"Kita akan mencari kemana lagi hyung?" Tanya Rapmon.
Pertanyaan pemuda itu keluar bertepatan dengan mobil yang mereka kendarai melaju meninggalkan daerah Rumah Sakit. Mereka hanya mampir sebentar untuk melihat kondisi Ayah Taehyung saat yang dicari tak dapat mereka temukan batang hidungnya disana. Mereka langsung memutuskan pergi tepat setelah keberadaan mereka telah melewati menit kelima belas di Rumah Sakit itu. Lagipula, mereka tak bisa berlama-lama karena waktu telah menunjuk lewat tengah malam.
"Apa kau tahu tempat lain yang mungkin anak itu kunjungi?"
Sebuah gelengan lantas menjawab tanya itu. Manager Lee pusing dibuatnya. Tak ada sedikitpun petunjuk tentang keberadaan Taehyung dan ia tak tahu harus kemana lagi mencari pemuda itu.
Manager Lee lalu menoleh, Rapmon lagi-lagi tertangkap menguap didepan matanya.
"Tidurlah jika kau lelah, Joon! Kita akan langsung kembali ke dorm. Hyung akan membangunkanmu jika sampai."
Rapmon mengangguk lemah. Ia membenarkan posisinya agar lebih nyaman dan memejamkan mata setelahnya.
-
"Hanya dengan melihatku, apa kau sungguh dapat mengenalku? Kau tidak pernah tahu apa-apa, Jungkook-ah."
Tatapan Taehyung menyendu kontras dengan nada datar yang digunakannya. Pemuda itu menggenggam gelas yang telah terisi cairan anggur miliknya erat.
Jungkook didepannya mulai mengepalkan kedua tangannya erat. Amarahnya mencuat karena mendengar kalimat yang dilontarkan Taehyung. Meski sadar mungkin itu adalah kenyataan. Jeon Jungkook tak pernah mengetahui apapun tentang Kim Taehyung.
Lalu, tawa mirisnya terdengar menyapu hening seluruh ruang. Jungkook menunduk, menjatuhkan tatapnya pada lantai.
"Itu karena kau hyung!"
Suaranya lirih tapi penuh penekanan. Kepalan kedua tangannya terurai perlahan bersamaan tulang lehernya yang kembali ia tegakkan. Jungkook beralih menatap Taehyung. Dengan sorot penuh sesal dan kecewa yang terlihat begitu jelas diwajahnya.
Yang ditatap bergeming. Hanya kelima jemarinya yang bergerak memegang badan gelas semakin mengerat.
"Bukan karena aku yang tak tahu apapun tapi karena kau yang tak ingin memberitahu. Seperti saat ini," Jungkook menghela napas. Memberi jeda keheningan beberapa saat, kemudian diisi derap langkahnya yang menggema samar hingga sampai ketelinga.
"Kemana kau menghilang?"
Jungkook telah berpindah posisi. Ia telah duduk disamping Taehyung saat suaranya kembali menyapa pendengaran pemuda berkulit tan itu. Menyerang Taehyung dengan pertanyaan yang sama yang diucapkannya beberapa saat lalu saat mereka berada di ruang tengah. Saat ia membuka mata dan mendapati Taehyung berada didekatnya, tepat didepannya. Taehyung yang mendengarnya lantas menoleh bersamaan dengan saliva pahit yang coba ia telan secara paksa.
Taehyung lalu terdiam saat mendapati Jungkook tengah menuang anggur kedalam gelasnya sendiri. Sama sekali tak menyadari sejak kapan botol itu telah berpindah ketangan pemuda itu.
Taehyung memperhatikannya. Bagaimana cairan berwarna merah itu mengalir secara perlahan guna mengisi kekosongan gelas. Secara tak sadar, Taehyung kembali menelan salivanya. Tenggorokannya terasa begitu kering tiba-tiba. Pasti menyenangkan jika cairan dengan aroma lezat itu telah mengalir ditenggorokannya. Membawa efek yang tak biasa pada tubuhnya dan jika bisa membuatnya mabuk hingga dapat membuatnya lupa pada segala hal untuk sesaat. Taehyung hanya ingin mengosongkan pikirannya.
Dan, Tatapan pemuda itu pun jatuh pada gelas berisi anggur yang masih utuh berada ditangannya.
"Kau tidak ingin menjawabnya? Apa aku perlu mengulanginya sampai tiga kali?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE
FanfictionAku hanya bisa menyembunyikan lukaku bukan, menyembuhkannya. - Taehyung (Complete)