasakan sedikit pusing di kepalanya.
Mungkin ini efek karena minuman yang ia minum tadi padahal, cowok itu hanya minum sedikit hari ini namun, berhasil membuat cowok itu merasakan pusing.
Dulu dirinya memang bandel, sering berkelahi, sering balapan liar dan masih banyak lagi tapi tidak sampai minum seperti sekarang.
Karena dulu ada cowok yang selalu melarangnya untuk melakukan hal konyol seperti ini.
Namun, cowok yang dulu selalu mengingatkannya sudah pergi dan sekarang Fio tidak lagi menjadi Fio yang dulu.
Seketika memori saat dirinya bersama cowok itu berputar kembali memenuhi kepalanya.
Cowok bermata hitam pekat itu kini sudah tersungkur ke tanah. Matanya tertutup rapat menerima pukulan dua cowok yang lebih tua darinya.
Cowok itu sudah tidak kuat lagi untuk melawan bahkan untuk berdiri saja tubuhnya terasa begitu sakit.
"Woy!" suara lantang itu membuat dua cowok yang mendaratkan tinjunya pada Fio berhenti sejenak.
"Dasar pengecut beraninya keroyokan!"
Dua cowok itu menatap tajam ke arah cowok berambut coklat yang sudah berani mencampuri urusan mereka.
Keduanya berjalan mendekat dengan tangan yang menggepal kuat.
Tangan keduanya memberikan tinjuan pada cowok di depan mereka namun, cowok yang pada dasarnya pandai berkelahi itu dengan mudah menghindar.
"Gue gak suka ada senior yang nindas juniornya!" gertak cowok berambut coklat itu sambil membalas pukulan mereka.
Tinjuan kuat dari cowok itu berhasil membuat salah satu dari mereka tersungkur.
Cowok berambut coklat itu berusaha mengatur napasnya tanpa di sadari cowok berkulit agak gelap mendaratkan tinjunya pada wajah cowok itu dan berhasil membuat sudut bibirnya sobek.
Cowok itu menendang perut cowok yang tadi membuat sudut bibirnya robek.
Ketiga cowok itu saling mendaratkan tinju mereka sampai kedua cowok yang menyerang Fio itu berlari meninggalkan Fio dan cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanolive [ NEW VERSION ] HIATUS
Teen Fiction[VERSI BARU] Bimbang. Satu kata yang mewakili cerita ini. Kenapa? Karena di sini kalian akan merasakan suka sekaligus benci disaat yang bersamaan. Siap bertemu dengan mereka yang akan membuatmu jatuh hati dalam sekejap lalu menjatuhkan hatimu samp...