Dua orang cowok membuka pintu berwarna coklat, keduanya masuk ke dalam kamar dengan warna putih dan abu-abu yang mendominasi ruangan itu. Kamar itu selalu sama, tetap terlihat rapi walaupun pemiliknya terkesan berantakan.
Siapa pun yang ada di dalam ruangan yang lumayan besar itu pasti akan betah berlama-lama di sana.
"Hei bro!" seru cowok itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Membuat Vano terkejut dan langsung membuka matanya.
Cowok yang merasa terusik tidurnya menghela napas berat, cowok itu menoleh ke arah sumber suara. Seketika Vano memutar bola matanya malas.
"Lagi?" gumam cowok itu pada dirinya sendiri.
Dilihatnya dua orang cowok seusia dengan dirinya, cowok berambut hitam itu membawa sekantung plastik putih yang berisi makanan ringan dan snack yang cukup banyak.
Di belakangnya seorang cowok dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku jaketnya tersenyum tipis.
"Ngapain lu pada?" tanya Vano berusaha memposisikan badannya menjadi duduk.
Kedua cowok itu berjalan mendekat ke arah ranjang Vano. Cowok itu, Putra langsung naik ke atas tempat tidur Vano, seakan dia sedang berada di dalam kamarnya sendiri. Sedangkan, Gefran cowok itu mendudukkan badannya pada kursi yang ada di samping meja belajar Vano.
"Kita jenguk lo lah, ngapain lagi." Ujar Putra membuka kantong plastik yang sedari tadi dibawanya.
"Hah?" Vano mengernyit "Gak salah lo berdua jenguk gue?" Vano menatap bergantian kedua sahabatnya itu.
Putra menggelengkan kepalanya, anak itu masih sibuk membuka beberapa snack yang tadi dibelinya.
"Tumben, lo mau dateng bareng Putra?" ucap Vano pada Gefran.
Merasa pertanyaan itu di tujukan padanya, cowok itu mengalihkan tatapannya dari benda pipih berwarna silver yang sedari tadi menjadi fokusnya.
"Dipaksa" Gefran melirik ke arah Putra yang ada di atas ranjang Vano.
Seketika Gefran teringat kejadian beberapa menit yang lalu.
Seorang cowok berambut coklat itu sedari tadi duduk di balkon kamarnya dengan laptop berwarna merah di depannya. Jarinya bergerak mengikuti arah pikirannya, cowok itu asik menulis sesuatu pada laptopnya entah apa yang sedang ia tulis sekarang, hanya dia yang tahu.
Seketika seulas senyuman itu terukir di wajahnya, membuat siapa saja yang menatapnya tidak akan mau mengalihkan pandangannya. Cowok itu memang terkesan cuek dan dingin hanya senyum tipis yang sesekali terlihat di wajahnya. Sama seperti Vano, namun Vano lebih jail darinya.
Cowok itu mengalihkan pandangannya pada benda pipih yang ada di sampingnya, cowok itu menatap layar handphonenya ada sebuah notif. Cowok itu menghentikan kegiatan menulisnya dan membuka pesan tadi.
Putranata : Gef? ef? ran? Etdah gimana gue manggil lo-_-
Gefran d : ?
Putranata : anjirr dasar sempak kambing -_
Gefran d : kambing kgk pake sempak bego
Putranata : sesenengnya bang Gefran aja :(
Cowok itu terkekeh pelan tangannya kembali naik turun mengetikkan sebuah balasan kepada Putra. Bukan balasan yang panjang pastinya yang cowok itu ketik.
Gefran d : y
Putranata : bodo dah.
Putranata : lo dimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanolive [ NEW VERSION ] HIATUS
Teen Fiction[VERSI BARU] Bimbang. Satu kata yang mewakili cerita ini. Kenapa? Karena di sini kalian akan merasakan suka sekaligus benci disaat yang bersamaan. Siap bertemu dengan mereka yang akan membuatmu jatuh hati dalam sekejap lalu menjatuhkan hatimu samp...