"Apa kau tidak mencemaskannya, hyung?"
Rapmon mendesah mendengar pertanyaan itu. "Menurutmu apa yang sedari tadi kulakukan dengan benda ini?"
Pemuda itu kembali mengambil ponselnya yang sempat diletakan begitu saja diatas meja.
Jimin mengernyit tak paham mendengar pertanyaan balik itu.
"Aku berusaha mencari lokasi ponselnya tapi aku tidak bisa menemukannya. Sepertinya anak itu mematikan ponselnya."
Penjelasan itu berhasil membuat Jimin mematung ditempatnya.
Pemuda itu mengerjap beberapa kali berusaha meyakinkan diri jika pendengarannya memang masih berfungsi dengan baik kali ini.
-
Taehyung kembali berbaring diatas ranjang pasien.
Suntikan obat yang menembus kulitnya perlahan saat rasa sakit itu tiba-tiba menyerang menawarkannya untuk terjatuh pada alam mimpi yang lebih baik daripada kesakitan.
Pemuda itu menyerah dan berakhir terlelap karenanya.
"Ugh..." Taehyung melenguh pelan.
Jam didinding telah menunjuk angka delapan saat Taehyung kembali membuka mata.
Suara lenguhan kecil itu mengganggu ketenangan Dokter Seo yang sibuk membaca berkas-berkas dimeja kerjanya berseberangan dengan ranjang pasien yang ditempati Taehyung.
Pria itu meletakan kembali berkas ditangannya dan memilih menghampiri Taehyung.
"Apa terasa pusing?"
Taehyung lebih memilih untuk menegakan punggungnya terlebih dahulu sebelum ia mengangguk dan berujar dengan suaranya yang parau menjawab pertanyaan itu. "Sedikit."
Dengan seulas senyum, Dokter Seo mengangguk paham. Ia senang mengetahui Taehyung tak berbohong padanya. "Kalau begitu kuantar kau pulang. Ini sudah larut dan aku tak mungkin membiarkanmu pulang sendirian dalam keadaan seperti ini."
Taehyung mengangguk lemas. Ia terlalu tak bertenaga untuk berpura-pura kuat dan menolak tawaran itu. "Tapi, apa tidak merepotkan?"
"Tidak perlu sungkan, Taehyung-ah!"
-
Diruang tengah Dorm, tak ada yang berani buka suara membuat keheningan panjang menemani mereka.
Hingga helaan napas dari satu-satunya pria dewasa diantara mereka terdengar begitu jelas.
Manager Lee menatap satu persatu keenam member diiringi senyum kecutnya.
"Apa yang dikatakan Presdir Bang, hyung?" Rapmon menyuarakan pertanyaannya dengan tampang was-was. Takut akan jawaban yang akan mengecewakan.
Manager Lee mengusap wajahnya kasar. "Presdir marah karena kejadian hari ini dan beliau juga meminta kalian untuk menemuinya besok pagi."
Meski samar, helaan napas semua orang terdengar bersamaan tepat setelah jawaban itu terdengar.
"Hyung," Jimin angkat suara membuat semua perhatian teralih padanya.
Manager Lee lantas menatap pemuda yang duduk disamping kirinya itu. "Ada apa, Jimin-ah?"
"Apa mungkin come back kita akan ditunda karena ini?"
-
"Ini rumahmu?" Dokter Seo melirik keluar jendela mobil, menatap sebuah Rumah besar yang berdiri kokoh disamping kanan jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE
FanfictionAku hanya bisa menyembunyikan lukaku bukan, menyembuhkannya. - Taehyung (Complete)